Faktor Sosial-ekonomi Socioeconomic Factors

Gambar 2.1 Tren Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Neonatal di Daerah Rural Indonesia Tahun 2002-2012 Sumber: BPS ORC Macro, 2003 ; BPS Macro International, 2008; BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013

2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kematian Neonatal

Determinan atau faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup neonatal menurut Titaley, dkk 2008 terdiri dari faktor sosial-ekonomi socioeconomic determinants dan faktor terdekat proximate determinants . Determinan terdekat tersebut terdiri dari faktor ibu, faktor bayi dan faktor pelayanan kesehatan.

2.3.1 Faktor Sosial-ekonomi Socioeconomic Factors

Faktor sosial-ekonomi yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bayi terdiri dari pendidikan ibu, pekerjaan ibu, indeks kekayaan rumah tangga dan wilayah tempat tinggal Titaley, dkk, 2008; Mekonnen dkk., 2013 ; Singh, dkk., 2013; Upadhyay, dkk., 2012; Yi, dkk., 2011. 1 Pendidikan Ibu Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 52 45 40 26 24 24 20 40 60 SDKI 2002-2003 SDKI 2007 S DKI 2012 Ju m la h Kematian Bayi Kematian Neonatal pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Adapun jenjang pendidikan merupakan tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Semakin meningkatnya level pendidikan ibu dapat meningkatkan kemampuan ibu untuk memperoleh, memproses dan memahami informasi dasar kesehatan tentang manfaat pelayanan sebelum melahirkan dan informasi pelayanan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan. Informasi sangat penting bagi ibu untuk membuat keputusan yang tepat. Ibu dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih percaya diri bertanya mengenai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh dirinya Karlsen, dkk., 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan kejadian kematian neonatal Mekonnen dkk., 2013; Upadhyay, dkk., 2012 . Tingkat pendidikan ibu memiliki hubungan dengan kejadian kematian neonatal Singh dkk., 2013. Semakin rendah tingkat pendidikan ibu akan semakin besar peluang terjadinya kasus kematian bayi Ibu tidak pernah sekolah, OR: 2.48; ibu berpendidikan rendah, OR: 1.57 Faisal, 2010. Penelitian lainnya juga menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kematian bayi Sugiharto, 2011. Penelitian yang dilakukan Pertiwi 2010 juga menunjukkan ada hubungan antara pendidikan dengan kematian neonatal. Ibu yang tidak memiliki riwayat pendidikan lebih rentan mengalami kejadian kematian pada neonatusnya Manzar, dkk., 2012. Penelitian kualitatif pada masyarakat suku Dayak Siang Murung Raya, menemukan bahwa terdapat remaja yang masih duduk dibangku sekolah bahkan remaja yang belum mengalami menstruasi yang sudah menikah. Hal tersebut terjadi karena diketahui sebagian besar pendidikan masyarakat setempat yang masih rendah Kemenkes RI, 2012. Penelitian pada masyarakat suku Gorontalo Desa Imbodu menemukan bahwa sebagian besar masyarakat berpendidikan rendah. Informasi yang didapatkan secara informal juga jarang ditemukan di daerah perdesaan. Sebagian besar masyarakat mendapatkan pengetahuan kesehatan berdasarkan penuturan- penuturan orang tua. Para orang tua memiliki pengalaman diobati oleh dukun saat mereka sakit. Selain itu, para remaja sungkan untuk bertanya mengenai masalah kesehatan reproduksi kepada orangtuanya. Biasanya para remaja tersebut mendapatkan informasi dari teman-temannya Kemenkes RI, 2012. Namun, pada penelitian yang dilakukan Wijayanti 2013 menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian kematian neonatal. 2 Pekerjaan Ibu Apabila ibu melakukan pekerjaan saat hamil, ibu memiliki kemungkinan terkena pajanan terhadap zat fetotoksik, ketegangan fisik yang berlebihan, terlalu lelah serta kesulitan yang berhubungan dengan keseimbangan tubuh. Ibu yang sering beridiri di suatu tempat dalam jangka waktu lama bisa berisiko mengalami varises vena, flebitis dan edema Ladewig, dkk., 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status pekerjaan ibu dengan kematian neonatal Singh, dkk., 2013. Status ibu bekerja memiliki hubungan dengan kematian neonatal Titaley, dkk., 2008. Ibu yang bekerja mempunyai kecenderungan untuk mengalami kejadian kematian bayi 1.52 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak bekerja Faisal, 2010. Ada hubungan antara status ibu bekerja dengan kematian neonatal dini Nugraheni, 2013 . Ibu yang bekerja memiliki risiko 2.34 kali untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu yang tidak bekerja Dewi, 2010. Penelitian lainnya menunjukkan tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian kematian neonatal Wijayanti, 2013. Penelitian di daerah rural Etiopia menunjukkan bahwa kematian bayi lebih tinggi terjadi pada ibu yang bekerja yang merupakan usaha miliki sendiri. Bayi dari ibu tersebut memiliki risiko 5.4 kali lebih besar untuk mengalami kematian dibandingkan bayi dari ibu pada kelompok lainnya petani, IRT Andargie, dkk., 2013. Penelitian di daerah rural India juga menemukan bahwa a nak dari ibu yang tidak bekerja tinggal di rumah memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal selama periode neonatal dibandingkan anak dari ibu yang bekerja Singh, dkk., 2013. Penelitian kualitatif yang dilakukan di Desa Jrangoan Suku Madura Kecamatan Omben Kabupaten Sampang Jawa Timur, menemukan bahwa remaja putri telah menikah umumnya pada usia 17 tahun. Remaja putri tersebut yang kemudian menjadi nyonya-nyonya kecil harus bisa membantu suami mengurus ladang yang merupakan tempat mereka mencari nafkah. Ibu hamil tetap bekerja ke sawah walaupun dalam kondisi hamil karena ingin membantu suaminya mencari nafkah untuk keluarga. Kegiatan bertani yang dilakukan oleh ibu hamil tersebut adalah menanam berbagai jenis tanaman seperti padi, kacang-kacangan, singkong, ketela, cabai, bawang dan tembakau Kemenkes RI, 2012. Kebiasaan ibu tetap bekerja juga ditemukan pada masyarakat Etnik Manggarai Desa Waicodi Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ibu hamil usia muda maupun usia kehamilan tujuh bulan masih selalu bekerja membantu suaminya di ladang. Pada saat menjelang persalinan, ibu juga dianjurkan untuk turut bekerja di kebun agar janin dalam kandungan tidak diganggu roh jahat Kemenkes RI, 2012. Pada masyarakat Etnik Ngalum Distrik Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua juga diemukan bahwa kebiasaan ibu saat hamil pada etnik ini yaitu dari mulai menyiapkan sarapan untuk keluarga, memetik hasil kebun dan kemudian menjualnya ke pasar, dimana jarak rumah ke pasar cukup jauh. Ibu hamil dan ibu-ibu lainnya kemudian menggunakan hasil penjualan dagangannya untuk membeli keperluan keluarga yang telah habis. Selanjutnya ibu menyiapkan makanan siang untuk keluarganya dan setelah semua selesai ibu melakukan pekerjaan lain, mencuci pakaian, mencuci piring, mengangkat air dan bahkan kembali lagi ke kebun mengangkat kayu bakar untuk memasak di rumah. Kebiasaan-kebiasaan melakukan pekerjaan berat ini berlaku bagi seluruh ibu di Etnik Ngalum baik ibu tidak hamil maupun tidak hamil Kemenkes RI, 2012. 3 Indeks Kekayaan Rumah Tangga Indeks kekayaan rumah tangga memiliki hubungan dengan kejadian kematian neonatal. Rumah tangga dengan indeks kekayaan rumah tangga terendah memiliki kemungkinan 1,6 kali untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan rumah tangga dengan indeks kekayaan tinggi Bashir, dkk., 2013. Neonatus yang berasal dari ibu dengan status sosial ekonomi dibawah rata-rata lebih rentan terhadap kematian pada periode neonatal Manzar, dkk., 2012; Gizaw, dkk., 2014. Penelitian yang dilakukan Mekonnen, dkk 2013 juga menunjukkan terdapat hubungan antara indeks kekayaan rumah tangga dengan kematian neonatal. Rumah tangga miskin yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan memiliki risiko yang meningkat terhadap kematian neonatal MÃ¥lqvist, dkk., 2010. Ibu dan anak yang berasal dari keluarga miskin memiliki risiko meningkat terhadap kematian neonatal dan memiliki tantangan untuk mengakses pelayanan tepat waktu dibandingkan keluarga yang lebih kaya Lawn, dkk., 2009.

2.3.2 Determinan Terdekat Proximate Determinants