Madrasah Ibtidaiyah Sisayasiyah Alamiyah 1922-1942

63 Pada tahun keempat jumlah siswa yang belajar di SMI mencapai 250 orang. 24 Pada 1954, KH. Ismail Muhyidin berpulang ke rahamtullah. Dan sepeninggal KH. Muhyudin, diamanahkan kepada KH. Ahmad Qori Nuri untuk melanjutkan kepemimpinan SMI. Dalam upaya mengembangkan madrasah KH. Ahmad Qori Nuri menambah 3 lokal ruang belajar sehingga seluruhnya menjadi 8 lokal dan menambah tenaga guru baik untuk mata pelajaran agama maupun mata pelajaran umum. Sampai tahun 1962 tercatat siswa yang belajar SMI berjumlah 400 orang. 25

d. Madrasah Menengah Atas MMA Sakatiga 1962-1967

Awal 1962, menyesuaikan dengan peraturan Departemen Agama waktu itu, nama SMI dirubah menjadi Madrasah Menengah Atas MMA Sakatiga. Program pendidikan terdiri dari Tsanawiyah dengan masa belajar 4 tahun dan Aliyah dengan masa belajar 3 tahun. Di bawah kepemimpinan KH. Ahmad Qori Nuri pembaharuan kurikulum mulai dilakukan, mata pelajaran umum yang diajarkan di MMA Sakatiga disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku pada SMP dan SMA. Seiring pertambahan jumlah murid, maka selain menambah tenaga pengajar, dibangun pula ruang belajar. Tenaga guru di MMA saat itu berjumlah 17 orang terdiri dari 13 guru agama dan 4 guru pelajaran umum. Dan dibangun tambahan 3 ruang belajar, sehingga berjumlah 11 lokal. Pada era ini, MMA mengalami kemajuan pesat. Jumlah santri di Madrasah ini mencapai 527 orang yang berasal tidak saja dari Sumatera Selatan tapi dari propinsi-propinsi lain. Karena prestasi dan keberhasilan MMA Sakatiga, desa Sakatiga demikian terkenal pada waktu itu, sampai- 24 Penyusun, Profil Pondok Pesantren al- Ittifaqiah …, h. 2 25 Penyusun, Profil Pondok Pesantren al- Ittifaqiah …, h. 2 64 sampai masyarakat menyebutnya sebagai “Mekkah Kecil.” 26 Sampai sekarang daerah OKI dan OI terutama Sakatiga-Indralaya memang dikenal dengan sebutan kota santri, gudangnya pesantren dan kyai. Perluasan jangkauan pendidikan MMA Sakatiga, juga didukung dengan pendirian basis-basis MMA, atas saran dari K. Buhairi Nuri, saudara KH. Ahmad Qori Nuri, dengan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah MII di beberapa tempat di luar Sakatiga. Tercatat MMI yang waktu itu dibentuk antara lain: 1 SMI di Pagar Gunung Lubai bertempat di Masjid Kota Baru, sekitar awal 1960, 2 Madrasah Itisyariah Islamiyah di Merbau Pendek Panjang, Lampung, 3 SMI Intisyariyah di Bunga Emas, Lahat, 4 Madrasah Ittifaqiah Islamiyah MII Ittifaqiah di Indralaya, pada 1964, 5 Madrasah Ibtidaiyah Ittihadiyah Islamiyah MII Ittihadiyah di Tanjung Lubuk, 1964, dan 6 Madrasah Ibtidaiyah Ijtima’iyah MII Ijtima’iyah di Luuk Sakti. MII ini menyelenggarakan pendidikan pada sore hari dengan masa belajar selama 4 tahun. Namun ketentuan lainnya, yang diterima di kelas 1 MII adalah kelas 3 SD Negeri, dan seterusnya. Sehingga apabila siswa MII kemudian melanjutkan ke MMA Sakatiga, mereka dapat langsung diterima di kelas 2 Tsanawiyah. 27

e. Madrasah Menengah Atas MMA al-Ittifaqiah Indralaya 1967-

1976 Pada periode ini muncul desakan dari beberapa guru MMA Sakatiga untuk menjadikannya sebagai Madrasah Negeri. Munculnya desakan ini dilatarbelakangi terjadinya “insiden politis” waktu itu. Meskipun KH. Ahmad Qori Nuri tidak terbukti bersalah dan terbebas dari 26 Penyusun, Profil Pondok Pesantren al- Ittifaqiah …, h. 3 27 Wawancara dengan K. Buhairi Nuri, Sakatiga 17 Juli 2009. 65 segala tuduhan dan fitnah terhadap Beliau, namun dampak insiden ini bagi MMA tetap tak terhindarkan. 28 Untuk memelihara nilai-nilai sejarah dan keberkahan pendidikan Islam yang dirintis oleh KH. Ishak Bahsin. KH. Ahmad Qori Nuri dan murid-murid KH. Ishak Bahsin di Indralaya, memandang apabila MMA Sakatiga dinegerikan dan diserahkan kepada pemerintah justru akan kehilangan nilai sejarahnya. Atas permintaan murid-murid KH. Ishak Bahsin dan keinginan masyarakat Indralaya yang mengharapkan KH. Ahmad Qori mengembangkan pendidikan di Indralaya, maka tercapailah kesepakatan KH. Ahmad Qori Nuri hijrah dan melanjutkan pendidikan MMA di Indralaya. Sedangkan MMA Sakatiga kemudian berubah status menjadi MAAIN sekarang MAN Sakatiga dan MTsAIN sekarang MTsN Sakatiga. 29 Dalam membangun perguruan Islam di Indralaya ini KH. Ahmad Qori Nuri didukung dan dibantu oleh para ulama dan tokoh masyarakat antara lain H. Ahmad Rifai H. Hasyim, H. Nurhasyim Syahri, KH. Muhammad Romli H. Hasyim, H. Hasanuddin Bahsin, Syukri H. Hasyim, H. Ahmad Rozak, H. Yahya Gani, Ilyas Ishak, Muhammad Rodhi, Hajiroh Burhan waktu itu KariaoKepala Desa Indralaya, Ahmad Lutfi H. Hasanuddin, Sykuri H. Hasyim; dan adik-adik Beliau, KH. Abdul Hamid Nuri, K. Buhairi Nuri, K. Azhari Nuri, dan KH. Amin Nuri. 30 Pada 10 Juli 1967 resmi berdiri MMA al-Ittifaqiah di Indralaya selanjutnya ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Pondok Pesantren al- Ittifaqiah Indralaya, dengan surat persetujuan Inspeksi Pendidikan Agama Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Sumatera Selatan tanggal 28 Juli 1967 No. 1796AIUMF1967. MMA al-Ittifaqiah ini memiliki dua 28 Wawancara dengan K. Moechlies Qorie, Indralaya 20 Juli 2009 29 Penyusun, Profil Pondok Pesantren al- Ittifaqiah …, h. 3 30 Penyusun, Profil Pondok Pesantren al- Ittifaqiah …, h. 3, dan Hedra Zainuddin, eds, Sewindu FORPESS; Geliat Pesantren di Sumatera Selatan, Palembang: FORPESS, 2007, h. 79

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KARISMATIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PONDOK PESANTREN Pengaruh Kepemimpinan Karismatik Terhadap Kinerja Karyawan Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta.

0 2 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN KARISMATIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PONDOK PESANTREN Pengaruh Kepemimpinan Karismatik Terhadap Kinerja Karyawan Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta.

0 2 11

FUNGSI TANJIDUR DI TANJUNG RAJA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN.

0 4 87

PEMBENTUKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, DAN KABUPATEN OGAN ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 31

JENIS JENIS IKAN GABUS (Genus Channa) DI PERAIRAN RAWA BANJIRAN SUNGAI KELEKAR INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

2 6 8

View of Regulasi Diri Remaja Penghafal al-Qur’an di Pondok Pesantren al-Qur’an Jami’atul Qurro’ Sumatera Selatan

0 1 16

GAYA KEPEMIMPINAN MUDÎR DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR)

0 1 20

BAB I PENDAHULUAN - ANALISIS RELEVANSI KOLEKSI PERPUSTAKAAN DENGAN KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN MTs. PONDOK PESANTREN RAUDHATUL ULUM SAKATIGA INDRALAYA OGAN ILIR (Skripsi) - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 1 101

STUDI AGRIBISNIS TANAMAN PEPAYA KALIFORNIA (Carica papaya L) DI DESA PULAU SEMAMBU KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN -

0 3 84

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. FINANSIA MULTI FINANCE CABANG INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN -

1 4 92