Deskripsi Data HASIL PENELITIAN
88
Dari 4.7 ini diketahui bahwa pemilihan dan penetapan pimpinan pesantren dilakukan melalui rapat pimpinan pesantren. Dari 80 orang responden
yang menjawab Tidak Setuju 9 orang 15, Ragu-Ragu 24 orang 30, sedangkan yang menjawab Setuju 44 orang 55. Dengan demikian, para
pengurus, guru, dan karyawan Pondok Pesantren al-Ittifaqiah sebagian besar mengetahui bahwa pemilihan dan penetapan pimpinan pesantren dilakukan
melalui rapat pimpinan pesantren. Sedangkan yang menjawab Ragu-Ragu kemungkinan karena mereka tidak mengetahui secara pasti pemilihan dan
penetapan pimpinan pesantren melalui rapat pimpinan pesantren dan selebihnya menjawab Tidak Setuju.
Tabel 4.8 Pimpinan pesantren merupakan penentu segala hal berkenaan dengan
pengelolaan pesantren.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 76
95.0 95.0
95.0
Sangat Setuju
4 5.0
5.0 100.0
Total 80
100.0 100.0
Dari tabel 4.8 tersebut diketahui penilaian dan tanggapan responden tentang pimpinan pesantren penentu segala hal berkenaan dengan pengelolaan
pesantren. Dari 80 orang responden, 76 orang 95 menjawab Setuju, sedangkan selebihnya sebanyak 4 orang 73 menjawab Sangat Setuju. Dengan
demikian, sebagai bagian dari warga keluarga besar pesantren, para guru, pengurus, dan karyawan menyetujui bahwa kyai pimpinan Mudir pesantren
sebagai pemilik otoritas utama dan penentu kebijak di pesantren. Hal ini tentu terkait erat dengan tradisi kepemimpinan yang berlaku di dunia pesantren yang
89
tidak bisa dilepaskan dari ketokohan kyai pengasuh atau kyai pimpinan pesantren.
Tabel 4.9 Pengelolaan pesantren mengacu kepada aturan dan mekanisme yang sudah
ditetapkan dan berlaku di pesantren.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Tidak Setuju 22
27.5 27.5
27.5
Ragu
23 28.8
28.8 56.3
Setuju
35 43.8
43.8 100.0
Total 80
100.0 100.0
Dari tabel 4.9di atas diketahui bahwa pengelolaan pesantren mengacu kepada aturan dan mekanisme yang sudah ditetapkan dan berlaku di pesantren.
Dari 80 orang responden yang menjawab Tidak Setuju 22 orang 27,5, yang menjawab Ragu-Ragu 23 orang 28,8, dan yang menjawab Setuju 35 orang
43,8. Dari prosentase tersebut diketahui jumlah responden yang menjawab Setuju tidak begitu besar prosentasenya bila dibandingkan dengan responden
yang menjawab Ragu-Ragu dan Tidak Setuju, apalagi bila jawaban Ragu-Ragu diinterpretasikan sebagai jawaban ketidakpastian diterapkannya aturan dan
mekanisme tersebut dalam pengelolaan pesantren. Dengan demikian, pengelolaan pesantren yang diterapkan belum sepenuhnya mengacu kepada
mekanisme dan aturan yang berlaku di pesantren. Tabel 4.10
Seluruh pegurus, guru, dan karyawan mengetahui pedoman, aturan, dan mekanisme dalam pengelolaan pesantren.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Tidak Setuju
12 15.0
15.0 15.0
Ragu
24 30.0
30.0 45.0
Setuju 44
55.0 55.0
100.0
Total 80
100.0 100.0
90
Dari tabel 4.10 tersebut diketahui bahwa seluruh pengurus, guru, dan karyawan mengetahui pedoman, aturan dan mekanisme dalam pengelolaan
pesantren. Dari 80 orang responden yang menjawab Tidak Setuju 12 orang 15, yang menjawab Ragu-Ragu 24 orang 30, dan yang menjawab Setuju
44 orang 55. Dengan demikian, pengurus, guru, dan karyawan sebagian besar mengetahui pedoman, aturan, dan mekanisme pengelolaan pesantren. Responden
yang menjawab Ragu-Ragu kemungkinan karena mereka tidak mengetahui secara lengkap pedomandan, aturan, dan mekanisme tersebut, sedangkan
selebihnya menjawab Tidak Setuju. Tabel 4.11
Peraturan dan mekanisme pengelolaan pesantren ditentukan melalui rapat pimpinan pesantren.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Tidak Setuju
3 3.8
3.8 3.8
Ragu
18 22.5
22.5 26.3
Setuju 57
71.3 71.3
97.5
Sangat Setuju
2 2.5
2.5 100.0
Total
80 100.0
100.0 Dari tabel 4.11 tersebut diketahui penetapan peraturan dan mekanisme
pengelolaan pesantren ditentukan melalui rapat pimpinan pesantren. Dari 80 orang responden, 2 orang 2,5 menjawab Sangat Setuju, 57 orang 71,3
menjawab Setuju, 18 orang 22,5 menjawab Ragu-Ragu, dan 3 orang 3,8 menjawab Tidak Setuju. Dari prosentase tersebut diketahui bahwa pengurus,
guru, dan karyawan sebagian besar mengetahui bahwa penentuan peraturan dan mekanisme pengelolaan pesantren melalui rapat pimpinan pesantren. Responden
yang menjawab Sangat Setuju kemungkinan karena mereka terlibat langsung
91
seseuai posisi mereka dalam kepengurusan pesantren. Sedangkan sebagian lagi menjawab Ragu-Ragu dan Tidak Setuju karena mereka tidak secara langsung
bersentuhan atau mengetahui dengan detail penetapan hal tersebut, terkait posisi mereka dalam kepengengurusan pesantren.
Tabel 4.12 Penentuan peraturan dan mekanisme pengelolaan pesantren melibatkan
pengurus, guru, dan karyawan.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Ragu 5
6.3 6.3
6.3
Setuju
75 93.8
93.8 100.0
Total 80
100.0 100.0
Tabel 4.12 tersebut memberikan gambaran tentang penentuan peraturan dan mekanisme pengelolaan pesantren melibatkan pengurus, guru, dan karyawan.
Dari 80 orang responden yang menjawab Setuju 75 orang 93,8 dan 5 orang 6,3 menjawab Ragu-Ragu. Dari prosentase tersebut dapat diketahui bahwa
pengurus, guru, dan karyawan sebagian besar mereka dilibatkan dalam penentuan peraturan dan mekanisme pengelolaan pesantren dan hanya beberapa orang saja
menjawab Ragu-Ragu. Dengan demikian penetapan peraturan dan mekanisme pengelolaan pesantren mempertimbangkan aspirasi, usulan, dan keterlibatan
pengurus, guru, dan karyawan. Tabel 4.13
Seluruh pegurus, guru, dan karyawan mengetahui visi, misi, dan tujuan pesantren.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Tidak Setuju 22
27.5 27.5
27.5
Ragu
23 28.8
28.8 56.3
Setuju 35
43.8 43.8
100.0
Total
80 100.0
100.0
92
Dari tabel 4.13 tersebut diketahui bahwa seluruh pengurus, guru, dan karyawan mengetahui visi, misi, dan tujuan pesantren. Dari 80 orang responden yang
menjawab Setuju 35 orang 43,8, yang menjawab Ragu-Ragu 23 orang 28,8, dan yang menjawab Tidak Setuju 22 orang 6,3. Dengan demikian
dari prosentase di atas dapat diketahui bahwa cukup banyak 48 pengurus, guru, dan karyawan menjawab Setuju kalau mereka mengetahui visi, misi, dan
tujuan pesantren. Sedangkan dengan prosentase yang cukup besar 27 dan 28 jumlah responden yang menjawab Ragu-Ragu dan Tidak Setuju. Hal ini
kemungkinan karena mereka mengetahui secara lengkap visi, misi, dan tujuan pesantren atau tidak hafal dengan lengkap redaksinya.
Tabel 4.14 Pengurus, guru, dan karyawan menjalankan tugas sesuai dengan visi, misi,
dan tujuan pesantren.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Tidak Setuju 1
1.3 1.3
1.3
Ragu
27 33.8
33.8 35.0
Setuju
52 65.0
65.0 100.0
Total 80
100.0 100.0
Dari tabel 4.14 tersebut diketahui bahwa pengurus, guru, dan karyawan menjalankan tugas sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pesantren. Dari 80 orang
responden yang menjawab Setuju 52 orang 65, yang menjawab Ragu-Ragu 27 orang 33,8, dan yang menjawab Tidak Setuju 1 orang 1,3. Dengan
demikian sebagian besar tugas pengurus, guru, dan karyawan dalam menjalankan tugasnya telah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pesantren. Responden yang
menjawab Ragu-Ragu dan Tidak Setuju kemungkinan karena fungsi mereka dalam kepengurusan pesantren hanya menjalankan tugas dan tanggungjawab
93
yang diberikan tanpa harus mengetahui, memperhatikan, dan menyesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan pesantren.
Tabel 4.15 Pengurus, guru, dan karyawan terlibat aktif dalam merumuskan visi, misi,
dan tujuan pesantren.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Ragu 17
21.3 21.3
21.3
Setuju 63
78.8 78.8
100.0
Total 80
100.0 100.0
Tabel 4.15 tersebut menggambarkan bahwa pengurus, guru, dan karyawan terlibat visi, misi, dan tujuan pesantren. Dari 80 orang responden, 63
orang 78,8 menjawab Setuju, dan 17 orang 21,3 menjawab Ragu-Ragu. Dari prosentasi ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengurus, guru, dan
karyawan dilibatkan dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan pesantren, sedangkan selebihnya menjawab Ragu-Ragu. Dengan demikian di pesantren ini
dalam merumusan visi, misi, dan tujuan pesantren mempertimbangkan aspirasi dan keikutsertaan pengurus, guru, dan karyawan.
Tabel 4.16 Pimpinan pesantren mensosialisasikan rencana pengembangan pesantren
kepada seluruh pengurus, guru, dan karyawan.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Tidak Setuju
3 3.8
3.8 3.8
Ragu
18 22.5
22.5 26.3
Setuju 57
71.3 71.3
97.5
Sangat Setuju
2 2.5
2.5 100.0
Total
80 100.0
100.0
94
Dari tabel 4.16 tersebut diketahui bahwa pimpinan pesantren mensosialisasikan rencana pengembangan pesantren kepada seluruh pengurus,
guru, dan karyawan. Dari 80 orang responden yang menjawab Tidak Setuju 3 orang 3,8, yang menjawab Ragu-Ragu 18 orang 22,5, yang menjawab
Setuju 57 orang 71,3, dan yang menjawab Sangat Setuju 2 orang 2,5. Dari prosentasi ini diketahui bahwa sosialisasi rencana pengembangan pesantren
dilakukan oleh pimpinan pesantren kepada seluruh pengurus, guru, dan karyawan. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab Setuju dan Sangat
Setuju lebih besar dibandingkan yang menjawab Ragu-Ragu dan Tidak Setuju. Dengan demikian sosialisasi rencana pengembangan pesantren cukup maksimal
dilakukan oleh pimpinan pesantren kepada seluruh pengurus, guru, dan karyawan.
Tabel 4.17 Seluruh pengurus, guru, dan karyawan mengetahui rencana pengembangan
pesantren.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Tidak Setuju
14 17.5
17.5 17.5
Ragu 26
32.5 32.5
50.0
Setuju 40
50.0 50.0
100.0
Total
80 100.0
100.0 Dari tabel 4.17 tersebut tanggapan respodnen berkenaan dengan seluruh
pengurus, guru, dan karyawan mengetahui rencana pengembangan pesantren. Dari 80 orang responden yang menjawab Tidak Setuju 14 orang 17,5, yang
menjawab Ragu-Ragu 26 orang 32,5, dan yang menjawab Setuju 40 orang 50. Dengan demikian seluruh pengurus, guru, dan karyawan belum secara
maksimal mengetahui rencana pengembangan pesantren, terlihat dari prosentase rensponden yang menjawab Setuju sejumlah 50 dan separuhnya lagi menjawab
95
Ragu-Ragu dan Tidak Setuju. Prosentase ini menggambarkan bahwa secara umum responden menganggap bahwa rencana pengembangan pesantren hanya
diketahui oleh sebagian saja dari pengurus, guru, dan karyawan. Tabel 4.18
Pengarahan kerja kepada pengurus, guru, dan karyawan dilakukan langsung oleh pimpinan pesantren.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Tidak Setuju 50
62.5 62.5
62.5
Ragu
6 7.5
7.5 70.0
Setuju 24
30.0 30.0
100.0
Total 80
100.0 100.0
Dari tabel 4.18 di atas dikatehui bahwa berkenaan dengan pengarahan kerja kepada pengurus, guru, dan karyawan dilakukan langsung oleh pimpinan
pesantren. Dari 80 orang responden, 50 orang 62,5 menjawab Tidak Setuju, 6 orang 7,5 menjawab Ragu-Ragu, dan 24 orang 30 menjawab Setuju. Dari
prosentase tersebut diketahui bahwa pengarahan kerja tidak sepenuhnya dilakukan oleh pimpinan pesantren secara langsung kepada kepada pengurus,
guru, dan karyawan. Dengan demikian pengarahan yang dilakuakn langsung oleh pimpinan pesantren hanya diberikan kadang-kadang saja dan kepada sebagian
pengurus, guru, dan karyawan pesantren. Tabel 4.19
Pengarahan kerja kepada pengurus dan karyawan dilakukan melalui Wakil Mudir, Kepala Bagian, dan Kepala Lembaga terkait.
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu
17 21.3
21.3 21.3
Setuju
63 78.8
78.8 100.0
Total 80
100.0 100.0
96
Dari tabel 4.19 tersebut terkait dengan pengarahan kerja kepada pengurus, guru, dan karyawan dilakukan melalui Wakil Mudir, Kepala Bagian, dan Kepala
Lembaga terkait. Dari 80 orang responden, 63 orang 78,8 menjawab Setuju dan 17 orang 21,3 menjawab Ragu-Ragu. Dengan demikian diketahui bahwa
pengarahan kerja lebih banyak dilakukan oleh Wakil Mudir, Kepala Bagian, dan Kepala Lembaga kepada pengurus, guru, dan karyawan terkait. Sedangkan
sebagian responden yang menjawab Ragu-Ragu, sesuai pertanyaan pada angkat, dapat dimaknai dengan jarang atau kadang-kadang.
Tabel 4.20 Pimpinan pesantren langsung menangani permasalahan kerja para
pengurus, guru, dan karyawan bersangkutan.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Tidak Setuju 35
43.8 43.8
43.8
Ragu 17
21.3 21.3
65.0
Setuju 28
35.0 35.0
100.0
Total
80 100.0
100.0 Dari tabel 4.20 tersebut tentang pimpinan pesantren langsung menangani
permasalahan kerja para pengurus, guru, dan karyawan bersangkutan. Dari 80 orang responden yang menjawab Setuju 28 orang 35, yang menjawab Ragu-
Ragu 17 orang 21,3, yang menjawab Tidak Setuju 35 orang 43,8. Sesuai jawaban yang diberikan dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan kerja
pengurus, guru, dan karyawan lebih banyak dilakukan tidak secara langung oleh pimpinan pesantren terlihat dari jumlah prosentase responden yang menjawab
Tidak Setuju. Namun kadang-kadang langsung juga dilakukan pimpinan kepada sejumlah pengurus, guru, dan karyawan, seperti dapat dilihat dari prosentase
responden yang menjawab Setuju dan Ragu-Ragu. Dengan demikian, dalam hal
97
tertentu permasalahan kerja para pengurus, guru, dan karyawan ditangani langsung oleh pimpinan pesantren secara terbatas.
Tabel 4.21 Penanganan permasalahan kerja dilakukan melalui Wakil Mudir, Kepala
Bagian, dan Kepala Lembaga terkait.
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu
17 21.3
21.3 21.3
Setuju 63
78.8 78.8
100.0
Total 80
100.0 100.0
Dari tabel 4.21 tersebut tentang menanganan permasalahan kerja para pengurus, guru, dan karyawan dilakukan melalui Wakil Mudir, Kepala Bagian,
dan Kepala Lembaga terkait. Dari 80 orang responden yang menjawab Setuju 63 orang 78,8 dan yang menjawab Ragu-Ragu 17 orang 21,3. Dengan
demikian, permasalahan kerja pengurus, guru, dan karyawan secara langsung lebih banyak dilakukan melalui Wakil Mudir, Kepala Bagian, dan Kepala
Lembaga terkait. Selebihnya responden yang menjawab Ragu-Ragu sesuai pertanyaan pada lembar angket, dapat dipahami sebagai jarang atau kadang-
kadang. Tabel 4.22
Pengurus, guru, dan karyawan dapat berkonsultasi tentang permasalahan kerja langsung kepada pimpinan pesantren.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Tidak Setuju 12
15.0 15.0
15.0
Ragu
57 71.3
71.3 86.3
Setuju
11 13.8
13.8 100.0
Total 80
100.0 100.0
98
Dari tabel 4.22 tersebut dapat diketahui kemungkinan pengurus, guru, dan karyawan dapat berkonsultasi tentang permasalahan kerja langsung kepada
pimpinan pesantren. Dari 80 orang responden yang menjawab Tidak Setuju 12 orang 15, yang menjawab Ragu-Ragu 57 orang 71,3, dan yang menjawab
Setuju 11 orang 13,8. Dengan demikian, sesuai pertanyaan pada lembar angket, prosentase jawaban yang diberikan responden memberikan gambaran
bahwa untuk berkonsultasi langsung dengan pimpinan pesantren hanya kadang- kadang saja dapat dilakukan oleh pengurus, guru, dan karyawan dapat dilihat dari
jumlah prosentase jawaban Ragu-Ragu. Sementara dari prosentase jawaban Setuju tergambar bahwa hanya pengurus, guru, dan karyawan tertentu saja yang
secara langsung dapat berkonsultasi dengan pimpinan pesantren. Bahkan kemungkinan tidak mudah untuk langsung berkonsultasi dengan pimpinan
pesantren bila dilihat dari prosentase jawaban Tidak Setuju. Tabel 4.23
Pengurus, guru, dan karyawan dapat berkonsultasi tentang permasalahan kerja melalui Wakil Mudir, Kepala Bagian, dan Kepala Lembaga terkait.
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu
8 10.0
10.0 10.0
Setuju
72 90.0
90.0 100.0
Total 80
100.0 100.0
Dari 4.23 di atas dapat diketahui bahwa pengurus, guru, dan karyawan dapat berkonsultasi tentang permasalahan kerja melalui Wakil Mudir, Kepala
Bagian, dan Kepala Lembaga terkait. dari 80 orang responden, 72 orang 90 menjawab Setuju dan 8 orang 10 yang menjawab Ragu-Ragu. Dari
prosentase tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hampir seluruh pengurus, guru, dan karyawan lebih banyak berkonsultasi tentang permasalahan yang
mereka hadapi dalam berkerja melalui Wakil Mudir, Kepala Bagian, dan Kepala
99
Lembaga terkait. Dan sebagaian kecil saja yang kemungkinan jarang atau kadang-kadang saja berkonsultasi terkait permasalahan kerja yang dihadapainya.
Tabel 4.24 Terdapat mekanisme dalam melakukan pengawasan dan evaluasi kerja untuk
seluruh pengurus, guru, dan karyawan.
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu
2 2.5
2.5 2.5
Setuju 78
97.5 97.5
100.0
Total 80
100.0 100.0
Dari tabel 4.24 tersebut dapat diketahui bahwa terdapat mekanisme dalam melakukan pengawasan dan evaluasi kerja untuk seluruh pengurus, guru, dan
karyawan. Dari 80 orang responden, yang menjawab Setuju 78 orang 97 dan 2 orang 2,5 yang menjawab Ragu-Ragu. Dengan demikian prosentase
tersebut menggambarkan bahwa hampir seluruh responden mengetahui bahwa terdapat mekanisme dalam melakukan pengawasan dan evaluasi kerja untuk
suluruh pengurus, guru, dan karyawan. Sebagian kecil yang menjawab Ragu- Ragu, kemungkinan karena mereka tidak mengetahui dengan detail mekanisme
tersebut. Tabel 4.25
Diterapkan aturan dan mekanisme dalam menentukan reward dan sangsi kepada pengurus, guru, dan karyawan.
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu
5 6.3
6.3 6.3
Setuju
75 93.8
93.8 100.0
Total
80 100.0
100.0
100
Dari tabel 4.25 ini dapat diketahui bahwa di pesantren ini diterapkan aturan dan mekanisme dalam menetukan
reward dan sangsi kepada pengurus, guru, dan karyawan. Dari 80 orang responden, yang menjawab Setuju 75 orang
93 dan 5 orang 6,3 yang menjawab Ragu-Ragu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prosentase ini menggambarkan bahwa hampir seluruh
responden mengetahui bahwa diterapkan aturan dan mekanisme dalam menentukan
reward dan sangsi kepada pengurus, guru, dan karyawan. Beberapa orang yang menjawab Ragu-Ragu, karena mereka tidak terlalu mengetahui
mekanisme dan aturan tersebut. Tabel 4.26
Keterlibatan pihak luar dalam pengelolaan pesantren secara resmi terlembagakan dalam kepengurusan pesantren.
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu
30 37.5
37.5 37.5
Setuju 50
62.5 62.5
100.0
Total 80
100.0 100.0
Dari tabel 4.26 tersebut dapat diketahui bahwa keterlibatan pihak luar dalam pengelolaan pesantren secara resmi terlembagakan dalam kepengurusan
pesantren. Dari 80 orang responden, yang menjawab Setuju 50 orang 62 dan yang menjawab Ragu-Ragu 30 orang 37,5. Dengan demikian, prosentase
jawaban tersebut memberikan gambaran keterlibatan pihak luar dalam pengelolaan pesantren secara kelembagaan menjadi bagian dalam kepengurusan
pesantren. Sebagian lagi menjawab Ragu-Ragu kemungkinan karena posisi mereka dalam kepengurusan pesantren sehingga tidak mengetahui dengan jelas
persoalan ini.
101
Tabel 4.27 Pimpinan pesantren membangun hubungan kerjasama dengan pihak di luar
pesantren untuk terlibat dalam pengelolaan pesantren.
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Tidak Setuju
3 3.8
3.8 3.8
Ragu 18
22.5 22.5
26.3
Setuju 57
71.3 71.3
97.5
Sangat Setuju
2 2.5
2.5 100.0
Total 80
100.0 100.0
Dari tabel tersebut dapat diketahui tanggapan responden tentang pimpinan pesantren membangun hubungan kerjasama dengan pihak di luar
pesantren untuk terlibat dalam pengelolaan pesnatren. Dari 80 orang responden, 3orang 3,8 menjawab Tidak Setuju, 18 orang 22,5
menjawab Ragu-Ragu, 57 orang 71,3 menjawab Setuju, dan 2 orang menjawab Sangat Setuju. Sesuai pertanyaan yang diajukan, prosentase ini
menggambarkan sebagian besar responden Setuju pimpinan pesantren membangun kerjasama dengan pihak di laur pesantren untuk terlibat dalam
pengelolaan pesantren. Dan yang menjawab Sangat Setuju menggambarkan keharusan terjalinnya hubungan ini. Sebagian kecil menyatakan ke-Tidak
Setuju-annya dan selebihnya tidak mengambil pendapat yang jelas jawaban Ragu-Ragu.
Tabel 4.28 Keterlibatan dan kerjasama dengan pihak luar dilakukan sesuai aturan dan
mekanisme yang sudah ditetapkan.
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu
3 3.8
3.8 3.8
Setuju 77
96.3 96.3
100.0
Total
80 100.0
100.0
102
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa keterlibatan dan kerjasama dengan pihak luar dilakukan sesuai aturan dan mekanisme yang sudah
ditetapkan. Dari 80 orang responden, 3orang 3,8 menjawab Ragu-Ragu dan selebihnya 77 orang 96,3 menjawab Setuju. Dengan demikian,
sebagian besar responden Setuju bila keterlibatan pihak luar dalam pengelolaan pesantren dengan aturan mekanisme yang diatur dalam internal
pesantren. Sebagian kecil lagi menjawab Ragu-Ragu kemungkinan tidak