69
Dengan penuh kegigihan dan keikhlasan, KH. Ahmad Qori Nuri terus berjuang mengembangkan pesantren ini, termasuk berusaha
menyiapkan pasilitas belajar dan kebutuhan pondok lainnya, seiring jumlah santri yang terus bertambah dan berdatangan dari berbagai daerah
sampai ke luar Sumatera Selatan. Sampai Beliau tutup usia pada 11 April 1996, pesantren ini berhasil mengasramakan seluruh santri yang berasal
dari luar Indralaya. Keseluruhan santri waktu itu berjumlah 700 orang, degan pasilitas asrama, gedung belajar, dan kantor yang memadai di atas
lahan pesantren 33.330 m² yang diperluas dari area sebelumnya yang hanya seluas 4000 m².
36
KH. Ahmad Qori Nuri sepertinya telah membaca tantangan lembaga pendidikan yang dipimpinnya semakin berat dan kompleks.
Sehingga sepertinya KH. Ahmad Qori telah mempersiapkan generasi penerus yang akan melanjutkan dan mengembangkan pesantren. Generasi
penerus kyai yang melanjutkan atau memiliki background pendidikan
formal, memungkinkan terjadinya pembaharuan dalam pesantren. Dengan kapasitas keilmuan yang relatif lebih terbuka, menjadikan para kyai muda
ini sebagai motor pengerak dalam dinamika pesantren yang pada gilirannya mengawali perubahan cara dalam mengelola pesantren.
37
Pada generasi kedua inilah KH. Ahmad Qori menitipkan amanah dan
menyimpan harapan besar untuk memajukan dan mengembangkan Pondok Pesantren al-Ittifaqiah di masa depan.
Putra-putra KH. Ahmad Qori Nuri tercatat semuanya melanjutkan pendidikan tinggi formal dan meraih kesarjanaan pendidikan tinggi. K.
Muhsin Qori dan K. Moechlies Qori IAIN Raden Fatah Palembang, K. Moersjied Qori PTIQ Jakarta, K. Muslih Qori LPBA Jakarta, dan K.
36
Penyusun, Profil Pondok Pesantren al-
Ittifaqiah …, h. 5
37
Amin Haedari, Transpormasi Pesantren; Pengembangan Aspek Pendidikan Keagamaan, dan
Sosial, Jakarta: LekDis dan Media Nusantara, 2006, h. 13
70
Mudrik Qori IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terakhir meraih Master di IAIA Jakarta.
Pada 1990-1991, berturut-turut K. Moersjied Qori, K. Muhlis Qori, dan K. Mudrik Qori pulang ke Pondok setelah menyelesaikan pendidikan
mereka di Jakarta. Kemudian ditetapkan K. Moersjied Qori ditunjuk sebagai Ketua Umum Yayasan, K. Moechlies Qorie sebagai Kepala
Madrasah Aliyah, K. Muslih Qori sebagai Kabag. Kesantrian, dan K. Mudrik Qori sebagai Wakil Mudir.
38
Kepulangan dan keterlibatan para kyai muda ini dalam mengelola pesantren telah memperkuat kepengurusan
sekaligus membawa banyak perubahan, pembenahan, dan dinamika di pesantren ini.
Setelah KH. Ahmad Qori Nuri wafat pada 1996, kepemimpinan Pondok dilanjutkan oleh Wakil Mudir K. Mudrik Qori. Pada 1997,
kepemimpinan pesantren dipercayakan kepada K. Muslih Qori yang menjalankan tugasnya sampai 1998. K. Muslih Qori selanjutnya diminta
menjadi Pimpinan Pesantren al-Islah di Tulung Selapan.
39
Yayasan Perguruan Islam al-Ittifaqiah yang memayungi pesantren ini melakukan
penyempurnaan organisasi ADART, pedoman, dan peraturan lainnya termasuk perubahan nama menjadi Yayasan Islam al-Ittifaqiah YALQI.
Pada Juli 1998, YALQI mengangkat dan mengamanahkan kepada Drs. KH. Mudrik Qori sebagai Mudir Pondok Pesantren al-Ittifaqiah.
Didampingi Wakil Mudir Ust. Mubarok Hanura dan dukungan pengurus, karyawan, dan guru, pada pase ini dilakukan penguatan SDM, organisasi,
manajemen, jaringan, pendanaan, sarana-prasarana, dan sebagainya dalam upaya meningkatkan kemajuan Pondok Pesantren al-Ittifaqiah.
40
38
Wawancara dengan K. Moechlies Qorie, Indralaya 20 Juli 2009
39
Penyusun, Profil Pondok Pesantren al-
Ittifaqiah …, h. 5, dan Mohammad Najib, eds., Sejarah Ogan Ilir
…, h. 44
40
Penyusun, Profil Pondok Pesantren al-
Ittifaqiah …, h. 5
71
3. Profil Pondok Pesantren al-Ittifaqiah
Pondok Pesantren al-Ittifaqiah merupakan salah satu pesantren terkenal di Sumatera Selatan. Dari 20 pesantren yang berada di kabupaten
Ogan Ilir menurut data Forum Pondok Pesantren Sumatera Selatan FORPESS pada 2007,
41
Pondok Pesantren al-Ittifaqiah termasuk pesantren besar yang memiliki jaringan internasional.
42
Pesantren ini berlokasi di jantung kota Indralaya, ibu kota kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Terletak persis di pinggir jalan Lintas Timur.
Berjarak 36 km dari kota Palembang dan 3 km ke arah selatan berdekatan dengan kampus Universitas Sriwijaya. Mengarah ke hulu dengan jarak yang
relatif dekat dari pesantren ini, terdapat pula Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga di Desa Sakatiga. Di Desa Sakatiga ini dahulunya berdiri
Madrsah Menengah Atas MMA Sakatiga yang merupakan embrio Pondok Pesantren al-Ittifaqiah sebelum hijarah ke Indralaya.
Para santri binaan al-Ittifaqiah telah mengukir banyak prestasi di antaranya: juara MTQ di Malaysia pada 1997 dan 2006, juara MHQ di Arab
Saudi pada 2011, serta juara STQMTQ, POSPENAS, PON, dan even-even
nasional dan internasional lainnya. Selain para alumni yang bertebaran melanjutkan studi di perguruan-perguran tinggi di dalam negeri, santri dan
alumni berprestasi juga mendapat beasiswa S1 dan S2 di luar negeri seperti Mesir, Sudan, Yaman, Syiria, Jepang, Jerman, Arizona, dan lain-lain.
Pimpinan dan guru Pondok Pesantren al-Ittifaqiah juga berkali-kali diundang untuk mengikuti program
shot course antara lain: Education Visit Jepang, 2004,
Shot Course of Conflict Resolution and Gender Mainstreaming Inggris, 2006, dan
Partnership for School Amerika Serikat, 2008.
43
41
Hedra Zainuddin, eds, Sewindu FORPESS.., h. 96
42
Saudi Berlian, Mengenal Seni Budaya OK…, h. 60
43
Penyusun, Profil Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah
…, h. 1
72
a. Tipe dan Ciri Khas
1 Tipe Pesantren
Pondok pesantren ini merupakan pesantren kombinasi khalafiyah dan
salaifiyah. Jenjang pendidikan formal dan metode pembelajaran yang diterapkan merujuk pada sistem madrasah. Namun metode bandongan
dan sorogan masih digunakan untuk pelajaran-pelajaran kitab-kitab kuning untuk pelajaran
fiqih, hadits, tafsir, nahwu, sharaf, tauhid, dan balagha yang merujuk pada tipe pesantren salaf.
44
2 Ciri Khas Pesantren
Pondok Pesantren al-Ittifaqiah menjadikan pendidikan al- Qur’an sebagai program unggulan; baik dari sisi kemampuan
membaca, menghafal, seni baca, ilmu-ilmu al-Qu r’an, sekaligus
kemampuan memahami dan melaksanakan ajaran-ajaran al- Qur’an.
Selain itu, pendidikan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris merupakan program mahkota
crown program sehingga para santri diwajibkan berkomunikasi dengan kedua bahasa ini setiap hari.
45
Salah satu kelebihan dari pesantren ini adalah tradisi menjuarai dan memperkuat Tim Sumatera Selatan dalam STQ dan MTQ
Nasional. Perkhatian cukup besar khususnya dalam bidang qira’ah
dan tahfiz merupakan salah satu rahasianya. Sehingga santri pesantren
ini cukup disegani dalam setiap MTQ maupun STQ.
46
b. Visi dan Misi
1 Visi Pesantren
Mewujudkan Pondok Pesantren al-Ittifaqiah sebagai pusat pendidikan Islam yang unggul, pusat dakwah, Islam yang unggul,
44
Penyusun, Profil Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah
…, h. 11
45
Penyusun, Profil Pondok Pesantren al-
Ittifaqiah…, h. 11
46
Tim Penyusun, Direktorat Pondok Pesantren, Jakarta: Departemen Agama RI, 2000, h. 102
73
pusat pengembangan masyarakat yang unggul, dan pusat penebar rahmat yang unggul.
2 Misi Pesantren
a Menjadikan Pondok Pesantren al-Ittifaqiah sebagai pusat
penyelenggaraan pembinaan al- Qur’an dan al-Sunnah untuk
menghidupkan ruh dan nilai al- Qur’an dan al-Sunnah di tengah-
tengah kehidupan umat dan semesta menuju hasanh fi al-dunya
dan hasanah fi al-akhirah.
b Menjadikan Pondok Pesantren al-Ittifaqiah sebagai pusat
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran Islam tafaquh fi al-
din untuk membentuk insane kamil yang beriman dan bertaqwa kokoh, berakhlak
karimah, berilmu pengetahuan luas dan berwawasan luas, berketerampilan tinggi dan berjiwa mandiri yang
siap menjadi pembimbing dan pemimpin umat serta penebar rahmat untuk dirinya, daerahnya, bangsanya, negaranya dan
semesta. c
Menjadikan Pondok Pesantren al-Ittifaqiah sebagai pusat penyelenggaraan dakwah Islamiah untuk membentuk
khair al- ummah dalam rangka menegakkan
amar ma’ruf nahy munkar, menghalalkan yang baik, mengahramkan yang buruk, melepaskan
dan memberdayakan umat dari beban dan belenggu kebodohan, kemiskinan, ketertindasan dan keterbelakangan, mengawal akidah
dan moral umat, daan menjadi benteng pertahanan Islam dan umat. d
Menjadikan pondok Pesantren al-Ittifaqiah sebagai pusat pembaharuan, perubahan, pemberdayaan, pengembangan dan
pembangunan masyarakat dalam rangka terwujudnya ketahanan nasional dan terciptanya bangsa negar madani.
74
e Menjadikan Pondok Pesantren al-Ittifaqiah sebagai pusat
perjuangan kemanusian universal, kerukunan dan perdamaian, dan pengembangan IPTEK dan budaya semesta.
47
c. Program Pendidikan
1 Pendidikan Kurikuler
a Madrasah Taman Kanak-kanak Islam al-Ittifaqiah TAKIAH
b Madrasah Diniyah al-Ittifaqiah MASNIAH
c Madrasah Ibtidaiyah al-Ittifaqiah MASTIAH
d Madrasah Tsanawiyah al-Ittifaqiah MASWIAH
e Madrasah Aliyah al-Ittifaqiah MASLIAH
f Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al-Qur’an al-Ittifaqiah STITQI
2 Pendidikan Kokurikuler
a Lembaga Tahfidz, Tilawah dan Ilmu al-Qur’an al-Ittifaqiah
LEMTATIQI b
Lembaga Bahasa al-Ittifaqiah LEBAH c
Lembaga Keterampilan, SENI, dan Olahraga LEMTRAMNIGA d
Dakawah Pengabdian
dan Hubungan
Masyarakat DAPDIMASMA
e Taman Pendidikan al-Qur’an al-Ittifaqiah TAPQIAH
f Pesantren Tinggi al-Ittifaqiah PASTIAH
3 Pendidikan Ekstra Kurikuler
a Pendalaman al-Qur’an dan Kitab Kuning
b Pelatihan Pidato muhadlarah
c Pendidikan Organisasi dan Kepramukaan
d Pendidikan Kewanitaan dan Kesehatan
e Pendidikan Pers dan Jurnalistik, dll.
48
47
Penyusun, Profil Pondok Pesantren al-
Ittifaqiah…, h. 8