Efektifitas Kepemimpinan Pesantren Kepemimpinan Pesantren

cultural leader, dan penasihatpelindung teacher advocate. 107 Sehingga pemimpin pesantren yang efektif ialah mampu menciptakan atmosfir kondusif bagi murid-murid untuk belajar, keterlibatan guru dan karyawan berkembang secara personal dan professional, dan dukungan yang tinggi dari masyarakat. Meskipun keadaan tipe lembaga pendidikan berbeda satu dengan yang lainnya, namun beberapa faktor yang dapat menjelaskan keberhasilan efektivitas kepemimpinan yang terdiri dari unsur visi, inisiatif, dan kreativitas. Lebih lanjut, Mulyadi mengemukakan -faktor tersebut, yaitu: 1 Berkeinginan dan berhasrat kuat membuat pesantren sehebat yang diimajinasikan. 2 Bertindak proaktif dan cepat dalam mengambil inisiatif. 3 Kreativitas untuk menjadikan diri masuk dalam struktur yang dipperankan dan mereka meminta ketepatan waktu dalam peraturan sesuai yang ditetapkan untuk mengejar apa yang mungkin dapat dicapai dalam tujuan personal sebagai pimpinan pesantren. 108 Pimpinan pesantren dituntut resonsif terhadap perubahan yang berlangsung cepat. Menyiasati perubahan tersebut, menurut Abdullah Syukri, kyai sebagai pimpinan pesantren yang mengatur, mengendalikan, menggerakkan, dan menggiatkan keseluruhan totalitas kehidupan pondok, perlu memerhatikan hal-hal berikut: 1 Mengkomunikasikan tujuan dan manfaat yang dieroleh dari perubahan yang setidaknya menggeser sistem yang tidak relevan, sehingga perlu inovasi-inovasi sistem yang baru. 2 Membuat master plan yang ada relevansinya dengan kebutuhan kondisi lembaga pendidikan. 3 Memobilisasi hasil rancangan untuk diterapkan terhadap para staf dan stakeholder lembaga. 4 Mengawasi dan mengevaluasi jalannya sistem tersebut sebagai langkah pemastian keberadaan sebuah system. 5 Mempertahankan system yang sudah relevan, apalagi sesuatu yang dianggap prinsipil. 109 107 Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Madrasah …, h. 29 108 Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Madrasah …, h. 32 109 Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren…, h. 201 Memerhatikan pertimbangan tersebut, maka dalam kepemimpinan pesantren, terjadi semacam refungsionalisasi dan reposisi kepemimpinan, yaitu dari dari individual menuju institusional, dari karismatik pribadi ke tim, dari formal ke substansial, dan dari visioner menuju voluntir. Perubahan ini dilakukan pesantren dengan mengacu pada perspektif system manajemen kepemimpinan modern. Dalam menjelaskan “kepemimpinan dipandu nilai”, Raihani mengemukakan empat dimensi kepemimpinan yaitu: nilai-nilai dan visi, intergritas, konteks, pembangunan profesionalisme yang terus menerus, dan reflkesi. Dari dimensi-dimensi ini kemudian terbentuk karakteristik utama kepemimpinan efektif yaitu: 1 Kepemimpinan berarti mempunyai visi yang jelas tentang apa yang ingin dicapai. 2 Pemimpin yang baik selalu terlibat dalam segala hal, bekerja berdampingan dengan kolega-koleganya. 3 Kepemimpinan berarti menghormati otonomi guru, dan melindungi mereka dari tuntutan yang tidak relevan. 4 Pemimpin yang baik memandang ke depan, mengantisipasi perubahan, dan menyiapkan ornag-orang yang dibawahinya untuk menghadapi perubahan itu sehingga tidak mengejutkan atau melemahkan mereka. 5 Pemimpin yang baik bersikap pragmatis, mampu memahami realitas-realitas dalam konteks ekonomi ataupun politik, dan mampu melakukan negosiasi dan kompromi. 6 Pemimpin yang baik dipengaruhi oleh, dan mengkomunikasikan nilai-nilai personal dan edukasional yang jelas, yang merepresentasikan tujuan-tujuan moral mereka untuk sekolah. 110 Senada dengan pendapat tersebut, kriteria kepemimpinan efektif yang dikemukakan Mulyasa dalam konteks manajemen berbasis sekolah, sebagai berikut: 1 Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif. 2 Dapat menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 110 Raihani, Kepemimp inan Sekolah Transformatif …, h. 40 3 Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat, sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan dan pendidikan 4 Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di pesantren. 5 Mampu bekerja dengan tim manajemen di pesantren. 6 Berhasil mewujudkan tujuan pesantren secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan. 111 Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh keberhasilan pemimpin dalam mengendalikan seluruh elemen yang ada dalam organisasi. Sehingga tinggi rendahnya kinerja karyawan, sangat tergantung seberapa besar pimpinan memberikan dukungan bagi karyawannya dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Kinerja menurut Hasibuan sebagaimana dikutip Anwar Soleh, merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, dan waktu. 112 Kinerja seorang karyawan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima, dan hubungan dengan organisasi. 113 Kondisi ini mempengaruhi peran kepemimpinan untuk selalu berkembang dinamis dalam memimpin organisasi, termasuk hubungan piminan dengan karyawan. Dengan kata lain, peran serta karyawan sebagai bagian dari anggota organisasi, merupakan faktor penting yang juga menentukan efektivitas kemimpinan. Tantangan manajemen pesantren yang antara lain meliputi tuntutan keterbukaan iklusivisme, pengembangan metodologi, kemampuan manajerial, kolektivitas, demokratisasi, kebersamaan, dan egalitarianisme. Sehingga pesantren akan menjadi lembaga demokratis sehingga pengurus pesantren dapat ikut berperan dalam kebijakan pesantren, termasuk 111 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan Implementasi Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, h. 126 112 Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 2 dalam Anwar Soleh, Efektivitas Kepemimpinan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai di Sekolah Dasar Islam Terpadu al-Ihsan, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta: Perpustakaan UNJ, 2009, h. 20 113 Anwar Soleh, Efektivitas Kepemimpinan …, h. 21 keikutsertaan stakeholders. Dalam kondisi seperti ini kematangan atau kebijakan pimpinan pesantren sangat penting untuk tidak terkontaminasi kelompok kepentingan yang bisa menghambat program pesantren. Kerjasama pesantren dan masyarakat mempunyai fungsi yaitu: 1 Mengembangkan demokrasi dalam pendidikan di mana tanggungjawab pendidikan di tangan pesantren dan masyarakat. 2 Pesantren sebagai lembaga pendidikan masyarakat tidak terlepas dari masyarakat, perlu berinteraksi dengan masyarakat. 3 Pembinaan pendidikan pesantren masyarakat dapat memberikan bantuan pembiayaan ekonomi untuk suskesnya program pesantren. 4 Perkembangan kebudayaan dalam masyarakat menyebabkan perubahan dalam kurikulum dan sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam pesantren berfungsi sebagai pengembangan sosial budaya masyarakat. 5 Masyarakat menjadi sumber belajar bagi pesantren karena itu kerjasama ini akan sangat berharga bagi pendidikan anak-anak, banyak orang tertentu yang berpengalaman luas dalam bidang tertentu yang dapat ikut terlibat membantu memberikan pendidikan dan latihan kepada siswa. 114 Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan kepemimpinan yang berbasis pada manajemen modern dalam dunia pesantren merupakan sebuah kemestian untuk menjaga dan mempertahankan keberlangsungan eksistensi pesantren sebagai upaya memenuhi harapan sistem pendidikan Islam masa depan. Dalam beberapa studi efektivitas, cenderung ditemukan perkembangan konsep dan keragaman karakteristik kepemimpinan efektif. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan pesantren antara lain: kompetensi personal pemimpin dan prilaku kepemimpinan, kejelasan visi dan program yang dijalankan untuk memajukan pesantren, sistem yang diterapkan dalam mengelola pesantren, serta hubungan yang harmonis antara pimpinan pesantren dengan seluruh anggota organisasi dan keterlibatan masyarakat stakeholder dalam membangun pesantren. 114 Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Madrasah …, h. 35 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian dengan kasus penelitian kepemimpinan kyai pesantren ini diharapkan dapat menemukan sekaligus mendeskripsikan data secara menyeluruh dan utuh mengenai Kepemimpinan Mudri Pondok Pesantren al- Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir Sematera Selatan

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertempat di Pondok Pesantren al-Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir Sematera Selatan selanjutnya ditulis Pondok Pesantren al- Ittifaqiah. Penelitian dilakukan selama kurang lebih dua bulan, terhitung sejak 20 Mei 2009 sampai 29 Juli 2009.

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Menggunakan pendekatan deskriptif, penulis melakukan serangkaian prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan keadaaan obyek penelitian berdasarkan fakta dan data kemudian data tersebut di analisis, diinterpretasikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, kemudian disimpulkan. Untuk memperoleh hasil penelitian yang refresentatif dan akurat, penulis menggunakan beberapa cara yang terdiri dari: 44 1. Library Research penelitian kepustakaan yaitu penelaahan kepustakaan yang terdiri dari : a. Buku-buku primer, yaitu kepustakaan yang menjadi acuan utama dalam pembahasan penelitian. b. Buku-buku sekunder, yaitu kepustakaan yang sifatnya penunjang buku primer. 2. Field Research penelitian lapangan, yaitu meneliti dan mempelajari langsung objek yang diteliti. Dengan teknik waktu cross sectional methods yaitu menggunakan waktu yang singkat dan terbatas sesuai dengan data yang dibutuhkan.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus, guru, dan karyawan Pondok Pesantren al-Ittifaqiah. Sedangkan dalam sampel adalah sebagian populasi yang mewakili atau diambil dari jumlah populasi yang diteliti. Responden dipilih dan ditentukan dengan menggunakan sistem random sampling acak sederhana. Dari pengurus, guru, dan karyawan yang berjumlah 187 orang, kemudian dipilih sebanyak 80 orang sebagai sampel responden. Data para responden dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.1 Daftar Responden Pengisi Angket No. Nama Responden Jenis Kelamin Usia Masa Kerja Pendidikan 1 H.M. Natsir Agus, BA. 1 2 3 2 2 A. Ridho RS, S.Pd.I 1 2 3 2 3 Samun Ahmad 1 2 3 1 4 M. Akip Umar, S.Pd.I, M.SI 1 2 3 3 5 Zuhaironi Yahya, A.Ma. 1 2 3 2 6 Khotmir Rohi, S.Pd.I 1 2 3 2 7 Haudi Zamzami, S.Sos. 1 2 3 2 8 Sueb Rizal Abu Naim, S.Pd.I 1 2 3 2 9 A. Royani al Hafidz 1 2 2 1 10 Autad Sulaiman, S.Pd.I 1 2 2 2 11 Iswardi Samsuir, S.Pd.I 1 2 3 2 45 12 Akhyar Ishak, S.Ag. 1 2 3 2 13 Zainal Abidin, S.Ag, SH.M.Ag 1 2 2 3 14 Saribi Muhammad, S.Pd.I. 1 1 2 2 15 M. Joni Rusli, S.Pd.I 1 1 2 2 16 M. Ali Sodikin, S.Pd.I. 1 1 2 2 17 Awaluddin, S.Pd.I. 1 1 2 2 18 Khairuddin, S.Ag 1 2 2 2 19 H. Agus Jaya, Lc. M. Hum 1 2 2 3 20 Mardiansyah 1 1 2 2 21 A. Devison, S.Pd.I. 1 1 2 2 22 Maryono, S.Pd.I. 1 2 2 2 23 Rasestra, S.Pd.I 1 1 2 2 24 Huzairi Gunardi 1 1 2 2 25 Ahmad Darmawan 1 1 2 1 26 Amar Tajudin 1 1 1 1 27 Sakroni 1 1 1 1 28 Arman Sudianto, S.Pd.I 1 1 2 2 29 Safrizal, S.Pd.I 1 1 2 2 30 Nungcik, S.Pd.I 1 1 2 2 31 Ardeni 1 1 2 1 32 Badaruddin, ST. 1 1 1 2 33 H.M. Basir, S.Ag. 1 2 1 2 34 Hj. Muyassaroh, S.Pd.I 2 2 3 2 35 Husayani Khalik, S.Pd.I 2 2 3 2 36 Mardhotillah Bahri, S.Pd.I 2 2 3 2 37 Soimatul Fuadiah, S.Pd.I 2 2 3 2 38 Umi Rosyidah, S.Pd.I. MA 2 2 3 3 39 Milawati, S.Pd.I. 2 1 2 2 40 Evi Eryanti, S.Pd.I. 2 1 2 2 41 Fitriyani Taswin, S.Pd.I 2 1 2 2 42 Samiyah, S.Pd.I. 2 1 2 2 43 Fadilah, S.Pd.I. 2 1 1 2 44 Atika Susilawati 2 1 1 1 45 Novita Sepriani, S.Pd.I 2 1 1 2 46 Eka Diana, S.Pd.I 2 1 2 2 47 Herawati, S.Pd.I 2 1 2 2 48 Hesti Widiastuti Joni 2 1 2 1 49 Maria Ulfa, S.Pd. 2 1 1 2 50 Mikarela 2 1 1 1 51 Nazila Basir 2 1 1 1 52 H. Arfah Nurhayat, L.c 1 1 1 2 46 53 Hoiri Nafiz 1 1 1 1 54 Yadi Pajri 1 1 1 1 55 Jimi Ismail 1 1 1 1 56 Zulkarnain 1 1 1 1 57 Manila 2 1 1 1 58 Wita Kuswita 2 1 1 1 59 Andrayani 2 1 1 1 60 Arniza 2 1 1 1 61 Meni Diana 2 1 1 1 62 Susieni 2 1 1 1 63 Nurjannah 2 1 1 1 64 Apit Sri Amanah 2 1 1 1 65 Arnizah 2 1 1 1 66 Dian Nopita 2 1 1 1 67 Ibnu Hajar 1 1 1 1 68 Al Hadi Arka 1 1 1 1 69 Rismah, S.Pd. 1 1 1 2 70 Leni, S.Pd 2 1 1 2 71 Sapit Ardin 1 1 1 1 72 Hj. Sulastri, Lc 2 1 1 2 73 Betriana 2 1 1 1 74 Mutiah 2 1 1 1 75 M. Iqbal, S.Sii 1 1 1 2 76 Firmansyah, SHI 1 1 1 2 77 Novriyanto 1 1 1 3 78 Uswatun Hasanah Lc 2 1 1 2 79 H. Bahrum Lc, M.Ed 1 1 1 2 80 Herawati Zuhaironi 2 2 1 2 Tabel 3.2 Keterangan pengisian daftar responden No. Kriteria Ke ter ang an Jenis Kelamin Usia Masa Kerja Pendidikan 1 Laki-Laki 20-29 tahun kurang dari 5 tahun AliyahSMA 2 Perempuan 30-39 tahun 6-10 tahun D3-S1 3 40-49 tahun 11-20 tahun S2 4 50-59 tahun 21-30 tahun S3 5 60 tahun ke atas 30 tahun lebih Guru Besar

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KARISMATIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PONDOK PESANTREN Pengaruh Kepemimpinan Karismatik Terhadap Kinerja Karyawan Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta.

0 2 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN KARISMATIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PONDOK PESANTREN Pengaruh Kepemimpinan Karismatik Terhadap Kinerja Karyawan Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta.

0 2 11

FUNGSI TANJIDUR DI TANJUNG RAJA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN.

0 4 87

PEMBENTUKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, DAN KABUPATEN OGAN ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 31

JENIS JENIS IKAN GABUS (Genus Channa) DI PERAIRAN RAWA BANJIRAN SUNGAI KELEKAR INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

2 6 8

View of Regulasi Diri Remaja Penghafal al-Qur’an di Pondok Pesantren al-Qur’an Jami’atul Qurro’ Sumatera Selatan

0 1 16

GAYA KEPEMIMPINAN MUDÎR DALAM PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR)

0 1 20

BAB I PENDAHULUAN - ANALISIS RELEVANSI KOLEKSI PERPUSTAKAAN DENGAN KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN MTs. PONDOK PESANTREN RAUDHATUL ULUM SAKATIGA INDRALAYA OGAN ILIR (Skripsi) - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 1 101

STUDI AGRIBISNIS TANAMAN PEPAYA KALIFORNIA (Carica papaya L) DI DESA PULAU SEMAMBU KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN -

0 3 84

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. FINANSIA MULTI FINANCE CABANG INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN -

1 4 92