Kerangka Teori Pengeluaran Air

tabung tertutup pada suhu 2 o C-8 o C dan dihangatkan kembali pada suhu ruangan 15 o C-30 o C sebelum diperiksa. Sampel feses harus dicair, disaring dan diputar sentrifugasi sebelum dilakukan pemeriksaan Yaswir dkk, 2012.

c. Kerangka Teori

Kerangka teori ini merupakan gabungan dari berbagai teori atau sumber yang disebutkan pada tinjauan pustaka tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status dehidrasi. Menurut Santoso dkk 2012 yaitu obesitas, faktor wilayah ekologi, faktor suhu tubuh dan faktor pengeluaran air, menurut Tamsuri 2009 yaitu usia dan aktivitas fisik, menurut Berman dkk 2009 yaitu faktor jenis kelamin, menurut Hardinsyah dkk 2009 yaitu faktor pengetahuan air dan dehidrasi, serta menurut Brenna dkk 2012 yaitu faktor konsumsi cairan. Berikut ini merupakan kerangka teori hasil adaptasi dari beberapa teori: Bagan 2.1 kerangka teori Sumber : Adaptasi Santoso dkk 2012, Tamsuri 2009, Berman dkk 2009, Hardinsyah dkk 2009 dan Brenna 2012. Pengetahuan DEHIDRASI JANGKA PENDEK Wilayah ekologi Suhu Tubuh Konsumsi Cairan Pengeluaran air Aktivitas Fisik Jenis Kelamin Obesitas Usia 42

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah dehidrasi jangka pendek sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independennya adalah obesitas, jenis kelamin, aktivitas fisik, konsumsi cairan, dan pengetahuan air dan dehidrasi. Berikut merupakan alasan dari pemilihan variabel yang diteliti: 1. Variabel obesitas diteliti karena orang yang obesitas sangat rentan terhadap kehilangan air, kandungan air di dalam sel lemak lebih rendah dari kandungan air di dalam sel otot. Sehingga, orang yang obesitas sangat rentan terhadap kehilangan air dehidrasi. 2. Variabel jenis kelamin diteliti karena orang dengan persentase lemak tubuh lebih tinggi mempunyai cairan tubuh yang lebih sedikit karena sel lemak mengandung sedikit atau tidak ada air, dan jaringan tidak berlemak mengandung banyak air. Wanita secara proporsional mempunyai lemak tubuh yang lebih banyak dan air tubuh yang kurang dibanding pria. 3. Variabel aktivitas fisik diteliti karena remaja lebih sering mengalami dehidrasi dikarenakan banyaknya aktivitas fisik remaja yang dapat menguras tenaga dan cairan tubuh, sehingga menyebabkan kurangnya konsumsi cairan sehingga rentan dengan kejadian dehidrasi. 4. Variabel konsumsi cairan diteliti karena konsumsi cairan yang kurang berisiko untuk terjadinya risiko dehidrasi.