Menurut Amstrong 2005 bahwa kafein yang merubah warna urin menyebabkan  ketidakseimbangan  cairan  tubuh  dan  elektrolit  tetapi  tidak
terbukti  mempengaruhi  status  cairan  harian  secara  keseluruhan.  Hal  ini terbukti dengan studi di Inggris bahwa tidak ada perbedaan tingkat hidrasi
antara  konsumsi  minum  kafein  dalam  jumlah  sedang  memberikan  efek hidrasi tak jauh berbeda dengan konsumsi cairan air putih.
Kafein  memiliki  sifat  diuretik  sehingga  meningkatkan  kebutuhan untuk  buang  air  kecil.  Hal  inilah  yang  menyebabkan  kafein  dapat
menyebabkan  dehidrasi  karena  hilangnya  cairan  saat  terlalu  banyak mengeluarkan cairan saat buang air kecil.
4. Tanda Dan Gejala Dehidrasi
Rasa  lemah,  cepat  lelah,  haus,  dan  kram  otot  dan  hipotensi ortostatik  pandangan  menjadi  gelap  pada  posisi  berdiri  lama  karena
berkurangnya  volume  cairan  ektrasel  akibat  hipovolemia  pada  tingkat yang ringan. Pada tingkat yang lebih berat kurang air ≥ 6 berat badan,
juga  dapat  menyebabkan  otot  lemah,  bicara  tak  lancar,  bibir  membiru, renjatan shock, bahkan fatal Santoso dkk, 2012.
Tabel 2.2 Persentase Kehilangan Air Tubuh Dengan Tanda dan Gejalanya
kehilangan berat badan karena Air
Tanda-tanda yang ditimbulkan
1-2 Rasa haus yang kuat, kehilangan cita
rasa, perasaan tidak nyaman. 3-5
Mulut  kering,  pengeluaran  urin berkurang,  bekerja  dan  konsentrasi
lebih  sulit,  kulit  merasa  panas, gemetar  berlebihan,  tidak  sadar,
mengantuk,  muntah,  ketidakstabilan emosi.
6-8 Peningkatan suhu tubuh, peningkatan
denyut  jantung  dan  pernapasan, pusing,  sesak  nafas,  bicara  tak
lancar,  pusing,  otot  lemah,  bibir membiru.
9-11 Kejang,
berhalusinasi, lidah
bengkak, keseimbangan dan sirkulasi yang
lemah, kegagalan
ginjal, menurunnya  volume  dan  tekanan
darah
Sumber: Thomson Janice, Manore Melinda, Vaughan Linda dalam santoso dkk 2012
5. Patofisiologis Dehidrasi
Menurut Muscari 2005 patofisiologi  bergantung pada tipe dehidrasi. a.  Dehidrasi isotonik
1  Kehilangan cairan terutama melibatkan komponen ektrasel dan volume  darah  sirkulasi,  menyebabkan  anak  rentan  terhadap
syok hipovolemik. 2  Kadar  natrium  serum  menurun  atau  tetap  dalam  batas  normal,
kadar klorida Cl menurun dan kadar kalium K tetap normal atau menurun.
b.  Dehidrasi hipertonik 1  Kehilangan  air  yang  berlebihan  dibandingkan  elektrolit,
mengakibatkan  perpindahan  cairan  dari  kompartemen  intrasel ke  ekstrasel,  yang  dapat  menyebabkan  gangguan  neurologis
seperti kejang. 2  Kadar  natrium  serum  meningkat,  kadar  kalium  K  serum
bervariasi dan kadar klorida Cl meningkat. c.  Dehidrasi hipotonik
1  Pada  dehidrasi  hipotonik,  cairan  berpindah  dari  kompartemen ekstrasel
ke kompartemen
intrasel sebagai
usaha mempertahankan  keseimbangan  osmorik,  yang  selanjutnya
dapat  meningkatkan  kebocoran  CES  dan  secara  umum mengakibatkan syok hipovolemik.
2  Kadar  natrium  dalam  serum  menurun,  klorida  Cl  menurun dan kadar kalium bervariasi.
E. Dampak Dehidrasi