metabolik dan mengakibatkan sejumlah air dihasilkan sebagai produk akhir metabolisme Potter, 2005.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardinsyah dkk 2012 di Indonesia menggunakan desain cross sectional study
didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kelompok umur dengan kejadian dehidrasi p0,05.
3. Jenis kelamin
Total air tubuh juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan ukuran tubuh. Orang dengan persentase lemak tubuh lebih tinggi mempunyai
cairan tubuh yang lebih sedikit karena sel lemak mengandung sedikit atau tidak ada air, dan jaringan tidak berlemak mengandung banyak
air. Wanita secara proporsional mempunyai lemak tubuh yang lebih banyak dan air tubuh yang kurang dibanding pria. Air terhitung sekitar
60 persen dari berat badan seorang pria, tetapi hanya 50 persen dari berat badan wanita dewasa. Pada orang yang obesitas, perhitungan
tersebut makin kurang, sekitar 30-40 persen dari berat badan orang tersebut Berman dkk, 2009.
Usia lebih dari 12 tahun akan mempengaruhi total air tubuh antara laki-laki dan perempuan, dimana pada laki-laki lebih banyak
kandungan air tubuhnya dibandingkan perempuan karena laki-laki mempunyai massa tubuh yang lebih tinggi dibandingkan perempuan
Briawan dkk, 2011. Hal tersebut akan mempengaruhi kebutuhan cairan yang lebih tinggi pada laki-laki, juga kebutuhan akan zat gizi
lainnya sehingga memicu terjadinya obesitas. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Tate et al 2012 menunjukkan kejadian obesitas lebih banyak dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh Hardinsyah dkk 2012 di Indonesia menggunakan desain cross sectional study didapatkan bahwa pada
remaja menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan status dehidrasi p0,05. Namun hal ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Prayitno dkk 2012 di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang menggunakan metode studi observasional dengan
desain studi cross sectional yang diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan status hidrasi berdasarkan jenis kelamin p=0,186.
4. Aktivitas fisik
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses
metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan peningkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan
yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu, kehilangan cairan yang tidak disadari inseble water loss juga mengalami peningkatan akibat
peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat Tamsuri, 2009.
Baik aktivitas tinggi maupun rendah, keduanya memiliki peluang terhadap dehidrasi. Aktivitas fisik yang rendah juga dapat
menyebabkan berkurangnya konsumsi minum sehingga terdapat peluang untuk terjadinya dehidrasi Briawan, dkk, 2011. Kehilangan
air melalui keringat dapat meningkatkan 3 Ljam selama aktivitas berat
dan lingkungan yang panas dan jika asupan air yang tidak mencukupi dapat menimbulkan hypohydration persistent. Volume air yang
direkomendasikan umumnya antara 100-150 dari volume yang hilang untuk menggantikan kehilangan air setelah melakukan aktivitas
fisik Sharp, 2007. Remaja lebih sering mengalami dehidrasi dikarenakan banyaknya
aktivitas fisik remaja yang dapat menguras tenaga dan cairan tubuh, sehingga menyebabkan kurangnya konsumsi cairan Briawan dkk,
2011. Apabila terjadi ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh, akan timbul kejadian dehidrasi Almatsier, 2009.
Penelitian di Amerika pada orang dewasa menunjukkan bahwa aktivitas luang memiliki hubungan dengan intake air putih dan total
asupan air. Menurut Kant et al 2009 aktivitas yang tinggi memiliki hubungan dengan air dari minuman dan total asupan airnya. Aktivitas
fisik memiliki hubungan dengan asupan air. Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardinsyah dkk
2012 di Indonesia menggunakan desain cross sectional study didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status dehidrasi
dengan tingkat aktivitas fisik p0,005, hal ini karena aktivitas fisik pada subjek penelitian berada pada tingkat ringan dan hanya sedikit
yang aktivitasnya berat. Total Volume aktivitas fisik dapat diukur dengan satuan Metabolic
Energy Turnover MET baik perhari maupun perminggu. Cara
perhitungan ini sering digunakan dalam menghitung total aktivitas fisik dengan menggunakan kuesioner.
Rumus Tingkat Aktivitas Fisik:
PAL= Keterangan :
PAL : Physical Activity Level Tingkat Aktivitas Fisik PAR : Physical Activity Ratio jumlah energi yang dikeluarkan
untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu.
Tabel 2.4 Kategori Tingkat Aktivitas Fisik dengan Nilai
Physical Activity Level Kategori Aktivitas Fisik
Nilai PAL
Ringan 1,40 ≤ PAL ≤ 1,69
Sedang 1,70 ≤ PAL ≤ 1,99
Berat 2,00 ≤ PAL ≤ 2,40
Sumber : FAOWHOUNU, 2001
5. Konsumsi cairan