Dampak Dehidrasi TINJAUAN PUSTAKA

b. Dehidrasi hipertonik 1 Kehilangan air yang berlebihan dibandingkan elektrolit, mengakibatkan perpindahan cairan dari kompartemen intrasel ke ekstrasel, yang dapat menyebabkan gangguan neurologis seperti kejang. 2 Kadar natrium serum meningkat, kadar kalium K serum bervariasi dan kadar klorida Cl meningkat. c. Dehidrasi hipotonik 1 Pada dehidrasi hipotonik, cairan berpindah dari kompartemen ekstrasel ke kompartemen intrasel sebagai usaha mempertahankan keseimbangan osmorik, yang selanjutnya dapat meningkatkan kebocoran CES dan secara umum mengakibatkan syok hipovolemik. 2 Kadar natrium dalam serum menurun, klorida Cl menurun dan kadar kalium bervariasi.

E. Dampak Dehidrasi

Dampak dehidrasi jangka pendek bila dibiarkan, maka akan berdampak buruk bagi tubuh karena dehidrasi bisa melemahkan anggota gerak, hipotonia, hipotensi dan takikardia, kesulitan berbicara, bahkan sampai pingsan. Dehidrasi jangka pendek yang terjadi terus menerus juga bisa meningkatkan risiko batu ginjal, infeksi saluran kencing, kanker usus besar dan konstipasi Popkin et al, 2010. Dampak dari dehidrasi jangka pendek juga dapat mempengaruhi performa kognitif, menurunkan daya tahan fisik dan psikomotor Grandjean, 2007. Menurut Murray 2007 juga memaparkan bahwa dehidrasi jangka pendek berpengaruh pada perubahan termoregulator suhu pada tubuh. Pada dehidrasi jangka pendek, mulanya adalah rasa haus yang muncul dan tubuh kehilangan air sekitar 2 persen cairan tubuh, mulut dan lidah menjadi kering, air liur pun berkurang. Pada saat itulah otak memberikan perintah untuk segera minum sebagai pengganti cairan yang hilang. Pusat rasa haus dikontrol oleh hipotalamus yang juga mengatur sekresi vasoperin sekaligus. Keduanya bekerja secara terpadu memantau osmolaritas cairan di sekitarnya yang kemudian akan mencerminkan konsentrasi keseluruhan lingkungan cairan intrasel. Seiring dengan kebutuhan tubuh yang terus meningkat dan peningkatan osmolaritas karena tubuh mengalami defisit air maka sekresi vasopresin dan rasa haus harus diaktifkan. Akibatnya terjadi reabsorpsi air pada tubulus distal dan koligentes meningkat sehingga tubuh menghemat cadangan air, keadaan seperti ini akan memacu dehidrasi semakin berat. Dehidrasi ringan yang dibiarkan secara terus menerus akan menjadi dehidrasi yang jangka panjang mengakibatkan kegagalan multi organ dan mengakibatkan kematian Sherwood, 2011. Dehidrasi dalam waktu yang lama juga dapat menyebabkan stroke. Darah dalam tubuh terdiri dari 90 air. Saat terjadi dehidrasi, aliran darah yang masuk dan keluar di otak tak seimbang. Pembuluh darah balik dari otak menuju serambi jantung mengalami kolaps atau kempot karena kekurangan cairan. Dalam jangka panjang, kolaps melambatkan aliran darah. Apabila darah tubuh kekurangan air maka darah menjadi lebih kental. Pengentalan darah membuat persediaan oksigen yang diantarkan ke otak berkurang dan memungkinkan terjadinya stroke. Di otak, darah yang mengental sangat sulit untuk bersirkulasi, karena sel-sel otak sangat boros mengkonsumsi makanan dan oksigen yang hanya bisa diperoleh dari darah, maka aliran darah yang lambat ini bisa menyebabkan sel-sel otak cepat mati sehingga risiko serangan stroke lebih besar Sherwood, 2011.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dehidrasi Jangka Pendek