Hubungan antara pengetahuan tentang air dan dehidrasi dengan status

Menurut Batmanghelidj 2007 menyatakan bahwa tubuh manusia terus menerus membutuhkan air. Tubuh kehilangan air melalui paru-paru ketika bernafas. Tubuh juga kehilangan air melalui keringat, produksi urin dan ketika buang air besar. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Prayitno dkk 2012 di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang menggunakan metode studi observasional dengan desain studi cross sectional bahwa terdapat perbedaan total konsumsi cairan pada remaja obesitas dan non obesitas p=0.035 karena orang yang obesitas lebih mudah mengalami kekurangan air dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas.

G. Hubungan antara pengetahuan tentang air dan dehidrasi dengan status

dehidrasi jangka pendek berdasarkan hasil pengukuran PURI Periksa Urin Sendiri menggunakan grafik warna urin pada remaja kelas 1 dan 2 di SMAN 63 Jakarta tahun 2015 Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang Notoatmodjo, 2003. Pada hasil analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki pengetahuan yang rendah. Diketahui sebanyak 48 siswa 64 yang memiliki pengetahuan yang rendah dan sebanyak 27 siswa 36 yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis hubungan pengetahuan tentang air dan dehidrasi didapatkan bahwa dehidrasi jangka pendek lebih banyak terjadi pada siswa yang pengetahuannya rendah sebanyak 31 siswa 64.6 dibandingkan dengan siswa yang memiliki pengetahuan yang tinggi sebanyak 3 siswa 11.1. Hasil uji statistik bahwa diperoleh nilai Pvalue = 0.000 yang berarti ada hubungan signifikan antara pengetahuan tentang air dan dehidrasi dengan status dehidrasi jangka pendek. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 14.588 3.827-55.606, artinya siswa yang pengetahuan air dan dehidrasi rendah memiliki peluang 14.588 kali untuk mengalami dehidrasi dibandingkan siswa yang pengetahuan air dan dehidrasi tinggi. Pada penelitian ini pengetahuan yang kurang lebih banyak dibandingkan dengan pengetahuan yang cukup sehingga kurangnya pengetahuan mengenai manfaat lebih dari air putih bagi kesehatan tubuh juga memberikan peluang bagi remaja untuk tidak memperhatikan air putih bagi tubuhnya Maulana, 2010. Pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi konsumsi cairan baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, serta dalam kebiasaan minum sehari-harinya. Pengetahuan yang semakin baik akan mendorong seseorang untuk mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan dan memiliki kebiasaan minum yang lebih baik pula sehingga risiko mengalami dehidrasi lebih kecil Hardinsyah dkk, 2009. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Hardinsyah dkk 2012 di Indonesia dengan desain cross sectional study didapatkan bahwa pada remaja dan total subyek menunjukkan terdapat hubungan antara status dehidrasi dan tingkat pengetahuan subyek. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prayitno dkk 2012 di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang menggunakan metode studi observasional dengan desain studi cross sectional menyatakan bahwa pengetahuan tentang cairan diketahui signifikan mempengaruhi perbedaan status hidrasi p=0,003. 90

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN