Metode Iqra’ Macam-Macam Metode Pembelajaran Membaca Al-Qur’an

5 Praktis Yang dimaksud dalam prinsip ini ialah guru langsung memberi contoh bacaannya, jadi tidak perlu banyak penjelasan karena tujuan buku Iqra ’ adalah bagaimana mengajarkan membaca dengan mudah dan cepat, sehingga hal-hal yang bersifat teoritis diajarkan setelah siswa mampu membaca Al-Q ur’an. Dan dengan menggunakan buku Iqra ’ siswa lebih mudah untuk mempelajarinya karena mudah dibawa kemana-mana dan buku Iqra ’ mudah ditemukan di toko-toko terdekat. 6 Variatif Materi Iqra ’ disajikan dalam buku yang terdiri dari 6 jilid. Setiap jilid diberi sampul yang berbeda dengan jilid lainnya dan diberi warna-warni indah, sehingga menarik perhatian para siswa untuk saling berlomba dalam mencapai warna-warni jilid berikutnya. Mereka berlomba-lomba untuk cepat menyelesaikan satu buku dan berganti dengan buku lainnya, sehingga hal ini dapat menghindari kejenuhan para santri. 7 Komunikatif Maksudnya yaitu guru tidak diam saja apabila siswa membaca huruf atau kata dengan benar, akan tetapi guru memberikan sanjungan atau penghargaan umpamanya dengan kata-kata: bagus, betul, pintar dan sebagainya. Guru juga akan menegur siswa yang keliru bacannya dengan kata-kata: Awas, Stop, Eee, dan sebagainya. 43 8 Fleksibel Metode Iqra ’ dapat dipergunakan untuk berbagai tingkat usia, dari mulai balita, TK, SD, SMP, SLTA dan dewasa. Berdasarkan sifat dan karakteristik dari metode Iqra ’ tersebut, tingkat keberhasilan dan kemudahan dalam proses belajar mengajar membaca Al-Q ur’an dapat tercapai dengan baik. Disamping itu, siapapun yang sudah bisa membaca Al-Qur`an pasti bisa mengajarkannya, bahkan yang baru 43 Arif Gunawan, Rahasia Sukses Mengajar Buku Iqra ‟ Yang Mudah dan Menyenangkan, Jakarta: Yayasan Wakaf Madani, 2008, Cet. I, h. 14-15 tamat jilid 2 pun, bisa mengajar bagi yang baru jilid 1, sehingga bisa menumbuhkan suasana asyik saling ajar mengajar. 9 Sistimatis Maksudnya adalah buku Iqra ’ yang terdiri dari enam jilid disusun dari mulai materi yang mudah sampai materi yang sulit 10 Asistensi Dalam sistem ini artinya Iqra ’ diajarkan boleh menggunakan guru bantu, sekalipun guru bantu itu diambil dari anak didik, dengan catatan anak didik tersebut membacanya sudah bagus dan fasih. 44 Pola privat yang bersiat individual memungkinkan secara optimal taraf perkembangan siswa. Begitu juga pola CBSA, pola modul dan pola lainnya sangat memungkinkan siswa belajar membaca Al-Q ur’an dengan cepat dan optimal. Demikianlah 10 prinsip yang dapat digunakan dalam mengajar membaca Al-Q ur’an dengan metode Iqra’, karena prinsip-prinsip tersebut dapat menjadi salah satu tolak ukur untuk melihat efektfinya pembelajaran membaca Al-Q ur’an selain faktor- faktor yang lain. c. Metode Penunjang Buku Iqra’ Dalam buku Iqra ’ telah terdapat 10 sifat prinsip keunggulan, maka tidak menutup kemungkinan dalam mengajarkan Iqra ’ terus dikembangkan melalui beberapa kreatifitas dan improvisasi diantaranya yaitu: 1 Metode MenyanyiShalawat Menyanyi merupakan rekreasi batin yang indah, para siswa akan hanyut dalam nyanyian yang indah. Mereka akan merasa senang dan tidak merasa dibebani sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi gembira dan menyenangkan 2 Metode Cerita Cerita merupakan media efektif untuk menanamkan nilai-nilai yang luhur, yang bersumber dari nilai akidahtauhid dan nilai akhlak. Nilai- 44 Ahmad Darka, Bagaimana Mengajar Iqra ‟ dengan Benar…, h. 14 nilai ini diharapkan dapat membentuk karakter anak sesuai dengan apa yang diceritakan. 3 Metode Bermain Dunia anak adalah dunia bermain maka bermainlah dengan mereka dengan penuh kegembiraan karena mereka merupakan sosok manusia yang kaya akan imajinasi khayalan. 4 Metode Random Acak Dalam metode ini guru mengajarkan pokok-pokok bahasan, kemudian guru mengacak mencari kalimat atau contoh yang sama dengan pokok bahasan dengan tujuan supaya siswa lebih faham. 5 Metode Tahsinul Kitabah Tahsinul Kitabah yaitu menulis bagus, benar dan indah yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. Menulis merupakan pendamping membaca buku Iqra ’ dan juga sebagai sarana untuk melatih serta membiasakan siswa menulis angka atau huruf Al- Q ur’an. Selain itu, menulis berfungsi untuk menertibkan dan menenangkan siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. 45 Dari pemaparan di atas mengenai metode yang dapat menunjang dan membantu efektifnya pengajaran Iqra ’, maka guru dianjurkan dapat menggunakan beberapa metode penunjang tersebut agar tujuan dalam pembelajaran Al-Q ur’an dapat tercapai dengan mudah. d. Klasifikasi Kemampuan Siswa dalam Membaca Buku Iqra’ Dalam membaca buku Iqra ’, kompetensi atau kemampuan siswa terbagi dalam tiga kategori, diantaranya yaitu: 1 Siswa Daya Tangkap Cepat Siswa kelompok ini mempunyai ciri-ciri yakni konsentrasi sangat baik, pengucapan jelas, dan cepat memahami pelajaran. Bagi siswa seperti ini boleh diloncat-loncatkan dalam bacannaya tidak perlu utuh satu halaman. 45 Arif Gunawan, Rahasia Sukses Mengajar Buku Iqra ‟…, h. 18-24 2 Siswa Daya Tangkap Sedang Siswa ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut; konsentrasi cukup baik, pengucapan cukup, terkadang suka lupa dan agak lamban dalam memahami pelajaran. Bagi siswa ini sebaiknya buku Iqra ’ dibaca utuh satu halaman dan ditambahkan dengan metode-metode penunjang di atas. 3 Siswa Daya Tangkap Kurang Siswa dalam kelompok ini memiliki ciri-ciri yakni kurang konsentrasi, pengucapan kurang jelas, sering lupa dan lamban dalam memahami pelajaran. Bagi siswa ini maka cara penanganannya seperti siswa yang daya tangkapnya sedang dan ditambah dengan kesabaran serta perhatian. 46 e. Keunggulan Metode Iqra’ Secara garis besar, keunggulan metode iqra ’ yang membuat para peserta didik menjadi tertarik untuk belajar membaca Al-Q ur’an disebabkan beberapa modivikasi yang telah dilakukan, diantaranya yaitu: 1 Sistimatis, disusun dari yang mudah sampai yang susah. 2 Praktis, mudah dibawa kemana-mana. 3 Metode ini sangat Variatif dan fleksibel, dapat digunakan mulai dari balita sampai manula. 4 Guru mengajar dengan pendekatan yang komunikatif yakni setiap iqra ’ ada kata-kata instruksi sebagai bahasa komunikasi. 5 Penggunaan sistem pembelajaran yang variatif dengan cerita dan nyanyian religius sehingga para murid tidak merasa jenuh 47 . 6 Siswa langsung diajarkan tajwid secara praktis tidak secara teori. f. Kekurangan Metode Iqra’ Beberapa kekurangan dari metode Iqra ’ antara lain yaitu: 1 Bacaan-bacaan tajwid secara teori tak dikenalkan sejak dini. 2 Tidak dikenalkan huruf asli 46 Arif Gunawan, Rahasia Sukses Mengajar Buku Iqra ‟…, h. 25-26 47 Ahmad Darka, Bagaimana Mengajar Iqro‟ dengan Benar…,h. 13 3 Tak dianjurkan menggunakan irama murottal.

C. Efektifitas Pembelajaran Membaca Alqur’an

Efektifitas berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil, mujarab, berlaku a tau mengesankan”. 48 dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata efektif berarti “dapat membawa hasil, berhasil guna”. 49 Menurut bahasa, “kata efektivitas berarti dapat membawa hasil. Sehingga sesuatu dapat dikatakan efektif, bila berhasil dan dapat mencapai tujuan sebagaimana telah dirumuskan atau direncakan sebelum melakukan hal tersebut”. 50 Efektifitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa yang telah diprogramkan itu dapat terlaksana atau tercapai dengan baik. Efektifitas juga menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektifitasnya. Menurut E. Mulyasa, efektifitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Dalam upaya pengukuran ini terdapat dua istilah yang diperhatikan yaitu validasi dan evalusi. Validasi dapat dilihat dari dua sisi yakni intern dan ekstern. Validasi intern merupakan serangkaian tes dan penilaian yang rancang untuk mengetahui secara pasti apakah suatu program pendidikan telah mencapai sasaran yang telah ditentukan. Adapun validasi eksternal merupakan serangkaian tes dan penilaian yang dirancang untuk mengetahui secara pasti apakah sasaran prilaku dari suatu persiapan mengajar secara intern telah valid. Sedangkan evaluasi dapat digunakan untuk mengukur tiga tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan. Selanjutnya ditegaskan bahwa evaluasi yang baik dilaksanakan hanya apabila didasarkan pada rencana yang baik pula. Oleh karena itu, kegiatan evaluasi dalam kaitannya dengan efektifitas harus mengukur untung rugi, tidak hanya mengukur pencapaian sasaran belaka. 51 48 John M Echols dan Hasan Shadily, An-English-Indonesia Dictionary, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996, Cet. XXIII, h. 207 49 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet. I, h. 284 50 G. B Yuwono, Pedoman Umum Ejaan Indonesia yang Telah Disempurnakan, Surabaya: Indah, 1987, Cet. I, h. 39 51 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 …, h. 90 Pembelajaran efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1. Pemanasan dan Persepsi Pemanasan dan persepsi perlu dilakukan untuk menjajagi pengetahuan anak didik, memotivasi mereka dengan menyajikan materi yang menarik, dan mendorong mereka untuk mengetahui berbagai hal baru. Pemanasan dan apersepsi ini dapat dilakukan sebagai berikut: a. Mulailah pembelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan memahami peserta didik. b. Memotivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan mereka. c. Gerakkan anak didik agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru. 2. Eksplorasi Tahap eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan pelajaran dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik. Hal tersebut dapat ditempuh sebagai berikut: a. Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimilki oleh anak didik. b. Katakana materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan yang sudah dimiliki oleh anak didik. c. Pilihlah metode yang paling tepat, gunakan secara bervariasi untuk meningkatkan penerimaan anak didik terhadap materi standar dan kompetensi baru. 3. Konsolidasi Pembelajaran Konsolidasi merupakan kegiatan utnuk mengaktifkan anak didik dalam pembentukan kompetensi, dengan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan anak didik. Konsolidasi pembelajaran ini dapat dilakukan sebagai berikut: a. Libatkan anak didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi standar dan kompetensi baru b. Libatkan anak didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah problem solving, terutama dalam masalah-masalah actual. c. Pilihlah metodologi yang paling tetapt sehingga materi standar dapat diproses menjadi kompetensi anak didik. 4. Pembentukan Kompetensi, Sikap dan Perilaku Pembentukan kompetensi, sikap, dan perilaku anak didik dilakukan sebagai berikut: a. Doronglah anak didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. b. Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar anak didik dapat membangun kompetensi, sikap, dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasrakan pengertian yang dipelajari. c. Gunakan metodologi yang tepat agar terjadi perubahan kompetensi, sikap dan perilaku anak didik. 52 Dalam dunia pendidikan efektfitas dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi efektifitas mengajar guru dan segi efektifitas belajar ,murid. Efektifitas mengajar guru terutama menyangkut jenis-jenis kegaiatn belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektifitas belajar murid terutama menyangkut tujuan-tujuan pelajarn yang diinginkan telah tercapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh. 53 Suatu proses belajar dapat dikatakan efektif jika telah diuji melalui beberapa kriteria efektifitas, baik efektifitas bagi guru, maupun bagi siswa. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Tim Penyusun Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya bahwa demi ketetapan dan keobjektian dalam pengamatan dan penilaian terhadap proses belajar mengajar seorang guru, maka perlu digunakan sebuah daftar pertimbangan dan penilaian efektifitas 52 E. Mulyasa, Implementas i Kurikulum 2004…, h. 119-120 53 Madya, Eko Susilo, Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang: Effhar Offsetm 1990, Cet. I, h. 63