Lingkungan yang Ideal dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an

Semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial ada yang kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung seperti pergaulan dengan orang lain, dengan keluarga, teman-teman, kawan sekolah, dan sebagainya. Sedangkan pengaruh tidak langsung, melalui radio, telivisi, dan sebaginya dan dengan berbagai cara. 27 Lingkungan sosial sekolah seperti para guru dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar anak didik. Seorang guru yang selalu memperlihatkan suri tauladan yang baik khususnya dalam kecintaannya dalam mempelajari Al-Q ur’an dapat menjadi daya dorong positif bagi kegiatan belajar anak didik. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa seperti keluarga, masyarakat, perkumpulan dan juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat yang terus melestarikan pelajaran Al-Q ur’an seperti dilanggar atau di masjid, hal itu juga dapat mempengaruhi aktivitas dan memotivasi anak didik untuk mempelajari dan semakin mencintai Al-Q ur’an. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar Al-Q ur’an siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. “Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang paling dikenal oleh anak didik. Oleh karena itu, keluarga disebut sebagai primary community yaitu sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama. ” 28 Sifat dan perilaku orang tua dapat memberikan dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. Contoh: kebiasaan yang diterapkan orang tua membaca Al-Q ur’an setelah shalat misalnya, secara tidak langsung akan ditiru oleh anak, sehingga anak akan berusaha untuk senantiasa membaca dan mencintai Al-Q ur’an. lingkungan keluarga merupakan dasar dari pendidikan anak. Hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat. 27 Ngalim Purwanto, Imu Pendidikaan Teoritis dan Praktis …, h. 73 28 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, Cet. I, h. 22

5. Strategi Pembelajaran Al-Qur’an

Secara umum strategi mempunyai pengertian yakni “suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. ” 29 Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Muhibbin Syah menerangkan dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, bahwa “strategi mengajar adalah sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. ” 30 Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut: a. Mengidentifikasi serta menerapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana diharapkan. b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. c. Memilih dan menerapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk menyempurnakan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. 31 29 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. II, h. 6 30 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 9, h. 214 31 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar…, h. 6 Jika seseorang ingin berhasil dalam proses belajar mengajar, ia harus pandai memilih strategi dan metode penyampaian yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Salah satu faktor keberhasilan guru dalam menyampaikan materi adalah dengan pemilihan strategi dan metode yang tepat, di samping faktor lain yang juga harus dikuasai. Tujuan utama pemilihan strategi adalah untuk memberikan kemudahan kepada siswa untuk belajar sehingga siswa meyakini bahwa dengan belajar dirinya akan menjadi terampil, menjadi pandai melakukan segala hal dalam rangka mempermudah melakukan berbagai aktifitas kehidupan.

6. Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an dengan Metode Iqra’

Guru mengetahui keisapan murid sebelum pembelajaran dimulai dengan cara bertanya, menyelidiki, mengetes pre test yang disebut dalam satu istilah appersepsi. Guru ingin mengetahui hasil proses belajar mengajar yang baru saja dilakukan dengan mengadakan post test. Sedangkan apabila guru ingin mengetahui hasil pelaksanaan pendidikan pada umumnya dengan mengadakan evaluasi. Evaluasi adalah suatu istilah yang sering digunakan di sekolah. Selain istilah evaluasi, sering juga digunakan istilah-istilah lain seperti tes, pengukuran, penilaian dan lain-lain. Jadi, pengertian evaluasi yaitu penilaian terhadap kemampuan murid dalam menguasai bahan pengajaran yang telah diberikan. 32 Adapun evaluasi yang dilakukan antara lain ialah: a. Evaluasi awal adalah evaluasi yang berfungsi sebagai penjajakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan siswa yang baru masuk dan akan ditempatkan untuk memulai Iqra’ berapa. b. Evaluasi harian atau sewaktu-waktu dilakukan karena siswa akan pindah halaman, pindah jilid dari buku Iqra’ 1-6 dan juga untuk melaksanakan evaluasi terhadap hafalan para siswa. 32 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. IX, h. 40 c. Evaluasi persemester dilaksanakan untuk mengisi raport materi yang diteskan berbentuk lisan dan tulisan. Setiap kegiatan pembelajaran selalu menghendaki adanya hasil. Guru selalu berharap bahwa hasil yang diperoleh sekarang lebih memuaskan dari hasil yang diperoleh sebelumnya. Untuk menentukan dan membandingkan antara satu hasil dengan lainnya dioerlukan adanya evaluasi. Seorang guru melakukan evaluasi mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Untuk mengetahui peserta didik yang mana yang terpandai dan kurang pandai di kelasnya. b. Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki oleh peserta didik atau belum. c. Untuk mendorong persaingan yang sehat antara sesama peserta didik. d. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami didikan dan ajaran. e. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih materi, metose dan berbagai penyesuaian dalam kelas. f. Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk raport, ijazah, piagam dan sebagainya. 33 Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh guru untuk mengetahui hasil dari pembelajaran. Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan peserta didik dapat dipantau melalui penilaian.

B. Macam-Macam Metode Pembelajaran Membaca Al-Qur’an

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani metodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melewati atau melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. “Metode berarti suatu jalan yang dilalui 33 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008, Cet. VII, h. 239.