Tahap Refleksi Deskripsi Data Hasil Penelitian

keberhasilan sudah tercapai dimana lebih dari 60 siswa mendapat nilai ≥ 70 dari tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil tes akhir siklus III disajikan dalam histogram dan poligon sebagai berikut: Gambar 7 Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus III

d. Tahap Refleksi

Adaptasi siswa dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika yang sudah sangat baik, pengontrolan peneliti yang lebih ekstra terhadap siswa yang kemampuannya masih lemah, adanya peran tutor sebaya membuat pembelajaran berjalan lebih kondusif dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus II. Pada materi tentang aplikasi SPLDV Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam kehidupan, siswa terlihat lebih tekun dan sungguh- sungguh dalam mempelajarinya. Meskipun pembahasan ulang juga dilakukan pada materi mencari solusi SPLDV dengan 4 metode metode grafik, metode subtitusi, metode eliminasi, metode kombinasi 11 10 8 6 4 2 44,5 50,5 56,5 62,5 68,5 74,5 80,5 x y F re k u e n si Interval Data namun dengan mengulang-ngulang dalam mempelajarinya dan tidak putus asa dalam menjawab soal, akhirnya siswa dapat memahami materi dengan baik. Berdasarkan pengamatan melalui lembar observasi ternyata hasilnya siswa sudah terbiasa menyelesaikan soal pemecahan masalah dengan adanya penggunaan metode resitasi dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil belajar melalui tes akhir siklus III sudah menunjukkan hasil yang baik. Rata-rata nilai tes siswa mengalami peningkatan dari 64,67 menjadi 74,65 peningkatannya sebesar 11,52. Sebanyak 23 siswa sudah mendapat nilai di atas rata- rata, sehingga indikator keberhasilan yaitu 60 siswa mendapat nilai ≥ 70 dari tes siswa sudah tercapai. Dengan adanya peningkatan hasil tes siklus III dan indikator keberhasilan sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan pada siklus III sesuai dengan target yang direncanakan. Sebagai data tambahan yang memperkuat adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa, pada hari Selasa, 9 September 2008 dilaksanakan ulangan harian bab SPLDV Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Hasil yang diperoleh, rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 74,68. Nilai tersebut menunjukkan hasil belajar yang sudah cukup baik bila dibandingkan dengan hasil ulangan harian semester genap. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siklus I sampai Siklus III, disajikan dalam tabel, histogram dan poligon sebagai berikut: Tabel 11 Skor kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus III Siklus I Siklus II Siklus III Jumlah skor 2142 2272,5 2687,5 Rata-rata 59,5 74,65 Prosentase 38,89 52,78 63,89

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa setiap akhir siklus. Sebelum instrumen soal ini digunakan, terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitas. Dari keseluruhan siklus terdapat 20 soal pemecahan masalah, soal yang valid sebanyak 17 soal. Dengan tingkat reliabilitas 0,842 tinggi. Soal yang dibuat disesuaikan dengan kurikulum sekolah mengenai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang ingin dicapai. Dari 17 soal tersebut diambil 15 soal yang sebelumnya telah dikonsultasikan dengan guru mitra kolaborator yang merupakan guru mata pelajaran matematika di MTS Darussa’adah Jakarta. 5 soal pertama digunakan pada siklus I yaitu hari Selasa 12 Agustus 2008, 5 soal selanjutnya digunakan pada siklus II yaitu hari Kamis 21 Agustus 2008, kemudian 5 soal selanjutnya digunakan pada Siklus III yaitu hari Kamis 4 September 2008. Soal-soal tersebut digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika setelah siswa diberi perlakuan berupa metode resitasi dalam belajar matematika. Selain menggunakan tes untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa digunakan pula lembar observasi, wawancara, dan catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas siswa setiap pertemuan pada siklus I, II dan III. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki tingkat ketepercayaan yang tinggi, dilakukan beberapa kegiatan meliputi: memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber, memeriksa apakah informasi tersebut tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan memastikan kebenaran data. Diskusi dengan guru kolaborator tentang hasil observasi yang diperoleh dan melakukan reduksi data yaitu menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini bertujuan agar data atau informasi yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dilakukan dengan memeriksa hasil tes akhir siklus siswa. Soal yang