temannya. Pada siklus III ini kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah semakin baik. Terlihat
dari jawaban soal siswa yang telah mampu memahami masalah yang
ada pada
soal, merencanakan
penyelesaian, dan
menyelesaikan soal dengan benar.
c. Tahap Observasi
Pembelajaran pada siklus III ini berjalan dengan baik, kondisi kelas lebih kondusif dibandingkan siklus II. Siswa lebih tekun dan
terbiasa dalam mengerjakan soal pemecahan masalah. Siswa-siswa yang rendah kemampuan pemecahan masalah matematikanya dapat
mengikuti pelajaran dengan baik dengan adanya bimbingan ekstra dari guru dan teman sebayanya yang lebih pandai. Hasil pengamatan
terhadap pelaksanaan pengajaran guru oleh observer sudah baik dan hasil pengamatan dapat dilihat pada lampiran 3.
Hasil pengamatan tentang aktivitas siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9 Skor Rata-rata aktivitas Siswa
Pada Pembelajaran Matematika Siklus III
Rata-rata Pertemuan Ke-
No Aspek yang diamati
8 9
Rata-rata Total
1 Membawa
peralatan dan
sumber belajar matematika 3,86
4 3,93
2 Memperhatikan
penjelasan guru
2,98 3,29
3,14 3
Bertanya pada guru jika ada materi yang kurang jelas
2,73 3,18
2,96 4
Mengerjakan tugas
yang diberikan guru sampai selesai
2,97 3,24
3,10 5
Mengoreksi atau
membenarkan jawaban teman 3,12
3,15 3,14
6 Menjawab soal dengan benar
2,78 3
2,89
Keterangan: Skala penilaian rata-rata setiap aspek:
Skala penilaian jumlah rata-rata: 1 : dilakukan kurang baik
9 – 17 : pemecahan masalah rendah 2 : dilakukan cukup baik
18 – 26 : pemecahan masalah sedang 3 : dilakukan dengan baik
27 – 36 : pemecahan masalah tinggi 4 : dilakukan sangat baik
Pada tabel 9 terlihat bahwa dari 9 aspek yang diamati melalui lembar observasi pada pertemuan 8 dan 9 didapatkan rata-rata 27,59
kategori kemampuan pemecahana masalah siswa tinggi dengan adanya penggunaan metode resitasi dalam belajar matematika.
Kemampuan pemecahan
masalah matematika
selama pelaksanaan siklus III adalah sebagai berikut:
1 Memahami Masalah
Pemahaman siswa pada soal pemecahan masalah semakin meningkat dapat dilihat pada lampiran 24. Seluruh siswa semakin
ulet dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Mereka berusaha dengan sungguh-sungguh dan pantang menyerah dalam
mengerjakan soal-soal yang sulit. Beberapa siswa yang mengalami kesulitan pada saat mengerjakan tugas langsung bertanya kepada
guru atau tutor sebaya yang telah ditentukan oleh guru. Sebagian siswa yang pada siklus sebelumnya mudah menyerah dan
mengeluh pusing jika mengerjakan soal-soal yang sulit, pada siklus III ini telah menunjukkan usaha yang lebih sungguh-sungguh untuk
dapat menyelesaikan soal-soal tersebut. Dan siswa memanfaatkan waktu yang diberikan oleh guru dengan efektif dan efisien, mereka
7 Mengerjakan soal ke depan
kelas 2,83
2,97 2,90
8 Berusaha mendapat nilai bagus
poin 2,87
2,87 2,87
9 Mengumpulkan tugas tepat
waktu 2,93
2,95 2,94
Jumlah 27,59
sudah tidak memanfaatkan waktu yang diberikan untuk mengobrol atau bercanda dengan teman.
2 Merencanakan Penyelesaian
Pada siklus II ini perencanaan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan mengalami peningkatan yang semakin baik
dapat dilihat pada lampiran 24. Hal itu disebabkan karena siswa mulai beradaptasi atau terbiasa dengan soal-soal pemecahan
masalah dan pemahaman siswa pada soal yang diberikan mengalami kemajuan. Ketika guru memberikan tugas berupa soal
sebanyak 5 butir soal essay pada siswa kelompok pertama, siswa mengerjakan tugas tersebut dengan mandiri dapat dilihat pada
lampiran 4. Tidak hanya mengandalkan jawaban teman yang memiliki kemampuan tinggi pada pelajaran matematika. Karena
mereka merasa selalu diawasi dan dipantau oleh guru. 3
Menyelesaikan Masalah
Cara mereka menyelesaikan soal pemecahan masalah pada siklus III mengalami peningkatan yang semakin baik dapat dilihat
pada lampiran 24. Hal ini terlihat dari kesamaan cara menyelesaikan masalah dengan perencanaan penyelesaian. Pada
siklus III ini, peneliti lebih ekstra membimbing siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah rendah dengan cara
menyuruh mereka untuk mengerjakan soal ke depan. Seperti pada siklus II, sebelum siswa maju ke depan, mereka
telah membuat perencanaan penyelesaian di tempat duduk. Ketika maju ke depan, mereka hanya meneruskan konsep perencanaan
penyelesaian soal. Namun kali ini siswa yang maju ke depan adalah siswa yang telah memiliki kemampuan pemecahan masalah
sedang dan rendah.
4 Pengecekan Kembali
Beberapa siswa yang pada siklus I lupa mengoreksi kembali hasil pekerjaan mereka, pada siklus III sudah mulai menunjukkan
peningkatan yang cukup baik dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Hal ini terlihat pada saat mereka maju ke depan untuk
menyelesaikan soal, sebelum mereka kembali ke tempat duduk, mereka mengoreksi hasil pekerjaan mereka terlebih dahulu di
papan tulis. Jawaban siswa pada tes akhir siklus III menunjukkan bahwa siswa telah mengecek kembali jawaban mereka dengan
menyelesaikan dengan metode lain. Berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pengajaran
guru oleh observer menunjukkan peneliti melaksanakan pengajaran dengan baik, hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil
belajar siswa yang diperoleh dari tes akhir siklus III pada pertemuan kesepuluh, sebagai berikut:
Tabel 10 Nilai Tes Akhir Siklus III
Interval Frekuensi
f
relatif
f
relatif
kumulatif 55 - 60
2 0,0556
100 61 - 66
5 0,1389
94,44 67 - 72
6 0,1667
80,55 73 - 78
11 0,3055
63,88 79 - 84
7 0,1944
33,33 85 - 90
5 0,1389
13,89
Keterangan:
Rata-rata = 74,65; Nilai tertinggi = 90; Nilai terendah = 55 Dari tabel 10 terlihat siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 dari
sebanyak 28 siswa yaitu 77,78 dan yang mendapat nilai kurang dari 70 sebanyak 8 siswa yaitu 22,22. Pada siklus III ini indikator
keberhasilan sudah tercapai dimana lebih dari 60 siswa mendapat nilai ≥ 70 dari tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil
tes akhir siklus III disajikan dalam histogram dan poligon sebagai berikut:
Gambar 7 Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus III
d. Tahap Refleksi