Ajaran-ajaran Aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah
sedemikian rupa, agar bisa digunakan sebagai dalil bagi pemahaman-pemahannya yang sesat.
Berikut ini adalah berbagai ciri yang terdapat pada aliran Al-Qiyadah Al- Islamiyah:
23
1. Syahadat Baru
Lafadz syahadat baru mereka adalah ”Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah, Wa Asyhadu Anna Al-Masih Al-Maw’ud Rasulullah”.
2. Ahmad Mushaddeq, alias Abdul Salam, alias Al-Masih Al-Maw’ud, adalah
Nabi baru setelah Muhammad. Ahmad Mushaddeq, sebagai pemimpin utama Al-Qiyadah, memberi gelar untuk dirinya secara ganda. Yaitu Al-
Masih dan Nabi baru. Dalam Islam, gelar Al-Masih hanya dimiliki oleh dua orang, yaitu Isa AS dan Dajjal. lihat hadits-hadits yang berkaitan dengan
do’a Tasyahud, Dajjal, hari kiamat, dan turunnya Nabi Isa AS pada akhir zaman. Entah dengan keyakinan sebagai apa, Ahmad Mushaddeq menyebut
dirnya al-Masih. Mushaddeq juga mengaku sebagai nabi baru setelah Muhammad SAW dari Allah SWT ketika ia bertapa selama 40 hari 40
malam di Gunung Bunder, Bogor. 3.
Tidak melaksanakan shalat lima waktu, zakat, puasa, haji dan sebagainya. 4.
Saat ini adalah Fase Mekkah Al-Qiyadah Al-Islamiyah berpendapat bahwa kini mereka masih berada
dalam fase Mekkah, sehingga mereka hanya fokus dalam mengajarkan
23
Ibid., h. 22-24.
76
aqidah mereka, dan tidak melaksanakan kewajibannya sebagai muslim, sepertri shalat lima waktu, zakat, puasa, haji dan sebagainya.
5. Pegangan al-Qiyadah
Pegangan atau dasar mereka dalam melaksanakan alirannya adalah Al- Qur’an yang ditafsirkan dengan pemahaman akal pikiran mereka. Juga buku
Ru’hul Qudus yang turun kepada Al-Masih Al-Maw’ud. Buku ini bersampul depan gambar seseorang yang memiliki sayap dan sedang
berhadapan dengan para pengikutnya. 6.
Penebus dosa. Jika pengikut aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah melakukan suatu perbuatan
dosa, maka mereka hanya perlu menebus dosa mereka kepada al-Masih Al- Maw’ud dengan memberi sejumlah uang kepadanya.
7. Ajaran-ajaran aliran ini tidak hanya didasari pada interpensi ajaran Islam.
Melainkan juga mengajarkan paham-paham Kristen, bahkan banyak mengutip dan mendasarkan ajarannya pada al-Kitab.
8. Aliran ini memiliki pemahaman, bahwa ajaran yang dibawa Musa, Yesus
dan Muhammad adalah sama. Karena memiliki sumber ajaran yang sama, yaitu Allah.
Dari penjelasan berbagai saksi, terutama dari orang-orang yang pernah menjadi anggota kelompok tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Al-
77
Qiyadah Al-Islamiyah memiliki ajaran-ajaran yang sangat menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam, antara lain :
24
1. Mereka menghilangkan rukun Islam yang bersumber dari hadits-hadits
Rasulullah yang diriwayatkan oleh para ulama ahli hadits, yang diterima oleh kaum muslimin dari kalangan ahlus-sunnah sunni.
2. Mereka menganggap bahwa pimpinannya adalah Rasulullah, yaitu Al-
Masih Al-Ma’wud Al Masihjuru selamat yang dijanjikan. 3.
Menghilangkan syariat shalat lima waktu dalam sehari semalam, dan diganti dengan shalat lail. Menurut mereka, dalam dunia yang kotor belum
menggunakan syariat Islam seperti ini, kaum muslimin tidak layak melakukan shalat lima waktu.
4. Menggangap musyrik pada orang-orang yang bukan kelompoknya, dan
yang tidak mengakui bahwa pemimpin mereka adalah Rasulullah. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diungkapkan oleh seorang sakasi yang anak
kandungnya hingga kini setia dan mengikuti kajian-kajian kelompok Al- Qiyadah Al-Islamiyah. Anak kesayangan tersebut tidak mau pulang ke
rumah, karena menggangap kedua orang tuanya kaum musyrik. Aliran Al-Qiyadah sangat mirip dengan aliran Isa Bugis. Kedua aliran
tersebut sama-sama menafsirkan Al-Qur’an dengan akal sang pemimpin belaka,
24
Ibid., h. 25-26.
78
dan meninggalkan hadits-hadits Rasulullah, sehingga mereka meninggalkan syariat-syariat Islam yang mulia, sebagaimana yang disebutkan rukun Islam.
25
Dalam dakwahnya, pengikut Mushaddeq menerapkan istilah sittati aiyyam enam hari yang mereka terjemahkan menjadi enam tahapan, yaitu : 1. Sirron,
diam-diam, atau sembunyi-sembunyi, atau bergerilya; 2. Jahron terangan- terangan; 3. Hijrah; 4. Qital; 5. Futuh Meniru Nabi Muhammad SAW,
membuka Mekkah; dan 6. Khilafah.
26
Menurut aliran ini kondisi saat ini adalah kindisi Makkiyah di mana hukum yang berlaku adalah hukum Jahiliyah atau kondisi zhulumat kegelapan,
maka ibadah komunitas Al-Qiyadah Al-Islamiyah pun harus mengikuti waktu yang ada. Menurut sunnah para rasul, pada kondisi zhulumat maka hal yang
paling utama dibenahi adalah masalah aqidah iman bukan masalah syari’ah yang berpusat pada masalah ritus.
27
Adapun ibadah aktivitas komunitas al-Qiyadah pada saat da’wah di masa sirron sembunyi-sembunyi adalah ibadah yang kita sebut dengan enam program
ibadah. Secara umum, enam program ibadah tersebut terbagi pada dua dimensi ibadah, yaitu: pertama, dimensi individu, yang meliputi tiga program ibadah yaitu
Qiyamul Lail, Tahfizh Al-Qur’an, dan Ta’lim. Kedua, dimensi sosial, yang berkaitan dengan kewajiban kita terhadap orang lain yang meliputi tiga program
25
Nasrul Koharuddin, Ibid., h. 28.
26
Ibid., h. 27.
27
Imam Hawary Al-Ansory, Keutamaan Enam Program Ibadah Di Masa Sirron, Bogor: PB. Al-Qiyadah Al-Islamiyah, 2007, Cet. ke-1, h. iii.
79
lainnya yaitu Tilawah atau Talwiyah, Taswiyatush Shufuf, dan Shodaqoh. Keenam program ibadah inilah sebagai wujud kongkrit jihad fi sabilillah, baik secara
amwal harta dalam wujud shodaqoh maupun anfus jiwa dalam wujud lima program yang pertama.
28
Adapun secara terperinci dari enam program ibadah di masa sirron tersebut dapat dijelaskan satu persatu secara ringkas sebagai berikut :
29
1. Qiyamul Lail
Salah satu program utama dalam menghidupkan qolbu umat dengan Ruh Allah atau ilmu Allah adalah melalui program Qiyamul Lail. Secara harfiah, kata
qiyam adalah isim mashdar kata benda dari kata qooma-yaquumu-qowaman wa qiyaaman; yang berarti tampak, tetap, bangun, bangkit, atau tegak. Sedangkan
kata Lail berarti malam, lawan dari kata an-nahar; siang. Jadi maksud dari qiyamul lail adalah bangun di waktu malam atau melakukan aktivitas ibadah di
waktu malam.
30
Untuk memahami lebih jauh keutamaan dari qiyamul lail, bangun di waktu malam dengan mentafakkuri merenungi dan memahami dan
mentadabburi mengulang-ulang ayat-ayat Allah serta melakukan shalat tahajjud, perlu dipahami dahulu makna dan nilai wahyu sebagai ruh terhadap manusia yang
ummi, manusia yang tidak memiliki energi kehidupan. Seperti yang telah diuswahkan pada diri Rasulullah Muhammad, Allah menghidupkan qolbu
28
Ibid., h. 6.
29
Ibid.
30
Ibid., h. 7.
80
manusia dari kematian ruh Allah itu melalui metode qiyamul lail rattil, tartil dan tahajjud.
Melalui perintah qiyamul lail, umat dapat membangkitkan dan mengembangkan potensi Ilahiyah dalam dirinya sehingga Allah akan merahman
rahimkan manusia dengan sifat-sifat-Nya dan memiliki nilai plus dari manusia kebanyakan karena Allah senantiasa mengangkat derajatnya pada posisi terpuji.
Satu pemahaman yang keliru dari orang-orang secara umum di luar komunitas al-Qiyadah bahwa sholat tahajjud adalah ibadah sunnah tambahan dan sarana
mengajukan proposal materi duniawi dengan menempatkan kekuasaan Allah di bawah kehendak dan permintaan nafsunya.
31
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perintah qiyamul lail bagi mu’min umat al-Qiyadah adalah metode Allah dan Sunnah Rasul di dalam
menanamkan iman dan aqidah dari hamba yang dipilih-nya guna mengemban tugas pengabdiannya sebagai prajurit Allah dalam berjihad guna memenangkan
dien hukum Islam dari segala dien bathil di muka bumi ini. 2.
Tahfizh Al-Qur’an Tahfizh Al-Qur’an adalah aktivitas menjaga al-Qur’an di dalam qolbu
lewat metode tadarrus membaca dan memahami arti dan tahfizh menghafaplmenjaga ruhul qudus di dalam qolbu. Program ini terkait erat
dengan program sebelumnya, hanya saja kegiatan tahfizh dapat dilakukan kapan saja, meskipun Allah telah memberikan petunjuk bahwa aktivitas tartil al-Qur’an
31
Imam Hawary Al-Ansory, Ibid., h. 8-9.
81
tadarrus dan tahfizh sebaiknya dilakukan di malam hari setelah beristirahat tidur.
32
Program ini adalah satu-satunya jalan membentuk kesadaran qur’ani yang wajib dilakukan oleh pelopor mujahid yang nantinya akan merupakan pemikul
tanggung jawab bagi tegaknya dienul Islam dalam satu bangsa. Melakukan aktivitas tadarrus terhadap ayat-ayat Allah secara perlahan-
lahan dan seksama tujuannya adalah agar ruh Allah atau nur Allah dapat menerangi qolbu dan tersimpan di dalam arsip ingatan, sehingga mudah untuk
direproduksi dipergunakan kembali pada saat dibutuhkan.
33
Seseorang dapat melakukan suatu aktivitas bila hal itu ada di dalam qolbunya. Demikian halnya,
seseorang tidak mungkin akan dapat melakukan aktivitas qur’ani bilamana wahyu tersebut tidak ada di dalam qolbunya. Memasukkan wahyu al-Qur’an ke dalam
qolbu seorang mukmin umat al-Qiyadah merupakan metode pembersihan qolbu dari bercak-bercak syirik yang lebih dahulu bersemayam sebelum masuk al-
Qiyadah. Ketika wahyu ruhul qudus sudah bersemayam di arsip ingatan, maka ia akan menjadi power dan mewarnai setiap pemikiran, perkataan dan perilaku
sehari-hari. Dengan demikian, segala pemikiran, perkataan dan tingkah laku seorang mukmin adalah cerminan aktualisasi dari wahyu Allah.
3. Talwiyah
32
Ibid., h. 10-11.
33
Ibid., h. 12.
82
Kata Talwiyah adalah kata jadian yang diambil dari kata Tilawah sebagai bentuk kata benda mashdar ghairu mimy dari kata kerja Tala-Yatluu- Tilaawah
yang berarti membacakan atau menyampaikan. Program talwiyah adalah salah satu bentuk dari jihad sosial bagi setiap
umat al-Qiyadah untuk menyelamatkan manusia dari kebutaan mereka akan yang haq wahyu Allah. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bertalwiyah
adalah sebagai berikut :
34
a. Penyampaian ayat-ayat Allah harus disampaikan secara lemah lembut sesuai
dengan kadar intelektual mad’u yang akan diajak. b.
Sasaran calon umat yang akan ditalwiyah hendaknya diprogram terlebih dahulu kemudian hasilnya diserahkan sepenuhnya kepada Allah bertawakal.
c. Adapun sasaran utama mad’u yang akan diselamatkan adalah orang-orang
terdekat atau kepada orang-orang yatim tidak memiliki pemimpin, miskin ilmu Allah dan assir orang-orang yang terbelenggu oleh hawa nafsu
duniawi-materialisme.
d. Dalam bertalwiyah harus didasari oleh niat yang suci untuk beribadah tanpa
pretensemaksud duniawi sedikit pun. e.
Dalam mencari mad’u metode yang dilakukan adalah metode multi level seperti pola pembelahan sel.
f. Dalam bertalwiyah, pandai-pandailah memanfaatkan dan memilih peluru
ayat-ayat yang dimiliki jangan sampai terbuang tanpa hasil. Selanjutnya bagi mukmin yang telah mendapatkan pemahaman wahyu
dikenakan kewajiban untuk melakukan talwiyah meskipun hanya satu ayat. Tentunya senjata qolbu yang kita miliki harus diisi dengan peluru ayat-ayat al-
Qur’an yang didapatkan dari dua program sebelumnya.
35
4. Penataan Shaff
34
Imam Hawary Al-Ansory, Ibid., h. 14-16.
35
Ibid., h. 17.
83
Program penataan shaff adalah salah satu metode jihad yang diberikan Allah untuk menegakkan dien-Nya di muka bumi. Melalui penataan shaff ini akan
tercipta pola kesatuan komando kesatuan bahasa dan pemahaman, baik dalam penyampaian wahyu maupun dalam pelaksanaannya.
36
Hasil dari talwiyah dengan meyakinkan orang lain calon umat untuk meninggalkan pola hidup kemusyrikan melalui mitsaq bai’atjanji setia kepada
Allah adalah dalam upaya mengisi shaffbarisan mukmin yang masih kosong. Pimpinan mukmin tidak dibenarkan memulai takbir sebelum shaff yang
dibutuhkan dalam berjihad telah terisi penuh dan tersusun rapi. Selanjutnya, siapapun yang ikut dalam barisan da’wah dan jihad fi
sabilillah ini harus bertanggung jawab terhadap barisan masing-masing dan tidak bertindak di luar perintah komando barisan. Karena tujuan al-Qiyadah al-
Islamiyah adalah membangun sebuah bangunan yang kokoh yang nantinya akan dipersiapkan untuk menggantikan bangunan thoghut bangsa kafir-musyrik yang
sedang diambang kehancuran akibat pondasi material yang dibangunnya sangatlah rapuh dan telah sampai pada batas umur ajal yang ditakdirkan Allah
kepadanya. Sebagai suatu bentuk pengabdian, maka setiap umat terutama rijal harus
senantiasa menyiapkan diri untuk bersedia ditempatkan pada shaff-shaff yang masih kosong dan siap dirafa’ dinaikan derajatjabatan menjadi ro’in
36
Ibid., h. 18.
84
pengembalapemimpin qiyadah yang belum terisi dengan tetap menjaga prinsip hujurot kamar-kamar, baik pada Misbah, Buruj, Siraj, Thoriq, dan seterusnya.
37
5. Ta’limKeilmuan
Kata ta’lim adalah bentuk isim mashdar kata benda dari kata kerja allama-yuallimu-ta’lim. Program ta’lim atau penambahan ilmu dimaksudkan
sebagai tahapan pensucian qolbu manusia dengan wahyu Allah agar menjadi asy- syifa penawarobat qolbu dari kotoran-kotoran pahamdogmapengetahuan yang
selama ini telah terpatritertanam dalam qolbu manusia sebelumnya. Melalui sarana qiyadah sebagai tempat tanzilnya wahyu, Allah sendiri
yang akan menshibqoh mencelup dan mentazkiyah mensucikan qolbu kita, sehingga pada akhirnya, semua aktivitas ibadah yang kita laksanakan semuanya
didasari oleh ilmu wahyu bukan oleh prasangka atau sekedar ikut-ikutan.
38
Dalam aplikasinya, program ta’lim dilaksanakan dalam beberapa bentuk yang telah disusun dan dijadwalkan oleh qiyadah selama bulan berjalan. Adapun
bentuk ta’lim yang telah dilaksanakan selama ini adalah :
39
a. Ta’lim Misbah untuk semua umat diqiyadah misbah;
b. Ta’lim Buruj untuk semua umat qiyadah buruj;
c. Ta’lim Siroj khusus buat para roin;
d. Ta’lim Syakhshiyah oleh masing-masing individu;
e. Tarqiyatul Khosh pendidikan khusus baik oleh umat rijal laki-laki
maupun nisa perempuan sebagai sarana pendalaman materi-materi dasar dan lanjutan.
37
Ibid., h. 19-20.
38
Ibid., h. 21.
39
Ibid., h. 22.
85
f. Riayahbinayah pembinaan keilmuan kepada umat rijal khususnya yang
masih kurang memahami wahyu Allah atau kepada umat yang dianggap keluar dari rel shirothol mustaqim.
g. Binayah nisa, pembinaan aqidah dan keilmuan khusus bagi para umat nisa
sebagai pendukung utama da’wah dan jihad. h.
Binayah roin, pembinaan aqidah dan keilmuan khusus bagi para roin penanggung jawab qiyadah.
i. Tafsir wa ta’wil, pembinaan keilmuan terhadap wahyu Allah sebagai ruhul
qudus yang disampaikan secara bertahap surat demi surat atau juz per juz hingga setiap mukmin nantinya memahami tafsir dan ta’wil al-Qur’an
secara menyeluruh.
Program-program ta’limbinayah tersebut sangat dibutuhkan untuk lebih menguatkan aqidah dan meningkatkan pemahaman akan wahyu Allah untuk
selanjutnya diamalkan dan disampaikan kepada orang lain dalam bentuk talwiyahtilawah.
6. Shodaqoh
Kata shodaqoh diambil dari kata shodaqo-yashduqu yang berarti membenarkan atau pembenaran. Jadi shodaqoh pada hakikatnya adalah wujud
pembenaran seorang mukmin terhadap ruh Allah yang telah diterima lewat al- Qiyadah al-Islamiyah ini dan sebagai bentuk dari jihad amwal harta yang
diamanatkan oleh-Nya dalam rangka penegakkan dien Islam. Shodaqoh harus diimani sebagai sarana pembersihan diri dari kecintaan
umat terhadap harta yang diamanatkan kepada umat. Dalam istilah lain, membersihkan diri untuk tidak menjadikan harta sebagai ilah di luar Allah.
Pembersihan aqidah ini meliputi:
40
40
Imam Hawary Al-Ansory, Ibid., h. 25-26.
86
a. Pembersihan qolbu dari rasa kepemilikan pribadi kepada rasa kepemilikan
amanah dari yang Maha Pemilik. Dengan kesadaran amanah maka mukmin tidak akan segan-segan mengembalikan harta yang dikelolanya untuk
dikembalikan untuk kepentingan Sang Pemilik.
b. Pengikis hukum kepemilikan mutlak pribadi melalui zakat mal zakat harta
dengan bimbingan al-Qiyadah al-Islamiyah. Meskipun saat ini masih kondisi Makkiyah di mana hukum Allah belum tegak belum diundangankan tetapi
pelaksanaan zakat pembersihan diri yang dilakukan atas dasar aqidah kesadaran bukan paksaan memiliki derajat yang lebih tinggi di sisi Allah.
c. Peningkatan jiwa ruhama kasih sayang di antara sesama umat al-Qiyadah
dengan sarana amwal harta terhadap sesama ahlul bait umat al-Qiyadah. Dalam al-Qiyadah al-Islamiyah, seseorang yang hendak masuk ke dalam
komunitas ini, pertama-tama ia diwajibkan melakukan mitsaq janji setia kepada Allah yang disaksikan oleh mukmin jajaran petinggi al-Qiyadah yang
bertanggung jawab. Dan sejak saat itu orang tersebut harus bertekad untuk melepaskan diri dari segala budaya kemusyrikan lewat program ajaran
pembersihan qolbu dari bercak-bercak hitam black spots noda syirik yang selama ini sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar telah terkontaminasi
dan tersimpan dalam memori pustaka qolbu manusia selama ini.
41
Dalam melakukan program pembersihan qolbu aqidah tersebut, tentunya harus dilakukan melalui syari’ah atau cara-cara yang diperintahkan Allah dan
yang telah disunahkan oleh para rasul-Nya. Salah satunya adalah mengikuti seruan Maklumat al-Qiyadah al-Islamiyah no. 142002 tentang pembersihan diri
dari budaya musyrik. Adapun isi maklumat tersebut adalah :
42
1. Shalat Khusu’
41
Ibid, h. 2.
42
Ibid., h. 35.
87
Yaitu shalat yang dilakukan adalah sebagai pencerahan dan pelatihan qolbu agar memilki sifat tunduk dan patuh kepada Allah dan rasul-Nya;
sebagai sarana dialog anatar ma’bud dan abidnya; secara sadar dalam arti memahami bacaan dan maknanya; didasarkan program Qiyadah atau jamaah
dalam menzhohirkan dien Islam di atas dien-dien lainnya; agar memiliki daya guna peningkatan eksistensi ruh di dalam qolbu sehingga memiliki quwah
fower untuk memberantas segala bentuk fahsya dan munkar secara internal maupun eksternal.
1. Meninggalkan Hal-hal yang Tidak Berguna
43
Yaitu meninggalkan segala bentuk keributan, kegaduhan, kekacauan, gangguan serta penghambatan program aktualisasi wahyu Allah;
meninggalkan pergaulan dengan Ashabun naar, yaitu orang atau kelompok atau keorganisasian apa pun yang tidak ada faedahnya, tidak ada manfaatnya
bagi tegaknya Islam; menjaga pendengaran dan mata dari melihat atau mendengarkan perkataan atau pidato serta pertunjukan yang tidak berguna dan
tidak punya nilai ibadah; dan tidak mengeluarkan kata-kata atau pembicaraan sia-sia yaitu obrolan yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan ahlul
janah umat al-Qiyadah. 2.
Menjaga Kebersihan
44
a. Kebersihan Anfus Qolbu, yaitu : tidak mencintai sesuatu apapun selain
Allah, rasul dan ashabul janah; menjaga mata, telinga dan qolbu dari
43
Ibid., h. 36.
44
Ibid., h. 37.
88
segala bentuk fahsya pornografi dan segala bentuk kesenian, busana dan lagu-lagu yang mengarah pada pendekatan seks dan pornografi;
benci terhadap gaya hidup musyrik ashabun naar dan merasa bangga dengan komunitas mukmin ashabun janah dan segala nilai yang
berlaku di dalamnya; gemar dan merasa puas dengan rizki dan makanan dari langit dan tidak suka makanan kotor yang diambil dari tanah; tidak
memakan makananminumanhisapan yang diharamkan Allah dan rasul- Nya yang merusak kebesihan dan kesehatan; dan meninggalkan segala
bentuk perjudian dan permainan undian yng berhadiah.
b. Kebersihan Harta Amwal, yaitu : membersihkan qolbu dari rasa
kepemilikan pribadi kepada rasa kepemilikan amanah dari yang Maha Memiliki; mengikis hukum kepemilikan mutlak pribadi melalui zakat
mal sesuai bimbingan Qiyadatul Islam; dan meningkatkan jiwa ruhama dengan saran amwal terhadap sesama ahlul bait umat al-Qiyadah.
3. Menjaga Aurat
45
Yaitu menjaga aurat farji dari pandangan orang lain baik sesama rijalnisa atau nisa sesama nisarijal yng bukan muhrim; khusus bagi
mukminah agar merasa bangga dan terhormat mengenakan busana muslim yang sesuai perintah Allah dan rasul-Nya; dan menjaga rahasia dan urusan
rumah tangga mukmin dari intaian dan gangguan syetan yang terkutuk. 4.
Melaksanakan Amanat dan Janji
46
a. Melaksanakan Amanat, yaitu : setiap mukmin dan mukminat adalah
pengemban amanat Allah, amanat Allah itu berupa dien yang wajib ditegakkan melalui jihad amwal dan anfus sesuai tahapan proses
perjuangan; meneruskan sunah rasul adalah bentuk dari melakanakan amanat Allah dan rasul-Nya, barangsiapa yang tidak berjihad
menegakkan Islam di bumi Allah berarti dia telah mengkhianati Allah dan rasul-Nya; secara khusus perjuangan menegakkan Islam dilakukan
di dalam shaff; dan secara kongkrit amanat Allah pada fase awal adalah tahfizh al-Qur’an, Qiyamul lail, ta’lim, da’wahtalwiyah, taswiyatus
shufuf, dan shodaqoh.
45
Imam Hawary Al-Ansory, Ibid., h. 39.
46
Ibid., h. 40-43.
89
90 b.
Memenuhi Janji. Iman diawali dengan janji setia kepada Allah yang disaksikan oleh mukmin jajaran petinggi al-Qiyadah. Yaitu janji setia
kepada Allah untuk bersaksi bahwa tidak ada yang diabdi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; meninggalkan segala bentuk
perbuatan musyrik; tidak akan mencuri; tidak akan berzina; tidak akan membunuh tanpa hak; tidak akan berdusta; dan tidak akan berbuat
durhaka syari’ah Allah.
5. Menjaga Sholat
47
Yaitu seorang mukmin wajib menjaga hubungannya dengan Allah, baik secara mahdhoh ritual maupun ibadah secara luas.
6. Berakhlak Mulia
48
Yaitu berlaku ihsan kepada orang tua; mendoakan orang tua; gemar bersedekah kepada ahlul bait umat al-Qiyadah; tidak konsumtif dan boros;
tidak bakhil; tidak pesimis; tidak menzalimi orang lain; tidak memakan harta anak yatim; dan tidak mengingkari janji.
47
Ibid., h. 44.
48
Ibid., h. 45-48.