Ajaran-ajaran Aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah

sedemikian rupa, agar bisa digunakan sebagai dalil bagi pemahaman-pemahannya yang sesat. Berikut ini adalah berbagai ciri yang terdapat pada aliran Al-Qiyadah Al- Islamiyah: 23 1. Syahadat Baru Lafadz syahadat baru mereka adalah ”Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah, Wa Asyhadu Anna Al-Masih Al-Maw’ud Rasulullah”. 2. Ahmad Mushaddeq, alias Abdul Salam, alias Al-Masih Al-Maw’ud, adalah Nabi baru setelah Muhammad. Ahmad Mushaddeq, sebagai pemimpin utama Al-Qiyadah, memberi gelar untuk dirinya secara ganda. Yaitu Al- Masih dan Nabi baru. Dalam Islam, gelar Al-Masih hanya dimiliki oleh dua orang, yaitu Isa AS dan Dajjal. lihat hadits-hadits yang berkaitan dengan do’a Tasyahud, Dajjal, hari kiamat, dan turunnya Nabi Isa AS pada akhir zaman. Entah dengan keyakinan sebagai apa, Ahmad Mushaddeq menyebut dirnya al-Masih. Mushaddeq juga mengaku sebagai nabi baru setelah Muhammad SAW dari Allah SWT ketika ia bertapa selama 40 hari 40 malam di Gunung Bunder, Bogor. 3. Tidak melaksanakan shalat lima waktu, zakat, puasa, haji dan sebagainya. 4. Saat ini adalah Fase Mekkah Al-Qiyadah Al-Islamiyah berpendapat bahwa kini mereka masih berada dalam fase Mekkah, sehingga mereka hanya fokus dalam mengajarkan 23 Ibid., h. 22-24. 76 aqidah mereka, dan tidak melaksanakan kewajibannya sebagai muslim, sepertri shalat lima waktu, zakat, puasa, haji dan sebagainya. 5. Pegangan al-Qiyadah Pegangan atau dasar mereka dalam melaksanakan alirannya adalah Al- Qur’an yang ditafsirkan dengan pemahaman akal pikiran mereka. Juga buku Ru’hul Qudus yang turun kepada Al-Masih Al-Maw’ud. Buku ini bersampul depan gambar seseorang yang memiliki sayap dan sedang berhadapan dengan para pengikutnya. 6. Penebus dosa. Jika pengikut aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah melakukan suatu perbuatan dosa, maka mereka hanya perlu menebus dosa mereka kepada al-Masih Al- Maw’ud dengan memberi sejumlah uang kepadanya. 7. Ajaran-ajaran aliran ini tidak hanya didasari pada interpensi ajaran Islam. Melainkan juga mengajarkan paham-paham Kristen, bahkan banyak mengutip dan mendasarkan ajarannya pada al-Kitab. 8. Aliran ini memiliki pemahaman, bahwa ajaran yang dibawa Musa, Yesus dan Muhammad adalah sama. Karena memiliki sumber ajaran yang sama, yaitu Allah. Dari penjelasan berbagai saksi, terutama dari orang-orang yang pernah menjadi anggota kelompok tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Al- 77 Qiyadah Al-Islamiyah memiliki ajaran-ajaran yang sangat menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam, antara lain : 24 1. Mereka menghilangkan rukun Islam yang bersumber dari hadits-hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh para ulama ahli hadits, yang diterima oleh kaum muslimin dari kalangan ahlus-sunnah sunni. 2. Mereka menganggap bahwa pimpinannya adalah Rasulullah, yaitu Al- Masih Al-Ma’wud Al Masihjuru selamat yang dijanjikan. 3. Menghilangkan syariat shalat lima waktu dalam sehari semalam, dan diganti dengan shalat lail. Menurut mereka, dalam dunia yang kotor belum menggunakan syariat Islam seperti ini, kaum muslimin tidak layak melakukan shalat lima waktu. 4. Menggangap musyrik pada orang-orang yang bukan kelompoknya, dan yang tidak mengakui bahwa pemimpin mereka adalah Rasulullah. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diungkapkan oleh seorang sakasi yang anak kandungnya hingga kini setia dan mengikuti kajian-kajian kelompok Al- Qiyadah Al-Islamiyah. Anak kesayangan tersebut tidak mau pulang ke rumah, karena menggangap kedua orang tuanya kaum musyrik. Aliran Al-Qiyadah sangat mirip dengan aliran Isa Bugis. Kedua aliran tersebut sama-sama menafsirkan Al-Qur’an dengan akal sang pemimpin belaka, 24 Ibid., h. 25-26. 78 dan meninggalkan hadits-hadits Rasulullah, sehingga mereka meninggalkan syariat-syariat Islam yang mulia, sebagaimana yang disebutkan rukun Islam. 25 Dalam dakwahnya, pengikut Mushaddeq menerapkan istilah sittati aiyyam enam hari yang mereka terjemahkan menjadi enam tahapan, yaitu : 1. Sirron, diam-diam, atau sembunyi-sembunyi, atau bergerilya; 2. Jahron terangan- terangan; 3. Hijrah; 4. Qital; 5. Futuh Meniru Nabi Muhammad SAW, membuka Mekkah; dan 6. Khilafah. 26 Menurut aliran ini kondisi saat ini adalah kindisi Makkiyah di mana hukum yang berlaku adalah hukum Jahiliyah atau kondisi zhulumat kegelapan, maka ibadah komunitas Al-Qiyadah Al-Islamiyah pun harus mengikuti waktu yang ada. Menurut sunnah para rasul, pada kondisi zhulumat maka hal yang paling utama dibenahi adalah masalah aqidah iman bukan masalah syari’ah yang berpusat pada masalah ritus. 27 Adapun ibadah aktivitas komunitas al-Qiyadah pada saat da’wah di masa sirron sembunyi-sembunyi adalah ibadah yang kita sebut dengan enam program ibadah. Secara umum, enam program ibadah tersebut terbagi pada dua dimensi ibadah, yaitu: pertama, dimensi individu, yang meliputi tiga program ibadah yaitu Qiyamul Lail, Tahfizh Al-Qur’an, dan Ta’lim. Kedua, dimensi sosial, yang berkaitan dengan kewajiban kita terhadap orang lain yang meliputi tiga program 25 Nasrul Koharuddin, Ibid., h. 28. 26 Ibid., h. 27. 27 Imam Hawary Al-Ansory, Keutamaan Enam Program Ibadah Di Masa Sirron, Bogor: PB. Al-Qiyadah Al-Islamiyah, 2007, Cet. ke-1, h. iii. 79 lainnya yaitu Tilawah atau Talwiyah, Taswiyatush Shufuf, dan Shodaqoh. Keenam program ibadah inilah sebagai wujud kongkrit jihad fi sabilillah, baik secara amwal harta dalam wujud shodaqoh maupun anfus jiwa dalam wujud lima program yang pertama. 28 Adapun secara terperinci dari enam program ibadah di masa sirron tersebut dapat dijelaskan satu persatu secara ringkas sebagai berikut : 29 1. Qiyamul Lail Salah satu program utama dalam menghidupkan qolbu umat dengan Ruh Allah atau ilmu Allah adalah melalui program Qiyamul Lail. Secara harfiah, kata qiyam adalah isim mashdar kata benda dari kata qooma-yaquumu-qowaman wa qiyaaman; yang berarti tampak, tetap, bangun, bangkit, atau tegak. Sedangkan kata Lail berarti malam, lawan dari kata an-nahar; siang. Jadi maksud dari qiyamul lail adalah bangun di waktu malam atau melakukan aktivitas ibadah di waktu malam. 30 Untuk memahami lebih jauh keutamaan dari qiyamul lail, bangun di waktu malam dengan mentafakkuri merenungi dan memahami dan mentadabburi mengulang-ulang ayat-ayat Allah serta melakukan shalat tahajjud, perlu dipahami dahulu makna dan nilai wahyu sebagai ruh terhadap manusia yang ummi, manusia yang tidak memiliki energi kehidupan. Seperti yang telah diuswahkan pada diri Rasulullah Muhammad, Allah menghidupkan qolbu 28 Ibid., h. 6. 29 Ibid. 30 Ibid., h. 7. 80 manusia dari kematian ruh Allah itu melalui metode qiyamul lail rattil, tartil dan tahajjud. Melalui perintah qiyamul lail, umat dapat membangkitkan dan mengembangkan potensi Ilahiyah dalam dirinya sehingga Allah akan merahman rahimkan manusia dengan sifat-sifat-Nya dan memiliki nilai plus dari manusia kebanyakan karena Allah senantiasa mengangkat derajatnya pada posisi terpuji. Satu pemahaman yang keliru dari orang-orang secara umum di luar komunitas al-Qiyadah bahwa sholat tahajjud adalah ibadah sunnah tambahan dan sarana mengajukan proposal materi duniawi dengan menempatkan kekuasaan Allah di bawah kehendak dan permintaan nafsunya. 31 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perintah qiyamul lail bagi mu’min umat al-Qiyadah adalah metode Allah dan Sunnah Rasul di dalam menanamkan iman dan aqidah dari hamba yang dipilih-nya guna mengemban tugas pengabdiannya sebagai prajurit Allah dalam berjihad guna memenangkan dien hukum Islam dari segala dien bathil di muka bumi ini. 2. Tahfizh Al-Qur’an Tahfizh Al-Qur’an adalah aktivitas menjaga al-Qur’an di dalam qolbu lewat metode tadarrus membaca dan memahami arti dan tahfizh menghafaplmenjaga ruhul qudus di dalam qolbu. Program ini terkait erat dengan program sebelumnya, hanya saja kegiatan tahfizh dapat dilakukan kapan saja, meskipun Allah telah memberikan petunjuk bahwa aktivitas tartil al-Qur’an 31 Imam Hawary Al-Ansory, Ibid., h. 8-9. 81 tadarrus dan tahfizh sebaiknya dilakukan di malam hari setelah beristirahat tidur. 32 Program ini adalah satu-satunya jalan membentuk kesadaran qur’ani yang wajib dilakukan oleh pelopor mujahid yang nantinya akan merupakan pemikul tanggung jawab bagi tegaknya dienul Islam dalam satu bangsa. Melakukan aktivitas tadarrus terhadap ayat-ayat Allah secara perlahan- lahan dan seksama tujuannya adalah agar ruh Allah atau nur Allah dapat menerangi qolbu dan tersimpan di dalam arsip ingatan, sehingga mudah untuk direproduksi dipergunakan kembali pada saat dibutuhkan. 33 Seseorang dapat melakukan suatu aktivitas bila hal itu ada di dalam qolbunya. Demikian halnya, seseorang tidak mungkin akan dapat melakukan aktivitas qur’ani bilamana wahyu tersebut tidak ada di dalam qolbunya. Memasukkan wahyu al-Qur’an ke dalam qolbu seorang mukmin umat al-Qiyadah merupakan metode pembersihan qolbu dari bercak-bercak syirik yang lebih dahulu bersemayam sebelum masuk al- Qiyadah. Ketika wahyu ruhul qudus sudah bersemayam di arsip ingatan, maka ia akan menjadi power dan mewarnai setiap pemikiran, perkataan dan perilaku sehari-hari. Dengan demikian, segala pemikiran, perkataan dan tingkah laku seorang mukmin adalah cerminan aktualisasi dari wahyu Allah. 3. Talwiyah 32 Ibid., h. 10-11. 33 Ibid., h. 12. 82 Kata Talwiyah adalah kata jadian yang diambil dari kata Tilawah sebagai bentuk kata benda mashdar ghairu mimy dari kata kerja Tala-Yatluu- Tilaawah yang berarti membacakan atau menyampaikan. Program talwiyah adalah salah satu bentuk dari jihad sosial bagi setiap umat al-Qiyadah untuk menyelamatkan manusia dari kebutaan mereka akan yang haq wahyu Allah. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bertalwiyah adalah sebagai berikut : 34 a. Penyampaian ayat-ayat Allah harus disampaikan secara lemah lembut sesuai dengan kadar intelektual mad’u yang akan diajak. b. Sasaran calon umat yang akan ditalwiyah hendaknya diprogram terlebih dahulu kemudian hasilnya diserahkan sepenuhnya kepada Allah bertawakal. c. Adapun sasaran utama mad’u yang akan diselamatkan adalah orang-orang terdekat atau kepada orang-orang yatim tidak memiliki pemimpin, miskin ilmu Allah dan assir orang-orang yang terbelenggu oleh hawa nafsu duniawi-materialisme. d. Dalam bertalwiyah harus didasari oleh niat yang suci untuk beribadah tanpa pretensemaksud duniawi sedikit pun. e. Dalam mencari mad’u metode yang dilakukan adalah metode multi level seperti pola pembelahan sel. f. Dalam bertalwiyah, pandai-pandailah memanfaatkan dan memilih peluru ayat-ayat yang dimiliki jangan sampai terbuang tanpa hasil. Selanjutnya bagi mukmin yang telah mendapatkan pemahaman wahyu dikenakan kewajiban untuk melakukan talwiyah meskipun hanya satu ayat. Tentunya senjata qolbu yang kita miliki harus diisi dengan peluru ayat-ayat al- Qur’an yang didapatkan dari dua program sebelumnya. 35 4. Penataan Shaff 34 Imam Hawary Al-Ansory, Ibid., h. 14-16. 35 Ibid., h. 17. 83 Program penataan shaff adalah salah satu metode jihad yang diberikan Allah untuk menegakkan dien-Nya di muka bumi. Melalui penataan shaff ini akan tercipta pola kesatuan komando kesatuan bahasa dan pemahaman, baik dalam penyampaian wahyu maupun dalam pelaksanaannya. 36 Hasil dari talwiyah dengan meyakinkan orang lain calon umat untuk meninggalkan pola hidup kemusyrikan melalui mitsaq bai’atjanji setia kepada Allah adalah dalam upaya mengisi shaffbarisan mukmin yang masih kosong. Pimpinan mukmin tidak dibenarkan memulai takbir sebelum shaff yang dibutuhkan dalam berjihad telah terisi penuh dan tersusun rapi. Selanjutnya, siapapun yang ikut dalam barisan da’wah dan jihad fi sabilillah ini harus bertanggung jawab terhadap barisan masing-masing dan tidak bertindak di luar perintah komando barisan. Karena tujuan al-Qiyadah al- Islamiyah adalah membangun sebuah bangunan yang kokoh yang nantinya akan dipersiapkan untuk menggantikan bangunan thoghut bangsa kafir-musyrik yang sedang diambang kehancuran akibat pondasi material yang dibangunnya sangatlah rapuh dan telah sampai pada batas umur ajal yang ditakdirkan Allah kepadanya. Sebagai suatu bentuk pengabdian, maka setiap umat terutama rijal harus senantiasa menyiapkan diri untuk bersedia ditempatkan pada shaff-shaff yang masih kosong dan siap dirafa’ dinaikan derajatjabatan menjadi ro’in 36 Ibid., h. 18. 84 pengembalapemimpin qiyadah yang belum terisi dengan tetap menjaga prinsip hujurot kamar-kamar, baik pada Misbah, Buruj, Siraj, Thoriq, dan seterusnya. 37 5. Ta’limKeilmuan Kata ta’lim adalah bentuk isim mashdar kata benda dari kata kerja allama-yuallimu-ta’lim. Program ta’lim atau penambahan ilmu dimaksudkan sebagai tahapan pensucian qolbu manusia dengan wahyu Allah agar menjadi asy- syifa penawarobat qolbu dari kotoran-kotoran pahamdogmapengetahuan yang selama ini telah terpatritertanam dalam qolbu manusia sebelumnya. Melalui sarana qiyadah sebagai tempat tanzilnya wahyu, Allah sendiri yang akan menshibqoh mencelup dan mentazkiyah mensucikan qolbu kita, sehingga pada akhirnya, semua aktivitas ibadah yang kita laksanakan semuanya didasari oleh ilmu wahyu bukan oleh prasangka atau sekedar ikut-ikutan. 38 Dalam aplikasinya, program ta’lim dilaksanakan dalam beberapa bentuk yang telah disusun dan dijadwalkan oleh qiyadah selama bulan berjalan. Adapun bentuk ta’lim yang telah dilaksanakan selama ini adalah : 39 a. Ta’lim Misbah untuk semua umat diqiyadah misbah; b. Ta’lim Buruj untuk semua umat qiyadah buruj; c. Ta’lim Siroj khusus buat para roin; d. Ta’lim Syakhshiyah oleh masing-masing individu; e. Tarqiyatul Khosh pendidikan khusus baik oleh umat rijal laki-laki maupun nisa perempuan sebagai sarana pendalaman materi-materi dasar dan lanjutan. 37 Ibid., h. 19-20. 38 Ibid., h. 21. 39 Ibid., h. 22. 85 f. Riayahbinayah pembinaan keilmuan kepada umat rijal khususnya yang masih kurang memahami wahyu Allah atau kepada umat yang dianggap keluar dari rel shirothol mustaqim. g. Binayah nisa, pembinaan aqidah dan keilmuan khusus bagi para umat nisa sebagai pendukung utama da’wah dan jihad. h. Binayah roin, pembinaan aqidah dan keilmuan khusus bagi para roin penanggung jawab qiyadah. i. Tafsir wa ta’wil, pembinaan keilmuan terhadap wahyu Allah sebagai ruhul qudus yang disampaikan secara bertahap surat demi surat atau juz per juz hingga setiap mukmin nantinya memahami tafsir dan ta’wil al-Qur’an secara menyeluruh. Program-program ta’limbinayah tersebut sangat dibutuhkan untuk lebih menguatkan aqidah dan meningkatkan pemahaman akan wahyu Allah untuk selanjutnya diamalkan dan disampaikan kepada orang lain dalam bentuk talwiyahtilawah. 6. Shodaqoh Kata shodaqoh diambil dari kata shodaqo-yashduqu yang berarti membenarkan atau pembenaran. Jadi shodaqoh pada hakikatnya adalah wujud pembenaran seorang mukmin terhadap ruh Allah yang telah diterima lewat al- Qiyadah al-Islamiyah ini dan sebagai bentuk dari jihad amwal harta yang diamanatkan oleh-Nya dalam rangka penegakkan dien Islam. Shodaqoh harus diimani sebagai sarana pembersihan diri dari kecintaan umat terhadap harta yang diamanatkan kepada umat. Dalam istilah lain, membersihkan diri untuk tidak menjadikan harta sebagai ilah di luar Allah. Pembersihan aqidah ini meliputi: 40 40 Imam Hawary Al-Ansory, Ibid., h. 25-26. 86 a. Pembersihan qolbu dari rasa kepemilikan pribadi kepada rasa kepemilikan amanah dari yang Maha Pemilik. Dengan kesadaran amanah maka mukmin tidak akan segan-segan mengembalikan harta yang dikelolanya untuk dikembalikan untuk kepentingan Sang Pemilik. b. Pengikis hukum kepemilikan mutlak pribadi melalui zakat mal zakat harta dengan bimbingan al-Qiyadah al-Islamiyah. Meskipun saat ini masih kondisi Makkiyah di mana hukum Allah belum tegak belum diundangankan tetapi pelaksanaan zakat pembersihan diri yang dilakukan atas dasar aqidah kesadaran bukan paksaan memiliki derajat yang lebih tinggi di sisi Allah. c. Peningkatan jiwa ruhama kasih sayang di antara sesama umat al-Qiyadah dengan sarana amwal harta terhadap sesama ahlul bait umat al-Qiyadah. Dalam al-Qiyadah al-Islamiyah, seseorang yang hendak masuk ke dalam komunitas ini, pertama-tama ia diwajibkan melakukan mitsaq janji setia kepada Allah yang disaksikan oleh mukmin jajaran petinggi al-Qiyadah yang bertanggung jawab. Dan sejak saat itu orang tersebut harus bertekad untuk melepaskan diri dari segala budaya kemusyrikan lewat program ajaran pembersihan qolbu dari bercak-bercak hitam black spots noda syirik yang selama ini sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar telah terkontaminasi dan tersimpan dalam memori pustaka qolbu manusia selama ini. 41 Dalam melakukan program pembersihan qolbu aqidah tersebut, tentunya harus dilakukan melalui syari’ah atau cara-cara yang diperintahkan Allah dan yang telah disunahkan oleh para rasul-Nya. Salah satunya adalah mengikuti seruan Maklumat al-Qiyadah al-Islamiyah no. 142002 tentang pembersihan diri dari budaya musyrik. Adapun isi maklumat tersebut adalah : 42 1. Shalat Khusu’ 41 Ibid, h. 2. 42 Ibid., h. 35. 87 Yaitu shalat yang dilakukan adalah sebagai pencerahan dan pelatihan qolbu agar memilki sifat tunduk dan patuh kepada Allah dan rasul-Nya; sebagai sarana dialog anatar ma’bud dan abidnya; secara sadar dalam arti memahami bacaan dan maknanya; didasarkan program Qiyadah atau jamaah dalam menzhohirkan dien Islam di atas dien-dien lainnya; agar memiliki daya guna peningkatan eksistensi ruh di dalam qolbu sehingga memiliki quwah fower untuk memberantas segala bentuk fahsya dan munkar secara internal maupun eksternal. 1. Meninggalkan Hal-hal yang Tidak Berguna 43 Yaitu meninggalkan segala bentuk keributan, kegaduhan, kekacauan, gangguan serta penghambatan program aktualisasi wahyu Allah; meninggalkan pergaulan dengan Ashabun naar, yaitu orang atau kelompok atau keorganisasian apa pun yang tidak ada faedahnya, tidak ada manfaatnya bagi tegaknya Islam; menjaga pendengaran dan mata dari melihat atau mendengarkan perkataan atau pidato serta pertunjukan yang tidak berguna dan tidak punya nilai ibadah; dan tidak mengeluarkan kata-kata atau pembicaraan sia-sia yaitu obrolan yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan ahlul janah umat al-Qiyadah. 2. Menjaga Kebersihan 44 a. Kebersihan Anfus Qolbu, yaitu : tidak mencintai sesuatu apapun selain Allah, rasul dan ashabul janah; menjaga mata, telinga dan qolbu dari 43 Ibid., h. 36. 44 Ibid., h. 37. 88 segala bentuk fahsya pornografi dan segala bentuk kesenian, busana dan lagu-lagu yang mengarah pada pendekatan seks dan pornografi; benci terhadap gaya hidup musyrik ashabun naar dan merasa bangga dengan komunitas mukmin ashabun janah dan segala nilai yang berlaku di dalamnya; gemar dan merasa puas dengan rizki dan makanan dari langit dan tidak suka makanan kotor yang diambil dari tanah; tidak memakan makananminumanhisapan yang diharamkan Allah dan rasul- Nya yang merusak kebesihan dan kesehatan; dan meninggalkan segala bentuk perjudian dan permainan undian yng berhadiah. b. Kebersihan Harta Amwal, yaitu : membersihkan qolbu dari rasa kepemilikan pribadi kepada rasa kepemilikan amanah dari yang Maha Memiliki; mengikis hukum kepemilikan mutlak pribadi melalui zakat mal sesuai bimbingan Qiyadatul Islam; dan meningkatkan jiwa ruhama dengan saran amwal terhadap sesama ahlul bait umat al-Qiyadah. 3. Menjaga Aurat 45 Yaitu menjaga aurat farji dari pandangan orang lain baik sesama rijalnisa atau nisa sesama nisarijal yng bukan muhrim; khusus bagi mukminah agar merasa bangga dan terhormat mengenakan busana muslim yang sesuai perintah Allah dan rasul-Nya; dan menjaga rahasia dan urusan rumah tangga mukmin dari intaian dan gangguan syetan yang terkutuk. 4. Melaksanakan Amanat dan Janji 46 a. Melaksanakan Amanat, yaitu : setiap mukmin dan mukminat adalah pengemban amanat Allah, amanat Allah itu berupa dien yang wajib ditegakkan melalui jihad amwal dan anfus sesuai tahapan proses perjuangan; meneruskan sunah rasul adalah bentuk dari melakanakan amanat Allah dan rasul-Nya, barangsiapa yang tidak berjihad menegakkan Islam di bumi Allah berarti dia telah mengkhianati Allah dan rasul-Nya; secara khusus perjuangan menegakkan Islam dilakukan di dalam shaff; dan secara kongkrit amanat Allah pada fase awal adalah tahfizh al-Qur’an, Qiyamul lail, ta’lim, da’wahtalwiyah, taswiyatus shufuf, dan shodaqoh. 45 Imam Hawary Al-Ansory, Ibid., h. 39. 46 Ibid., h. 40-43. 89 90 b. Memenuhi Janji. Iman diawali dengan janji setia kepada Allah yang disaksikan oleh mukmin jajaran petinggi al-Qiyadah. Yaitu janji setia kepada Allah untuk bersaksi bahwa tidak ada yang diabdi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; meninggalkan segala bentuk perbuatan musyrik; tidak akan mencuri; tidak akan berzina; tidak akan membunuh tanpa hak; tidak akan berdusta; dan tidak akan berbuat durhaka syari’ah Allah. 5. Menjaga Sholat 47 Yaitu seorang mukmin wajib menjaga hubungannya dengan Allah, baik secara mahdhoh ritual maupun ibadah secara luas. 6. Berakhlak Mulia 48 Yaitu berlaku ihsan kepada orang tua; mendoakan orang tua; gemar bersedekah kepada ahlul bait umat al-Qiyadah; tidak konsumtif dan boros; tidak bakhil; tidak pesimis; tidak menzalimi orang lain; tidak memakan harta anak yatim; dan tidak mengingkari janji. 47 Ibid., h. 44. 48 Ibid., h. 45-48.

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PN JAKARTA SELATAN

A. Deskripsi Putusan PN Jakarta Selatan

Deskripsi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 277Pid.B2007PN.Jkt.Sel., tentang Tindak Pidana Penodaan Agama, yaitu kejahatan yang melanggar Pasal 156a KUHP, menghasilkan data-data : 1 identitas terdakwa, isi dakwaan, pembuktian saksi dan surat, isi tuntutan, pembelaan pledooi oleh terdakwa dan penasehat hukumnya, replik dari JPU, Duplik dari Penasehat hukum, dan isi putusan. Bagian identitas mengemukakan bahwa terdakwa bernama Drs. Abdussalam al. Ahmad Mushaddeq al. Al-Masih Al-Maw’ud, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 April 1944, beralamat di jalan Pertamina No. 49 RT. 0407 Kel. Tanah Baru Kec. Beji Kota Depok. Adapun dalam surat dakwaannya, terdakwa Ahmad Mushaddeq didakwa karena dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia. Karenanya perbuatan Terdakwa tersebut dianggap telah menodai agama Islam dan diancam pidana sebagaimana diatur dalam pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP. 1 Lihat lampiran Putusan No. 277Pid.B2008PN. Jkt. Sel., h. 1. 91 Jaksa Penuntut Umum JPU dalam membuktikan dakwaannya dipersidangan, ia membuktikannya dengan mengajukan saksi-saksi yang masing- masing memberikan keterangannya di bawah sumpah. Salah seorang saksi, Agoes Sanjaya, mengatakan bahwa Ahmad Mushaddeq mengaku sebagai rasul pengganti Nabi Muhammad SAW karena ia menerima wahyu bukan dalam bentuk tulisan akan tetapi dalam bentuk pemahaman dan ia mempunyai keilmuan dengan tanda- tanda kerasulan, selain itu Ahmad Mushaddeq juga mengajarkan bahwa shalat yang diwajibkan adalah shalat malam, sedang shalat lima waktu, puasa, zakat, dan haji belum diwajibkan. Selain itu dalam persidangan juga diperlihatkan barang bukti berupa buku-buku karangan Terdakwa dan lainnya yang dibenarkan oleh Terdakwa. Dalam Surat Tuntutan, Jaksa Penuntut Umum JPU menyatakan terdakwa Ahmad Mushaddeq bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP; menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Ahmad Mushaddeq dengan pidana penjara selama 4 empat tahun, dikurangi masa penahanan sementara; menyatakan beberapa barang bukti diantaranya: Buku dengan judul “Ruhul Qudus yang Turun Kepada Al-Masih Al- Maw’ud”; dan satu buah VCD berisi rekaman dialog dan penjelasan ajaran Al- Qiyadah Al-Islamiyah oleh Terdakwa; Semuanya dirampas untuk dimusnahkan; 92