Tindak Pidana Penodaan Agama Riddah dalam Perspektif Hukum Islam 1. Pengertian Tindak Pidana

dan sebagainya. Selain itu, terdapat fuqaha yang membatasi istilah jinayah pada perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman hudud dan qishas saja. Istilah lain yang sepadan istilah jinayah adalah jarimah, yaitu larangan-larangan syara’ yang diancam dengan hukuman had atau ta’zir. 41 Sayyid Sabiq memberikan definisi jinayat sebagai berikut : 42 ”Yang dimaksud dengan jinayat menurut istilah syara’ adalah perbuatan yang diharamkan dan yang diharamkan itu adalah setiap perbuatan yang diancam dan dicegah oleh syara’ karena perbuatan tersebut dapat mendatangkan kemudharatan atau kerusakan pada agama, jiwa, kehormatan, dan harta” Di samping istilah jinayah dalam hukum pidana Islam juga terdapat istilah jarimah, yang pengartiannya tidak dapat dipisahkan dari makna jinayah. Pengertian jarimah itu sendiri adalah perbuatan buruk, jelek, atau dosa. Jadi secara harfiah sama halnya dengan jinayah. Kata jarimah biasa dipakai untuk penyebutan bentuk atau jenis, sifat perbuatan dosa tertentu saja. Misalnya, pembunuhan, pencurian, perkosaan. Semua itu dapat disebut dengan istilah jarimah yakni jarimah pembunuhan, jarimah pencurian, dan sebagainya, yang dalam istilah hukum positifnya adalah tindak pidana. Sedangkan istilah jinayah digunakan untuk penyebutan kejahatan atau perbuatan jahat secara umum. Menurut Abdul Qadir Audah jarimah adalah : 43 ﺮْﺰْ ْوا ﺪ ﺑ ﺎﻬْ ﻰﻟﺎ ﷲا ﺮ ز ﺔﻴ ْﺮ تارْﻮﻈْ ﻢﺋاﺮ ْﻟا 41 Ahmad Djazuli, Fiqh Jinayah Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, Cet. ke-1, h. 117. 42 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah M. Nabhan Husaen, dari judul asli Fiqh As- Sunnah,, Bandung: PT. Darul Ma’arif, 2002, Cet. ke-20, Jilid 9, h. 168. 43 Abdul Qadir Audah, op.cit., Jilid 1, h. 66. 38 Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara yang diancam oleh Allah dengan hukuman had atau tazir. Kedua istilah tersebut jinayah dan jarimah digunakan para fuqaha para pakar fikih dalam pengertian yang sama yakni sebagai larangan-larangan hukum yang diberikan Allah yang apabila dilanggar diancam dengan hukuman yang telah ditentukan bentuk hukumnannya. 44 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan secara etimologis, akan tetapi mempunya kesamaan arti, yang ditunjukan bagi perbuatan yang berkonotasi negatif atau dosa, perbedaannya terletak pada pemakaian dalam arah pembicaraan yakni kalau jinayah untuk menyebutkan kejahatan secara umum sedangkan jarimah untuk menyebutkan tindak pidana tertentu, misalnya jarimah pencurian, jarimah pembunuhan, dan lain-lain. Jadi dalam hukum pidana Islam istilah tindak pidana sering diistilahkan dengan kata jarimah sedangkan mengenai hukum pidananya lazim disebut dengan fiqh jinayah.

B. 2. Unsur-Unsur JarimahTindak Pidana

Perbuatan dianggap atau dikategorikan sebagai jarimah atau tindak pidana dalam syari’at Islam, perbuatan tersebut harus memiliki beberapa persyaratan atau beberapa unsur yaitu : 45 a. Unsur Syar’iFormil 44 Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993, Cet. ke-5, h. 2. 45 Abdul Qadir Audah, op.cit., Jilid 1, h. 110. 39 Yang dimaksud dengan unsur syar’i adalah adanya ketentuan syara’ atau nash yang menyatakan bahwa perbuatan yang dilakukan merupakan perbuatan yang oleh hukum dinyatakan sebagai sesuatu yang dapat dihukum atau adanya nash yang mengancam hukuman terhadap perbuatan yang dimaksud. Ketentuan tersebut harus datang sudah ada sebelum perbuatan di lakukan dan bukan sebaliknya. Seandainya aturan tersebut datang setelah perbuatan terjadi, ketentuan tersebut tidak dapat diterapkan. Dalam hal ini berlakulah kaidah-kaidah berikut : 46 ﺔﻤْﺮ ﺔﺑْﻮ و ا ﺑ ”Tidak ada jarimah dan tidak ada hukuman tanpa adanya nas h” ﻢْﻜﺣ لﺎ ْ ء ﻟْا ْ ﻟادْورو ”Tidak ada hukuman bagi perbuata orang-orang yang berakal sebelum adanya nash” b. Unsur MaddiMateriel Yang dimaksud dengan unsur Maddi adalah adanya perilaku yang membentuk jarimah, baik berupa perbuatan ataupun tidak berbuat atau adanya perbuatan yang bersifat melawan hukum. Dalam hukum positif, perilaku tersebut disebut sebagai unsur objektif, yaitu perilaku yang bersifat melawan hukum. c. Unsur AdabiMoril Unsur ini juga disebut juga dengan al-mas’uliyah al-jinayah atau pertanggungjawaban pidana. Maksudnya adalah pembuat jarimah atau 46 Ibid ., h. 116. 40