2. Unsur-Unsur JarimahTindak Pidana TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA

Yang dimaksud dengan unsur syar’i adalah adanya ketentuan syara’ atau nash yang menyatakan bahwa perbuatan yang dilakukan merupakan perbuatan yang oleh hukum dinyatakan sebagai sesuatu yang dapat dihukum atau adanya nash yang mengancam hukuman terhadap perbuatan yang dimaksud. Ketentuan tersebut harus datang sudah ada sebelum perbuatan di lakukan dan bukan sebaliknya. Seandainya aturan tersebut datang setelah perbuatan terjadi, ketentuan tersebut tidak dapat diterapkan. Dalam hal ini berlakulah kaidah-kaidah berikut : 46 ﺔﻤْﺮ ﺔﺑْﻮ و ا ﺑ ”Tidak ada jarimah dan tidak ada hukuman tanpa adanya nas h” ﻢْﻜﺣ لﺎ ْ ء ﻟْا ْ ﻟادْورو ”Tidak ada hukuman bagi perbuata orang-orang yang berakal sebelum adanya nash” b. Unsur MaddiMateriel Yang dimaksud dengan unsur Maddi adalah adanya perilaku yang membentuk jarimah, baik berupa perbuatan ataupun tidak berbuat atau adanya perbuatan yang bersifat melawan hukum. Dalam hukum positif, perilaku tersebut disebut sebagai unsur objektif, yaitu perilaku yang bersifat melawan hukum. c. Unsur AdabiMoril Unsur ini juga disebut juga dengan al-mas’uliyah al-jinayah atau pertanggungjawaban pidana. Maksudnya adalah pembuat jarimah atau 46 Ibid ., h. 116. 40 pembuat tindak pidana haruslah orang yang dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya. Oleh karena itu pembuat jarimah haruslah orang yang dapat memahami hukum, mengerti isi beban, dan sanggup menerima beban tersebut. Orang yang diasumsikan yang memiliki kriteria tersebut adalah orang-orang mukallaf sebab hanya merekalah yang terkena khitab panggilan pembebanantaklif. Menurut Abdul Qadir Audah, unsur-unsur yang telah disebutkan di atas merupakan unsur-unsur yang bersifat umum atau dasar. Artinya unsur-unsur tersebut adalah unsur yang sama dan berlaku bagi setiap macam jarimah. Jadi pada jarimah apapun ketiga unsur tersebut harus dipenuhi. 47 Di samping ada unsur yang bersifat umum atau dasar ada pula unsur yang bersifat khusus. Unsur-unsur khusus dari setiap jarimah berbeda-beda dengan berbedanya sifat jarimah suatu tindak pidana dapat memiliki unsur khusus yang tidak ada pada tindak pidanya lainnya. 48 Sebagai contoh, memindahkan mengambil harta benda orang lain secara diam-diam hanya ada pada jarimah pencurian atau menghilangkan nyawa orang lain hanya dalam kasus pembunuhan. 49 Jadi, hukum pidana Islam dalam menentukan suatu tindak pidana ada tiga unsur yang harus dipenuhi yaitu : 50 47 Ibid., h. 117. 48 Ibid., h. 126. 49 Ahmad Hanafi, op.cit., h. 6. 50 Ibid. 41 1. Ada nash yang melarang perbuatan dan mengancam dengan hukuman terhadapnya. Unsur ini biasa disebut dalam hukum positif dengan istilah unsur formil rukun syar’i. 2. Melakukan perbuatan yang diancam dengan pidana, baik dengan melakukan perbuatan atau tidak melakukan perbuatan. Unsur ini biasa disebut dengan unsur materiel rukun maddi. 3. Pelaku tindak pidana itu sudah mukallaf yang dapat bertanggung jawab atas tindak pidananya itu. Unsur ini biasa disebut dengan unsur moril rukun abadi.

B. 3. Jenis-Jenis Tindak Pidana

Dalam hukum pidana Islam, secara umum jenis-jenis tindak pidana adalah sebagai berikut : 51 1. Dilihat dari segi berat-ringannya hukuman, jarimah tindak pidana dibagi menjadi tiga, yaitu hudud, qisas-diyat dan ta’zir. 52 a. Jarimah hudud, yaitu jarimah yang diancam dengan hukuman had. Hukuman had adalah hukuman yang telah ditentukan macam dan jumlahnya dan menjadi hak Allah SWT. Dengan demikian, hukuman tersebut tidak mempunyai batas terendah atau batas tertinggi. Hak Allah artinya hukuman tersebut tidak bisa dihapuskan baik oleh perseorangan korban ataupun oleh masyarakat pemerintah. Jarimah hudud ini ada 51 Ahmad Hanafi, op.cit., h. 6-7. 52 Ibid., h. 7-8. 42 tujuh macam, yaitu : jarimah zina, jarimah qadzat, jarimah minum khamr, jarimah pencurian, jarimah hirabah pembegalan, jarimah murtad dan jarimah pemberontakan. b. Jarimah qisas dan diyat yaitu jarimah yang diancam dengan hukuman qishas atau diyat. Hukuman qisas dan diyat adalah hukuman yang telah ditentukan batasnya dan tidak mempunyai batas terendah atau batas tertinggi, tetapi menjadi hak manusia. Hak manusia artinya si pelaku dapat dimaafkan di korban, dan apabila dimaafkan, maka hukuman tersebut menjadi hapus. Jarimah qisas dan diyat ada lima macam, yaitu : pembunuhan yang disengaja; pembunuhan miripsemi sengaja; pembunuhan karena kesalahan; kejahatan pada selain jiwa secara disengaja penganiayaan disengaja; dan kejahatan pada selain jiwa karena kesalahan penganiayaan tidak sengaja. c. Jarimah ta’zir yaitu jarimah yang dihukum dengan hukuman ta’zir. Hukuman ta’zir adalah hukuman yang tidak ditentukan batasnya hanya menyebutkan sekumpulan hukuman dari yang seringan-ringannya sampai yang seberat-beratnya dan bertujuan memberikan pelajaran. Tindak pidana yang diancam dengan hukumannya ta’zir seperti perbuatan ribba, menggelapkan titipan, memaki orang melakukan suap dan lain sebagainya. 43