PENUTUP A. Pandangan hukum pidana islam dan hukum positif tentang tindak pidana tentang kasus Ahmad Mushaddeq

BAB V : PENUTUP A.

Kesimpulan ................................................................................ 113 B. Saran-saran ................................................................................. 115 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………....117 PANDANGAN HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM POSITIF TENTANG TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA: Kajian Tentang Kasus Ahmad Mushaddeq SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam S.H.I Oleh: ALI ROHMAN NIM : 101045122218 Di Bawah Bimbingan Dr. Euis Nurlaelawati, MA NIP. 150 277 992 KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1430 H 2009M ﻢﻴﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan petunjuknya yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam penulis haturkan dan semoga tercurah kepada Rasulullah, Muhammad SAW. Dalam menulis skripsi ini, penulis mendapat banyak kesulitan baik menyangkut masalah waktu, pengumpulan bahan-bahan maupun pembiayaan dan sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat dihadapi dengan sebaik-baiknya sehingga tugas skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis dapat menyelesaikan skripsinya atas dukungan beberapa pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH.,MA., MM., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 2. Asmawi, M.Ag dan Sri Hidayati,M.Ag, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Jinayah Siyasah untuk Program Studi Pidana Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini. iii 3. Dr. Euis Nurlaelawati, MA., selaku pembimbing dengan kesabaran dan keikhlasannya telah menyempatkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan bagi kesempurnaan skripsi ini. 4. Para Dosen dan Guru Besar Fakulatas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan Ilmu Pengetahuannya dan memberikan kepada penulis untuk menimba dan memperkaya ilmu. 5. Kepala Perpustakaan Utama, Perpustakaan Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para karyawan Perpustakaan yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menelusuri referensi dalam memberikan pelayanan dan kesempatan penulis untuk menelaah serta memberi pinjaman sumber literatur yang diperlukan. 6. Kepala Administrasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf yang telah membantu penulis dalam kelancaran administarasi. 7. Kedua orang tua: ayahanda Syamsuri dan ibunda Kapsah yang tidak pernah putus asa, selalu sabar dan selalu melimpahkan kasih sayangnya serta memberikan banyak dukungan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Kalian adalah semangat yang tidak pernah pupus dalam apa yang penulis cita-citakan. Mudah – mudahan beliau selalu dalam ridlo, bimbingan, lindungan serta ampunan Allah SWT. 8. Kakanda Ali Fatkhan Muzakki Hasan Barera dan adinda Ali Ridlo yang selalu memberikan motivasi demi terselesainya skripsi ini. 9. De Isyi Izzah yang tak pernah bosan menjadi motivator bagi penulis. iv 10. Dan teman-teman di Pidana Islam angkatan 2001, khususnya Nurhadi yang selalu memotivasi dan telah membantu dalam proses renyelesaian skripsi ini. Semoga mereka selalu dalam ridlo dan bimbingan Allah S.W.T. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa apa yang dihasilkan ini jauh dari sempurna. Saran dan kritik dari pembaca sangat saya harapkan. Jakarta, 12 Juni 2009 Penulis v vi Ahmad Mushaddeq

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama adalah bagian yang fundamental dalam hidup dan kehidupan dan dipercaya sejak ratusan tahun yang lalu oleh masyarakat sebagai bagian pendekatan diri pada Sang Pencipta. Dalam hal keragaman agama dan keberagamaan, secara umum, masyarakat menyadari bahwa hal itu merupakan hak setiap individu untuk memilihnya, penuh kesadaran dan tanpa paksaan. Keberagamaan tidak bisa dipaksakan apalagi dengan segala model ancaman dan tekanan. Inilah sebuah kebebasan yang – menurut sebagian teolog – merupakan anugrah Tuhan terbesar bagi manusia. Yang kadang menjadi persoalan, sejauh manakah makna kebebasan beragama maupun berkeyakinan tersebut? Apakah kebebasan beragama, diartikan sebagai kebebasan seseorang untuk pindah aliran, mendirikan aliran, bahkan berpindah-pindah agama? 1 Seperti inilah kalau membicarakan, mendiskusikan dan membahas masalah agama adalah suatu hal yang tidak akan ada habisnya sampai kapanpun. Apalagi yang bicarakan itu masalah agama Islam yang merupakan agama yang menerima kritik dan tafsir selama di luar masalah-masalah aqidah. Bahkan Islam sering diibaratkan seperti pohon yang mempunyai akar, batang, ranting dan buah. Bagaimana orang memahami pohon tersebut sangat menentukan pandangan 1 Tri Wahyu Hidayati, Apakah Kebebasan Beragama Sama dengan Bebas Pindah Agama, Salatiga: STAIN Salatiga Press dan JP Books, 2008, Cet. ke-1, Cover Belakang. 1 hidup dan kehidupan seseorang dalam berislam. Perbedaan pemahaman di wilayah ranting atau cabang yang disebut furu’iyah relatif dapat ditolerir. Perbedaan yang dapat menimbulkan konflik adalah soal aqidah sebagai pokok pohonnya. Orang berbeda pandangan terhadap persoalan mendasar karena masing- masing mempunyai pemahaman atau “kebenaran” sendiri-sendiri. Bahkan jika ditelisik lebih dalam ternyata sebagian meyakini bahwa kebenaran mutlak yang sesuai dengan Allah itu tunggal sementara bagi yang lain kebenaran bagi Allah sendiri bersifat relatif. Pro dan kontra adalah hal yang biasa namun perlu dibatasi bahwa kebenaran hakiki adalah dari Allah semata dan hanya satu. 2 Pro dan kontra tersebut dapat menyebabkan munculnya aliran-aliran keagamaan yang beragam baik yang dianggap benar maupun sesat. Jika kemunculan satu aliran sesat dirasa cukup mampu menghadirkan kehebohan di kalangan masyarakat, kini Indonesia justru harus menghadapi kemunculan aliran- aliran baru dalam jumlah yang banyak, yang kemudian dianggap menyimpang oleh sebagian besar pemuka agama seperti aliran Salamullah yang dipimpin Lia Eden. Efek yang ditimbulkannya pun lebih dari sekedar kehebohan belaka. Bahkan keresahan merebak di mana-mana dan hal ini memicu munculnya aksi main hakim sendiri dari masyarakat terhadap orang-orang yang dianggap menjadi pengikut aliran-aliran sesat. Salah satunya adalah serbuan massa yang dilakukan 2 Ahmad Mustofa, Perjalanan Menuju Tuhan, Pro dan Kontra tentang Al-Qiyadah Al- Islamiyah, Yogyakarta: Hanggar Kreator, 2008, Cet. ke-1, h. 11-12. 2