Desain pengembangan pembelajaran dengan menggunakan media tiga
menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya seni berpikir yang kreatif.
Ciri-ciri pembelajaran matematika di SD:
28
1 Pembelajaran matematika mengunakan metode spiral. Dimana pembelajaran
matematika atau suatu topik matematika selalu mengaitkan atau menghubungkan dengan topik sebelumnya.
2 Pembelajaran matematika bertahap. Materi pelajaran matematika diajarkan
secara bertahap yaitu dimulai dari konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit.
3 Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif. Misalnya dalam
pengenalan bangun-bangun ruang tidak dimulai dari definisi, tetapi dimulai dengan memperhatikan contoh-contoh dari bangun ruang tersebut dan
mengenal namanya serta menentukan sifat-sifat yang terdapat pada bangun ruang tersebut sehingga didapat pemahaman konsep bangun-bangun ruang
itu. 4
Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi. Artinya tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang
lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar jika didasarkan pada pernyataan- pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya.
5 Pembelajaran matematika hendaknya bermakna. Konsep-konsep matematika
tidak dapat diajarkan melalui definisi, tetapi melalui contoh-contoh yang relevan. Guru hendaknya dapat membantu pemahaman suatu konsep dengan
pemberian contoh-contoh yang dapat diterima kebenarannya secara intuitif. Artinya siswa dapat menerima kebenaran itu dengan pemikiran yang sejalan
dengan pengalaman yang sudah dimilikinya. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil
28
Erna Suwangsih. Op,Cit, h. 25-26
belajar, yakni; a keterampilan dan kebiasaan, b pengetahuan dan pengertian, c sikap dan cita-cita.
29
Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil
belajar, yakni a informasi verbal, b keterampilan intelektual, c strategi kognitif, d sikap, dan e keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
1. Ranah Kognitif
a. Tipe hasil belajar : pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam Taksonomi Bloom. Ada beberapa cara untuk mengingat dan
menyimpan knowledge dalam ingatan seperti teknik memo, jembatan keledai, mengurutkan kejadian, membuat singkatan yang bermakna.
b. Tipe hasil belajar : pemahaman
Tipe hasil belajar ini lebih tinggi daripada pengetahuan karena pemahaman menuntut kemampuan menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri
sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
c. Tipe hasil belajar: aplikasi
Yaitu penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus yang mungkin dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Mengulang-ulang
penerapannya pada waktu yang lama akan berdampak menjadi pengetahuan, hafalan atau keterampilan.
d. Tipe hasil belajar : analisis
29
Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 1992, h. 22