Hasil Belajar Matematika KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
belajar, yakni; a keterampilan dan kebiasaan, b pengetahuan dan pengertian, c sikap dan cita-cita.
29
Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil
belajar, yakni a informasi verbal, b keterampilan intelektual, c strategi kognitif, d sikap, dan e keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
1. Ranah Kognitif
a. Tipe hasil belajar : pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam Taksonomi Bloom. Ada beberapa cara untuk mengingat dan
menyimpan knowledge dalam ingatan seperti teknik memo, jembatan keledai, mengurutkan kejadian, membuat singkatan yang bermakna.
b. Tipe hasil belajar : pemahaman
Tipe hasil belajar ini lebih tinggi daripada pengetahuan karena pemahaman menuntut kemampuan menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri
sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
c. Tipe hasil belajar: aplikasi
Yaitu penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus yang mungkin dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Mengulang-ulang
penerapannya pada waktu yang lama akan berdampak menjadi pengetahuan, hafalan atau keterampilan.
d. Tipe hasil belajar : analisis
29
Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 1992, h. 22
Yaitu usaha memilah sesuatu intregitas menjadi unsur-unsur atau bagian- bagian sehingga jelas hierarkinya susunannya. Dengan analisis diharapkan
seseorang mempunyai pemahaman komprehensif dan dapat memilah integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu dalam memahami
sistematikanya. e.
Tipe hasil belajar: sintesis Yakni terdapatnya penyatuan unsure-unsur atau bagian-bagian ke dalam
bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis adalah berpikir divergan yang hasil pemecahan atau jawabannnya belum dapat dipastikan, berpikir sintesis
merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. f.
Tipe hasil belajar : evaluasi Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, materil dan lain-lain. Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
30
2. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Penialaian hasil afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman-teman sekelas, kebiasaan di kelas dan hubungan social. Adap beberapa jenis
kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dari tingkat dasar atau sederhana sampai yang kompleks, yaitu:
a. Rechiving Attending
Yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada siswa tersebut dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan
lain-lain.
30
Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 1992, h. 22-29
b. Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan kepada seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar yang mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasaan dalam menjawab stimulus yang datang pada dirinya.
c. Valuing penilaian
Berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi diantaranya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman dan
kesepakatan terhadap nilai tersebut. d.
Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu system organisasi termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain prioritas nilai dan
pemantapan. e.
Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi kepribadian dan
tingkah lakunya. 3.
Ranah psikomotorik Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan skill dan
bertindak individu. Pada hasil belajar psiomotorik terdapat enam tingkatan keterampilan.
a. Gerakan reflek keterampilan pada gerakan yang tidak sadar
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c. Kemapuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, auditif,
motoris dan lain-lain. d.
Kemampuan dibidang fisik, misalnya keuatan, keharmonisan dan ketepatan.
e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks. f.
Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
31
31
Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 1992, h. 30-31
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar-mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:
32
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. b.
Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. c.
Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari
aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan
mengembangkan kreativitasnya. d.
Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh. e.
Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai
dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan kemampuan kognitif yang dimiliki siswa tentang materi bangun ruang melalui proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini, hasil belajar ranah kognitif diukur dengan mengamati apakah siswa sudah mampu memahami, mengaplikasikan serta menganalisis materi
bangun ruang yang diajarkan oleh guru. Pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengidentifikasi sifat-sifat bangun
ruang melalui benda-benda tiga dimensi yang ditampilkan oleh guru. Pada aspek mengaplikasikan siswa diharap mampu membuat berbagai macam jaring-jaring
bangun ruang sederhana dan terakhir pada aspek menganalisis siswa diharapkan mampu memilih berbagai macam jaring-jaring yang dapat membentuk bangun
ruang tertentu.
32
Ibid, h. 56