Hakikat LKS LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar mengajar, sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan misalnya syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik. 48 “LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh ”. 49 Pengaturan awal advance organizer dari pengetahuan dan pengetahuan siswa diberdayakan melalui penyediaan media belajar pada setiap kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar menjadi lebih bermakna, dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman siswa. Karena nuansa keterpaduan konsep merupakan salah satu dampak pada kegiatan pembelajaran, maka muatan materi setiap LKS pada setiap kegiatannya diupayakan agar dapat mencerminkan hal itu. 50 “Komponen-komponen LKS meliputi: Judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi ”. 51 Untuk kelas eksperimen LKS yang digunakan adalah LKS eksperimen dengan pendekatan konstruktivisme, sedangkan untuk kelas kontrol adalah LKS eksperimen yang terdapat dalam buku paket BSE karya Budi Utami, dkk. LKS yang terdapat dalam buku ini terdapat kekurangan, diantaranya adalah tidak memiliki komponen lengkap LKS yang sudah disebutkan diatas. LKS yang terdapat dalam buku hanya mempunyai komponen judul eksperimen, alat dan bahan, cara kerja, data hasil pengamatan dan pertanyaan hanya untuk memberikan kesimpulan dari hasil eksperimen. Bahkan pada LKS untuk eksperimen pengaruh konsentrasi, LKS tersebut hanya sampai pada tabel data hasil pengamatan. Berikut ini Tabel 2.1 mengenai perbedaan LKS eksperimen berbasis konstuktivisme dan LKS eksperimen yang terdapat dalam buku. 48 Eli Rohaeti, dkk, Pengembangan LKS Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP kelas VII,VIII dan IX 49 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta, Prenada Media Group, 2009, h.223 50 Ibid. 51 Ibid. Tabel 2.1 Perbedaan LKS Eksperimen Berbasis Konstruktivisme dan LKS Eksperimen yang Terdapat dalam Buku Komponen LKS Berbasis Konstruktivisme LKS yang Terdapat dalam Buku Judul eksperimen Ya Ya Teori singkat tentang materi Siswa diminta untuk mencari sendiri teori dari berbagai sumber Tidak Alat dan bahan Ya, disesuaikan dengan kondisi alat dan bahan di sekolah Ya Prosedur eksperimen Ya, berupa skema Ya. Terdapat beberapa bagian yang dapat membuat siswa miskonsepsi. Data pengamatan Ya Ya Pertanyaan Ya Tidak Kesimpulan Ya Ya Kelebihan Content disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Terdapat dalam buku yang terpublikasi secara Nasional sehingga bisa digunakan oleh banyak orang. Kekurangan Penggunaan masih sangat terbatas hanya untuk penelitian. Pada LKS pengaruh konsentrasi tidak terdapat pertanyaan maupun tugas untuk menyimpulkan hasil eksperimen. Terdapat beberapa content yang tidak sesuai penggunaannya di sekolah. 2. Macam-macam bentuk LKS Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS, hal ini berakibat LKS memiliki berbagai macam bentuk. 52 Terdapat lima macam bentuk LKS, sebagaimana dijelaskan berikut ini : a. LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep Sesuai prinsip konstruktivisme, seorang akan belajar jika ia aktif mengonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. Salah satu cara mengimplementasikannya dikelas adalah dengan mengemas materi pembelajaran dalam bentuk LKS, yang memiliki ciri-ciri mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkret, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan mereka, selanjutnya peserta didik kita ajak untuk mengkonstruksi pengetahuan yang mereka dapat tersebut. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan peserta didik, meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, kita perlu merumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik, kemudian kita minta peserta didik untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya. Selanjutnya, kita berikan pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu peserta didik unutk mengaitkan fenomena yang mereka amati dengan konsep yang akan mereka bangun dalam benak mereka. b. LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. Di dalam sebuah pembelajaran, setelah peserta didik berhasil menemukan konsep, peserta didik selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari. Caranya dengan memberikan tugas kepada mereka untuk melakukan diskusi, kemudian meminta mereka untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab. 52 Andi Prastowo, Op. cit., h. 208-211 c. LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta didik menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat dalam buku. LKS jenis ini juga sesuai untuk keperluan remediasi. d. LKS yang berfungsi sebagai penguatan LKS bentuk ini diberikan setelah peserta didik mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas dalam LKS ini mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat didalam buku pelajaran. Selain sebagai pembelajaran pokok, LKS ini juga cocok untuk pengayaan. e. LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum kedalam buku tersendiri, kita dapat menggabunggan petunjuk praktikum kedalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam LKS bentuk ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu isi content dari LKS. 3. Fungsi LKS Menurut Andi Prastowo 2011 LKS memiliki setidaknya empat fungsi sebagai berikut 53 : a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik. b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan. c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. d. Mempermudah pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. 4. Tujuan penyusunan LKS Menurut Sumiati dan Asra, tujuan penyusunan LKS adalah 54 : 53 Ibid., h.205-206 a. Menyiapkan kondisi siswa untuk siap belajar sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran. b. Membimbing siswa untuk memproses hasil belajarnya menemukan atau membuktikan konsep yang dipelajarinya. c. Memotivasis siswa untuk belajar mandiri. d. Memperkaya konsep yang telah siswa pelajari untuk diterapkan di dalam kehidupan nyata. Pengerjaan LKS bisa dilakukan secara individu maupun kelompok. Dengan demikian kemampuan siswa dapat diketahui, dan penguatan serta umpan balik pun dapat dirasakan secara perorangan maupun kelompok juga. LKS juga dapat berfungsi sebagai alat untuk memberi pengayaan terhadap hasil belajar, karena dapat memperluas dan memperkaya materi pelajaran yang dipelajari. Jika LKS tersebut dikerjakan secara cermat dan hati-hati akan menambah pengalaman belajar siswa, tidak hanya sesuai dengan materi pembelajaran, tetapi juga diperkaya dengan pengalaman lain yang lebih luas. 55

D. Eksperimen

“Metode eksperimen adalah metode mengajar dengan cara mempraktekan langsung untuk menguji atau membuktikan suatu konsep yang sedang dipelajari. Metode ini, diyakini sebagai metode yang paling tepat dalam mengajarkan konsep-konsep sains, karena sains berasal dari hal-hal yang bersifat fakta ”. 56 “Menurut Sagala, metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari ”. 57 Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan 54 Sumiati dan Asra, Op. cit., h.172 55 Ibid. 56 Tonih Feronika, Op. cit., h.104. 57 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010, h.220 menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. 58 Dalam metode eksperimen siswa mempraktekan dan melakukan percobaan secara langsung. “Pelaksanaan eksperimen memperjelas hasil belajar karena setiap siswa melakukan kegiatan percobaan ”. 59 Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam melakukan eksperimen : 60 a. Merumuskan tujuan yang jelas tentang kemampuan apa yang akan dicapai siswa. b. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan. c. Memeriksa apakah semua peralatan itu dalam keadaan berfungsi atau tidak. d. Menetapkan langkah pelaksanaan agar efisien. e. Memperhitungkanmenetapkan alokasi waktu. f. Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam eksperimen. g. Membicarakan dengan siswa tentang langkah yang ditempuh, materi pembelajaran yang diperlukan, variabel yang perlu diamati dan hal yang perlu dicatat. h. Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa selama eksperimen. i. Menetapkan apa follow-up tindak lanjut eksperimen. Metode eksperimen mempunyai kebaikan sebagai berikut : 61 a. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja b. Dapat mengembangkan sikap untuk menadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuan 58 Ibid. 59 Sumiati dan Asra, Op. cit., h.101 60 Ibid., h.102 61 Syaiful Sagala, Op. cit., h.220-221