Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Skor Post Test Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol Dari Gambar 4.1 diketahui rata-rata data post test kelas eksperimen lebih
unggul dari kelas kontrol. Sedangkan untuk rata-rata post test kelas eksperimen sudah mencapai KKM, dan untuk kelas kontrol belum mencapai
KKM yaitu 76. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa kelas eksperimen mempunyai nilai diatas KKM yaitu 76. Sedangkan untuk rata-rata skor
peningkatan atau gain score dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik Rata-Rata Gain Score Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari dari Tabel 4.3 diketahui bahwa gain skor tertinggi pada kelas eksperimen mencapai 0,86 sedangkan pada kelas kontrol hanya 0,77. Selain
itu, pada Gambar 4.2 diketahui bahwa rata-rata gain score kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata gain score kelas kontrol. Kelas
eksperimen mempunyai rata-rata gain score 0,645 dan kelas kontrol hanya
65 70
75 80
kelas eksperimen
kelas kontrol
rata -r
ata p
o st
te st
post test
0.54 0.56
0.58 0.6
0.62 0.64
0.66
kelas eksperimen kelas kontrol
Gai n
sc o
re
0,583 Lampiran 13. Dari rata-rata gain score kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata gain score kelas kontrol dapat diambil
kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan LKS eksperimen berbasis konstruktivisme lebih baik dari pada
peningkatan hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan LKS eksperimen yang terdapat dalam buku paket. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Asrul Karim menemukan bahwa pemahaman konsep siswa yang belajar dengan pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik dari siswa
yang belajar dengan pembelajaran konvensional serta kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar dengan metode penemuan terbimbing terlihat lebih
baik dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional.
1
Selain itu, peneliti juga mengklasifikasikan gain score kelas eksperimen dan kelas kontrol ke dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. Berikut ini
disajikan Gambar 4.3 data klasifikasi gain score.
Gambar 4.3 Klasifikasi Gain Score
Dari Gambar 4.3 diketahuisiswa pada kelas eksperimen lebih unggul pada gain tinggi dari pada kelas kontrol. Artinya siswa kelas eksperimen yang
mendapat nilai gain score 0,7 dalam hal ini masuk dalam klasifikasi gain
1
Asrul Karim, Penerapan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berfikir kritsi siswa sekolah dasar,
ISSN 1412-565X , Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011, h.29 5
10 15
20 25
30 35
40
Tinggi Sedang
Ju m
lah
Klasifikasi Gain
Eksperi men
Kontrol
tinggi, kelas eksperimen lebih banyak dari pada siswa dari kelas kontrol. Sedangkan untuk klasifikasi gain sedang yang mempunyai nilaiantara 0,7
g 0,3 kelas kontrol lebih unggul dari pada kelas eksperimen. Untuk gain rendah, tidak ada satupun siswa yang memperoleh gain rendah dari kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini berarti, siswa kelas eksperimen lebih unggul untuk gain tinggi, artinya pembelajaran dengan menggunakan
LKS eksperimen berbasis konstruktivisme lebih meningkatkan hasil belajar siswa dari pada kelas kontrol yang menggunakan LKS yang terdapat dalam
buku paket. Sebelum dilakukannya pengujian hipotesis dari data yang didapatkan,
maka harus melalui uji normalitas dan homogenitas.Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga
analisis dengan validitas, reliabilitas, uji t, dapat dilaksanakan.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji chi kuadrat untuk pengujian
normalitas data dengan menggunakan uji chi kuadrat dengan taraf signifikasi α= 0,05 dan db=3.
Dari data yang didapatkan diketahui bahwa chi kuadrat hitung pre test, post test dan gain score dari kelas eksperimen lebih kecil dari pada chi kuadrat
tabel, maka data kelas eksperimen berdistribusi normal. Karena, bila harga chi kuadarat hitung lebih kecil atau sama dengan chi kuadrat tabel X
h 2
≤ X
t 2
maka distribusi data dinyatakan normal dan bila lebih besar dinyatakan tidak normal. Sedangkan untuk kelas kontrol, mempunyai chi kuadrat hitung
pre test, post test dan gain score kelas kontrol lebih kecil dari pada chi kuadrat tabel, maka data kelas kontrol berdistribusi normal. Karena, bila harga chi
kuadarat hitung lebih kecil atau sama dengan chi kuadrat tabel X
h 2
≤ X
t 2
maka distribusi data dinyatakan normal dan bila lebih besar dinyatakan tidak normal Lampiran 14.
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua variansnya.Jika kedua varians
sama besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dianggap homogen. Namun untuk varian yang tidak sama
besarnya, perlu diadakan pengujian homogenitas. Dari data diketahui bahwa data pre test, post test, dan gain score lebih keci ldari F
tabel
, maka data yang diuji homogen. Karena jika F
hitung
≤ F
tabel
maka H diterima homogen.
Keseluruhan data yang didapatkan yaitu data pre test, post test dan gain score berdistribusi normal dan homogen.Maka data dapat dianalisis lebih
lanjut pengujian hipotesis dengan uji t. Uji t untuk membandingkan gain skor dan post test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil uji hipotesis menggunakan uji t dengan taraf signifikasi α 0,05 dan db=78. Data hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.8.Uji dilakukan untuk
mengetahui peningkatan penguasaan materi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap rata-rata gain score kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari
uji yang dilakukan di dapatkan hasil = 3,10
= 1,66 maka H ditolak. Karena bila t
hitung
lebih kecil atau sama dengan dari t
tabel
, maka H diterima. Hasil t
hitung
dari penelitian ini lebih besar dari t
tabel
maka H ditolak,
dapat disimpulkan bahwa peningkatan penguasaaan materi siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan LKS eksperimen berbasis konstruktivisme
lebih baik dari pada penguasaan materi siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan LKS yang terdapat dalam buku. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Een Yulianti, Budi Purwanto, dan Slamet menunjukkan bahwa LKS Berbasis Eksperimen lebih baik dalam meningkatkan hasil dan minat
belajar siswa dalam pembelajaran Fisika materi pokok “Momentum dan Impuls” pada siswa kelas XI SBI di SMA Negeri 8 Yogyakarta dibandingkan
dengan LKS Berbasis Demonstrasi.Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata standart gain hasil belajar siswa yang menggunakan LKS Berbasis
Eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan LKS Berbasis Demonstrasi 0,3396 0,1568.
2
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan uji t dengan taraf signifikasi α 0,05
dan db=78 terhadap rata-rata post test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari uji yang dilakukan di dapatkan hasil
= . Ternyata
= = 1,66 sehingga H
ditolak. Karena bila t
hitung
lebih kecil atau sama dengan dari t
tabel
, maka H diterima. Hasil t
hitung
dari penelitian ini lebih besar dari t
tabel
maka H ditolak dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
kimia siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan LKS eksperimen berbasis konstruktivisme lebih baik dari pada hasil belajar kimia siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan LKS yang terdapat dalam buku. Hal ini juga didukung oleh beberapa peneltian sebelumnya diantaranya penelitian
yang dilakukan oleh Sri Elniati. Dalam penelitiannya, Sri Elniati memaparkan bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa yang menggunakan
perangkat konstruktivis lebih baik dari siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional.
3
Penelitian yang dilakukan oleh Sanni Merdekawati dan Himmawati Puji Lestari, menyatakan bahwa LKS berbasis konstruktivisme
membuat siswa mengkonstruk pengetahuan melalui pengalaman mereka dalam kegiatan mereka dan merefleksi pengalaman mereka untuk membentuk
pengetahuan baru dan kesimpulan.
4
Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kelas eksperimen yang menggunakan LKS eksperimen berbasis konstruktivisme mempunyai nilai
gain atau skor peningkatan hasil belajar yang lebih baik dari pada kelas
2
Een Yulianti, Budi Purwanto, dan Slamet, Perbedaan peningkatan hasil dan minat belajar fisika menggunakan LKS berbasis eksperimen dan LKS berbasis demonstrasi, Prosiding
seminar nasional, penelitian Pendidikan dan Penerapan IPA,UNY 14 Mei 2011.
3
Sri Elniati,
Pengembangan perangkat
pembelajaran matematika
berorientasi konstruktivisme, Jurnal Guru No.1, Vol.4, Juli 2007, h.25
4
Sanni Merdekawati dan Himmawati Puji Lestari, Developing student worksheet in English based on constructivism using problem solving approach for mathematics learning on the
topic social arithmetics, h.192
kontrol yang hanya menggunakan LKS yang terdapat dalam buku, hal tersebut juga didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya
yang menggunakan perangkat pembelajaran yang salah satunya adalah LKS konstruktivisme yang efektif digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Karena LKS eksperimen berbasis konstruktivisme ini didesain agar siswa dapat mengkonstuksi pengetahuannya. Kelebihan utama dari LKS
eksperimen ini adalah adanya pertanyaan-pertanyaan untuk mengarahkan dan membantu siswa mengkonstruksi pengetahuannya yang berhubungan erat
dengan materi yang dipraktikumkan. Kelebihan tersebut tidak ditemukan pada LKS eksperimen yang terdapat dibuku, LKS eksperimen yang terdapat dibuku
cenderung terlihat apa adanya, dan hanya seperti skenario yang harus dimainkan oleh siswa.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ellizar, menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS dapat meningkatkan rasa
ingin tahu siswa selanjutnya setelah dia dapat menjawab benar setiap pertanyaan yang diberikan dalam modul.
5
Hal ini dapat kita hubungkan dengan LKS eksperimen berbasis konstruktivisme, pertanyaan dalam LKS
eksperimen tersebut selain untuk mengarahkan dan membantu siswa mengkonstruksi pengetahuannya juga dapat meningkatkan rasa ingin tau siswa
akan materi yang dipraktikumkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan LKS yang terdapat dalam buku tidak mempunyai komponen
pertanyaan. LKS yang terdapat dalam buku paket BSE karya Budi Utami, dkk tidak
memenuhi komponen utama LKS.Pada LKS pengaruh konsentrasi tidak ada komponen pertanyaan maupun tugas untuk membuat kesimpulan dari
eksperimen. Sedangkan pada LKS pengaruh luas permukaan bidang sentuh, suhu dan katalis, pertanyaan hanya berupa tugas untuk membuat kesimpulan
5
Ellizar, Models of teaching by constuctivism approach with module, Jurnal kependidikan triadik, April 2009 Volume 12, No.1
dari hasil eksperimen tanpa ada pertanyaan-pertanyaan lain yang berhubungan dengan eksperimen yang dilakukan.
Pada LKS yang terdapat dalam buku juga mempunyai beberapa kekurangan dari segi content. Pada LKS pengaruh suhu, salah satu
perbandingannya adalah suhu 25°C. Saat melakukan eksperimen suhu ruangan 25°C sehingga siswa mengalami kesulitan untuk melakukan percobaan. Hal-
hal seperti ini yang seharusnya menjadi fokus guru karena tidak semua content yang terdapat dalam buku sesuai dengan keadaan dilapangan. Pada LKS
pengaruh katalis, menggunakan NaCl sebagai inhibitor. Tetapi menurut peneliti hal tersebut tidak banyak bermanfaat, justru hanya banyak membuang
waktu percobaan karena menggunakan waktu pengamatan yang cukup lama dan terjadinya reaksi tidak dapat diamati dengan jelas. Oleh karena itu, kelas
eksperimen yang menggunakan LKS eksperimen berbasis konstruktivisme lebih memberikan pengaruh dan meningkatkan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan LKS eksperimen yang terdapat dalam buku.
LKS eksperimen berbasis konstuktivisme memberikan pengaruh dan meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan LKS eksperimen yang terdapat dalam buku. Rata-rata gain score siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol
dan setelah itu dilakukan uji t diketahui bahwa peningkatan penguasaan materi siswa kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan LKS
eksperimen berbasis konstruktivisme lebih baik dari pada penguasaan materi siswa kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran dengan LKS yang
terdapat dalam buku. Selain itu, rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen juga lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol dan setelah
dilakukan uji t diketahui hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan LKS eksperimen berbasis konstruktivisme
lebih baik dari pada hasil belajar kimia siswa kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran dengan LKS yang terdapat dalam buku . Hal ini dikarenakan
LKS eksperimen berbasis konstuktivisme mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang didesain untuk meningkatkan rasa ingin tahu, serta untuk mengarahkan
dan membantu siswa mengkonstruksi pengetahuannya.
6
6
Nizarwati, dkk,Pengembangan
perangkat pembelajaran
berorientasi konstruktivisme untuk mengajarkan konsep perbandingan trigonometri siswa kelas X
SMA.
Jurnal pendidikan matematika.Volume 3 No 2. 2009.
64