Produk PT. Mitsubishi Chemical Indonesia MCCI

untuk dapat bekerja dengan baik serta berinvestasi didalamnya, tentu satu hal tersebut tidak dianggap beban. Perusahaan justru dapat mengambil manfaatnya baik berupa produk maupun hubungan positif dengan masyarakat, yang nantinya akan menciptakan lingkungan psikologis yang loyal dan berdedikasi diantara pekerja maupun lingkungan sekitar. 36 Penuangan program CSR yang didesain berkelanjutan menjadi harapan dalam membantu dan menciptakan kehidupan di masyarkat yang lebih sejahtera dan mandiri. Karena yang menjadi catatan program CSR harus benar-benar berangkat dari komitmen dan bukan sekedar basa-basi atau gugur kewajiban semata atau juga hanya sekedar charity. Kandungan kesimpulan CSR sebenarnya berintikan kepada kegiatan berbagi dimana berbagi itu tidak akan merugi. 37 Maka tidak heran jika motivasi perusahaan melakukan CSR adalah pertama, corporate charity yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan. Kedua, corporate philantrophy yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial. Ketiga, corporate citizienship yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial. 38 Diperkuat juga alasan perusahaan-perusahaan melakukan CSR adalah berkaitan dengan reputasi, pemasaran atau profit, keamanan, mencegah konflik persaingan bisnis dan kedermawanan murni. 36 “CSR Jangan Dianggap Beban,” Kompas, 6 Juli 2010, h. 4. 37 TB. Didi Supriyadi, “Menggagas Perda CSR”, Fajar Banten, 13 Maret 2010, h. 8. 38 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Bandung: PT Refika Aditama, 2007, h. 106. Secara umum program CSR yang berkelanjutan merupakan program yang diharapkan dalam membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Setiap kegitan tersebut melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteran dan pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dari program tersebut. Karena kunci keberhasilan CSR adalah keterkaitan, keterlibatan dan kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan atau biasa disebut stakeholder. Seperti yang ditegaskan oleh informan dari perusahaan bahwa: “Sekali lagi dalam konsep CSR kami, kami tidak melaksanakannya sendiri, tapi kita melibatkan stakeholder, dan ini juga bukan program sendiri, kenapa? Karena konsep dan program CSR kami adalah sustainable development.” 39 Program CSR baru dapat menjadi keberlanjutan apabila, program yang dibuat oleh suatu perusahaan benar-benar merupakan komitmen bersama dari segenap unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Tentunya tanpa adanya komitmen dan dukungan dengan penuh antusias dari karyawan akan menjadikan program-program tersebut bagaikan program penebusan dosa dari pemegang saham belaka. Dengan melibatkan karyawan secara intensif, maka nilai dari program-program tersebut akan memberikan arti tersendiri yang sangat besar bagi perusahaan. 40 39 Wawancara Pribadi dengan YI. Cilegon, 27 April 2011. 40 Cartica, “Program Corporate Social Responsibility yang Berkelanjuta,” artikel diakses pada 24 Mei 2011 dari http:kajian-csr.blogspot.com201101program-corporate-social- responsibility.html