Analisis Corporate Scial Responsibily (CSR) PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
(2)
(3)
i
Abstrak
M. al- Aufar
Analisis Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang di jalankan oleh
sebuah perusahaan merupakan komitmen yang berkelanjutan dari pelaku bisnis untuk berprilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi prmbangunan ekonomi. CSR yang dilakukan PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat agar bisa tumbuh dan berkembang bersama perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep, strategi dan apa implikasi bagi masyarakat. Penelitian tentang CSR PT. MCCI menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara serta studi kepustakaan. Wawancara dilakukan dengan responden sebanyak empat belas orang.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa konsep CSR PT. MCCI
ialah sustainable development. Sedangkan strategi CSR ialah pertama, kesadaran
(awareness) di lima tahun pertama, pada tahapan tersebut dengan inisial program untuk memperbesar kekuatan ekonomis yang sejajar dengan pendidikan dan program kesehatan. penerapan program-program awal ini juga untuk mengenal dan meningkatkan potensi ekonomi masyarakat parallel dengan program-program kesehatan dan pendidikan. Kedua, Partisipasi (involving), di lima tahun kedua pada tahapan tersebut dengan target partisipasi tinggi dari masyarakat dalam program terbentuknya organisasi-organisasi mikro ekonomi di masyarakat. Ketiga, Contoh (model) di lima tahun ketiga, pada tahapan tersebut dimana organisasi ekonomi di masyarakat sudah berkembang pesat dan masyarakat telah dapat menjalankan kemandirian ekonomi yang berkesinambungan.
Adapun implikasi CSR bagi masyarakat Kelurahan Gerem Kecamatan
Grogol Kota Cilegon ialah pada bidang pendidikan dengan berupa bantuan
implementasi pengadaan saung aksara, buku bacaan, kursus bahasa inggris, beasiswa, dan pelatihan komputer. Selanjutnya bidang kesehatan dengan berupa bantuan implementasi penyuluhan gizi untuk anak, pengadaan air bersih sumur pompa dan khitanan massal. Sedangkan di bidang pengembangan ekonomi dengan berupa bantuan implementasi bantuan penggemukan kambing, UKM pembuatan emping dan jamur.
(4)
(5)
(6)
ii
Kata Pengantar
Tiada kata paling indah kecuali penulis mengucapkan puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang senantiasa telah memberikan nikmat, rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, hanya kepadaNya
menyembah dan hanya kepadaNya meminta pertolongan. Shalawat serta salam
kami haturkan kepada sang super leader dan super manager Nabi Muhammad
SAW, seorang figur yang mengajak pada revolusi terbaik dan layak memberikan
inspiratif sekaligus pantas ditiru oleh umat manusia.
Skripsi ini tentunya tak dapat rampung tanpa dukungan dari beberapa
pihak, maka penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada beberapa
pihak yang telah memberi inspirasi dan juga banyak berkontributif dalam
memberikan pemikiran segar, pesan moral dan lain-lain sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan, diantaranya adalah:
1. Kedua orang tua Abah Drs. H. M. Idris dan emak Hj. Malihah
(Almh), keluarga besar H. Salman (Alm) dan H. Arba’in (Alm)
yang telah memberikan pendidikan, kepercayaan, kesabaran,
pengorbanan serta doa yang selalu terus mereka panjatkan untuk
penulis, dan tentunya sangat sulit untuk membalas dan
membayarnya.
2. Abah aku KH. Juhdi yang kerap kali mengajarkan penulis betapa
(7)
iii
mengalami perasaan stagnasi dan kemunduran diri oleh sebab
akibat.
3. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA.
4. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Prof. Dr. Bahtiar
Effendy.
5. Ketua jurusan Prodi Sosiologi Universitas islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Dr. Zulkifly, MA dan Sekretaris
jurusan Ibu Joharotul Jamilah, S. Ag. M.Si.
6. Seluruh dosen dan staff pengajar pada program studi sosiologi atas
segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan
pengalaman yang mendorong penulis selama menempuh studi.
7. Dosen pembimbing Bapak Saiffudin Asrori, M.Si yang selalu setia
dalam memberikan saran, kritik dan gagasan segar serta sabar
membimbing penulis sampai titik penghabisan penyelesaian
skripsi.
8. Pimpinan PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) dan general
affairs manager PT. MCCI Bapak Yusuf Iman yang menerima
(8)
iv sebutkan satu-persatu.
9. Teman-teman diskusi praskripsi sampai penulisan skripsi Andri
(lay), Aal (albert), Panca, Tondang, Ayub (aki), Nana (pres)
“jempolah untuk sebuah diskusi konstruktifnya” serta teman-teman seperjuangan Sosiologi 2006, Hamidah, Azharina, Fina, Beti, Budi,
Budiman, Dijah, Fajar, Fuad, Hajuri, Pian (jembre), Erfan, Pebri,
Rahmi, Kiki, Syofah, Yandi. Asyiik, terkesan dan senang
bercengkrama dengan kalian semua, meski kadang menjengkelkan,
dan tentunya dikemudian hari sangat merindukan diskusi-diskusi
hangat (dialektika) bersama kalian sebagai buah dari insan
akademis dalam pengembangan intelektual.
10.The big familly “Keluarga Mahasiswa Cilegon (KMC) Jakarta”
yang telah memberi warna betapa nikmatnya berorganisasi dengan
sentuhan kekeluargaan, terus bereksistensi tentunya. Himpunan
Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta, teman-teman organisasi ekstra
kampus, BEM Sosiologi Agama 2009-2010, semua itu terasa
banget ketika penulis menikmati keorganisasian.
11.Teman-teman Cilegon yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu, kendati selalu bertanya “ovar kapan lulusnya?” atau “ovar
kapan sidangnya?” Membuat penulis menjadi acuan dalam motivasi diri.
(9)
v
12.Masyarakat Gerem yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu,
atas meluangkan waktunya sebagai responden sehingga penulis
bisa mengetahui dan mengkaji permasalahan yang terkait dengan
skripsi yang ditulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
kecuali sesuatu yang sempurna ialah Allah SWT, oleh karena itu mohon kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang
sangat penulis harapkan.
Jakarta, Agustus 2011
(10)
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….. i
KATA PENGANTAR ……… ii
DAFTAR ISI ………... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1
B. Tinjauan Pustaka ……….. 6
C. Pertanyaan Penelitian ……….………... 9
D. Tujuan dan Manfaat penelitian ………. 9
E. Metodologi Penelitian ………... 10
1. Metode Penelitian ………... 10
2. Teknik Pengumpulan Data ………. 11
3. Teknik Analisa dan Interpretasi Data ………. 12
F. Sistematika Penulisan ………... 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS ATAS KONSEP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ……….. 15
B. Fungsi dan Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR)... 18
C. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) …… 19
(11)
vi
E. Corporate Social Responsibility (CSR) Kalangan Industri … 24
F. Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) ……… 25
G. Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR) …………. 31
BAB III IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA (MCCI)
A. Deskripsi Umum PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
1. Sejarah PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) ….. 35
2. Produk PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) …... 38
B. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
1. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) ……….. 39
2. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) ……….. 51
3. Struktur Organisasi Corporate Social Responsibility (CSR)
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) …………... 52
C. Fungsi dan Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) ……… 54
D. Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
(12)
vii
(CSR) PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA (MCCI)
A. Gambaran Umum Masyarakat Gerem
1. Kondisi Umum Sosiologis Masyarakat Gerem ………… 59
2. Kondisi Umum Ekonomi Masyarakat Gerem ………….. 62
B. Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR) Pendidikan ………. 65
C. Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR) Kesehatan ………. 71
D. Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR) Pengembangan Ekonomi ……… 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 79
B. Saran ……….. 80
DAFTAR PUSTAKA ……… 82
(13)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahKeberadaan suatu perusahaan di tengah masyarakat, berdampak positif
dan negatif. Pengaruh positif masyarakat diuntungkan antara lain, berkembangnya
sektor ekonomi berupa pemenuhan kebutuhan karyawan seperti tempat tinggal,
makanan dan kebutuhan harian lainnya. Karena masyarakat berharap
mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang layak. Misalnya penelitian
Corporate Social Rresponsibility (CSR) pada perusahaan Indah Kiat Pulp and Paper (PT. IKPP) dalam aspek positif perusahaan ini telah melakukan kegiatan
adanya potensi karyawan yang sebesar 5000 karyawan yang peduli dan mau
bekerjasama dalam program beasiswa peduli, perusahaan pun memiliki mitra atau
sister company yang memproduksi buku tulis yang menjalin kerjasama dengan Yayasan Eka Tjipta Foundation (ETF) yang juga peduli terhadap pengembangan
dunia pendidikan tanah air. Aspek positif lain juga ditemukan bahwa masyarakat
di Serang pada umumnya beragama Islam, jadi jika PT. IKPP mengadakan syiar
agama sangat direspon oleh masyarakat.1
Selanjutnya aspek positif CSR pada PT. Takaful Indonesia dalam
penerapan programnya pengembangan masyarakat (community development)
yang mengacu pada bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan dan sosial serta
berperan aktif dalam mensosialisasikan ekonomi syariah mengembangkan SDM
1
Weny Julita, “Strategi Corporate Social Responsibility(CSR) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, 2009), h. 98.
(14)
islami, produk-produk asuransi untuk ekonomi lemah, seperti peminjaman UKM,
asuransi kematian, kesehatan untuk masyarakat ekonomi lemah dan program
untuk masyarakat kantor dan pembentukan Lembaga Amil Zakat Nasional. Maka
dengan Community Development tersebut sangat terjalin efektif karena adanya
dukungan atau mitra kerja yang baik antara perusahaan dan masyarakat.2
Sedangkan dampak negatif perusahaan terlihat dari perubahan
lingkungan menjadi tidak nyaman, seperti adanya pembuangan limbah,
kebisingan alat-alat produksi serta pencemaran udara (polusi). Misalnya penelitian
pada advokasi lingkungan yang menyoroti keterlibatan LSM lokal maupun
nasional dalam usahanya untuk membela petani sawah dan tambak di Dukuh
Tapak, Semarang Barat, Jawa Tengah, dari dampak negatif proses industrialisasi.
Dikatakan bahwa limbah industri yang mentah di buang ke kali Tapak, dari
sebuah pabrik baru dibangun dengan modal jepang dan merembet ke sawah
melalui saluran irigasi, ke tambak-tambak serta sumur warga Tapak.3
Komitmen atau tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat, secara
umum disebut Corporate Sosial Responsibility (CSR). Bagi dunia usaha,
komitmen CSR dikenal pada 1953-an dalam implementasinya berbentuk derma
(charity principle) dan perwalian (stewardship principle). Selain itu, Stanford Research Institute (SRI) pada tahun 1963 mengenalkan konsep pemangku
kepentingan (stakeholder). Hingga tahun 1990an konsep pembangunan
2
Sri Subekti Sunaryo, “Konsep dan Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Takaful Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 72-73.
3
Jiway Francis Tung, “Pembangunan yang Tidak Dapat Membangun: Kisah LSM Tentang Dampak Industrialisasi di Dukuh Tapak,” Artikel diakses pada 4 Mei 2011 dari
(15)
3
berkelanjutan (sustainable development) sampai saat ini, mulai di
implementasikan di CSR perusahaan-perusahaan.4
Di Indonesia CSR baru dikenal pada tahun 1990-an. Meskipun Baru
tahun 2007 CSR naik pangkat dari sebelumnya optional menjadi mandatory yang
wajib dilaksanakan tiap perusahaan. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama
melakukan aktivitas sosial perusahaan, meski tidak menamakan sebagai CSR
secara faktual aksinya mendekati CSR yang merepresentasikan peran serta
kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan melalui konsep
investasi sosial perusahaan sejak tahun 2003. Departemen sosial tercatat sebagai
lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan
melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional.5
Praktik CSR mendapat legalisasi hukum dalam UU No 40/2007, Pasal 74
tentang Perseroan Terbatas (RUU-PT) dinyatakan bahwa (a) Ayat 1 menyatakan,
perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. (b) Ayat 2 berbunyi, tanggung jawab sosial dan lingkungan itu
merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan kepatutan
dan kewajaran. (c) Ayat 3 menggariskan, perseroan yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana pasal 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
4 Ismail Solohin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability, h. 17. 5 Indah Febrianti, “Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Pengungkapan CSR (Studi
Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2008) ,” (Skripsi S1 Fakultas ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h. 20.
(16)
perundang-undangan. (d) Ayat 4 menyatakan, ketentuan lebih lanjut mengenai
tanggung jawab dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. 6
Melalui penguatan payung hukum tersebut, agenda CSR menjadi suatu
keharusan. Mau tidak mau perusahaan harus melaksanakan implementasi CSR
sebagai bentuk bagian dari tanggung jawab perusahaan.
Kota Cilegon-Banten merupakan salah satu kawasan industri yang sangat
besar karena di kota tersebut telah berdiri beberapa perusahaan yang sangat
potensial, baik yang sudah mencapai taraf internasional maupun nasional.
Menurut catatan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kota Cilegon,
daftar perusahaan besar di kota Cilegon Tahun 2010 berjumlah 162 perusahaan.7
Sebanyak 34 perusahaan terdapat di wilayah Kelurahan Gerem Kecamatan
Grogol kota Cilegon Provinsi Banten yakni salah satu perusahaan yang terdapat di
Kelurahan gerem bernama PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI).8
Perusahaan bergerak pada industri kimia yang memiliki kantor pusat di Jakarta
dan memiliki plant di Merak. Menurut catatan Badan Lingkungan Hidup kota
Cilegon, PT MCCI tercatat telah melakukan proses perizinan upaya pengelolaan
lingkungan (UPL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL).9 Kantor yang
berpusat di Jakarta beralamat di Gedung Setiabudi Atrium, Suite 710 Setiabudi
Office Park, Jl H. R. Rasuna Said kuningan, Jakarta 12520. Sedangkan plant yang
6Dwi Kartini,
Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 128.
7 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (DISPERINDAG) Kota Cilegon,
Daftar Perusahaan Besar Kota Cilegon Tahun 2010 (Cilegon: DISPERINDAG, 2010).
8 Kelurahan Gerem, Data Perusahaan di Kelurahan Gerem Tahun 2010 (Cilegon: KELURAHAN
GEREM, 2010)
9 Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon, Rekomendasi Upaya pengelolaan Lingkungan (UKL)
(17)
5
di Merak beralamat di Jalan Raya Merak, Desa Gerem Kecamatan Grogol Kota
Cilegon Provinsi Banten.
PT. MCCI merupakan Perusahaan industri kimia bergerak pada Purified
Therephthalate Acid (PTA) dan Poliethylene Therephthalate (PET). Pabrik ini didirikan pada tanggal 4 Maret 1991 dan dibangun pada Mei 1994 dimulai
kontruksi untuk pembangunan dengan luas lahan 34,6 hektar. PT MCCI juga
terletak diantara pabrik petrokimia dan beberapa area mengapitnya seperti sebelah
utara PT. DOW Chemical dan PT. UIC, sebelah selatan Pertamina, sebelah barat
Selat Sunda, Sebelah Timur Jalan Raya Merak.10
Sebelumnya nama PT Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) adalah PT.
Bakrie Kasei Corporation, karena pada awal tahun 2001 pasar domestik
mengalami penurunan yang disebabkan adanya krisis di Indonesia maka
penanaman modal saham PT. Bakrie dan Brothers melepaskan kepemilikan
sahamnya pada MCC yang kemudian perusahaan pun mengganti nama dan PT.
Bakrie Kasei Corporation (BKC) menjadi PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
(MCCI).
Kehadiran PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) tentunya
memberikan dampak negatif dan positif terhadap masyarakat sekitar. Apalagi
pada tahun 2001 Perusahaan ini mengalami kebocoran bahan kimia, yang
tentunya pada saat itu meresahkan kondisi masyarakat Gerem dan juga kebocoran
ini bisa menimbulkan asap kematian bagi masyarakat.
10 Deni Mulyana, “Sistem Proteksi 3kv/150kw dengan menggunakan relay injection multed motor
7960 di PT. Mitsubishi Chemical Indonesia ( MCCI),” (Laporan Kerja Praktek Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon, 2009), h. 12.
(18)
Bersamaan diberlakukannya UU. No. 74 tentang Perseroan Terbatas, PT.
MCCI menyadari bahwa sebagai perusahaan memiliki pengaruh bagi
lingkungannya. Sudah selayaknya pula melakukan kegiatan yang mensinergikan
kepentingan perusahan dan masyarakat sekitar. Semenjak itu, berbagai kegiatan
seperti sumbangan, pengaspalan, bingkisan dilaksanakan oleh PT. MCCI.
Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti, Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. MCCI. B. Tinjauan Pustaka
Beberapa literatur yang penulis temukan mengenai Corporate Social
Responsibility (CSR), sebagai uji perbandingan diantaranya adalah:
Pertama, penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Bakrie Swasakti Utama Dalam Perspektif Islam”. Disusun oleh Noor Rahmah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2009. Dalam temuan penelitiannya bahwa Karakteristik
pelaksanaan yang dilakukan oleh PT. Bakrie Swasakti Utama terbagi kedalam 4
kelompok sektor yaitu: pertama, sektor sosial, kedua, sektor ekonomi, ketiga,
sektor lingkungan, keempat, sektor darurat bencana alam.
Dari sisi masyarakat terdapat berbagai manfaat yang diperoleh dari
aktivitas CSR, Pertama, melalui pelaksanaan CSR karena PT. Bakrie Swasakti
Utama melakukan kemitraan dengan masyarakat sekitar, akan berdampak pada
tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik. Kedua, sebagai sarana
pembelajaran dan pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa dengan dibuknya
(19)
7
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan sanitasi lingkungan pada
masyarakat sekitar PT. Bakrie Swasakti Utama. Keempat, melalui pelaksanaan
CSR masyarakat akan menerima manfaat paling mendasar yaitu tidak terjadi
kerusakan lingkungan di sekitar perusahaan.
Dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang diperoleh dari
aktivitas CSR adalah, Pertama, mengurangi resiko dan tuduhan terhadap
perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. Kedua, CSR dapat berfungsi
sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang
diakibatkan suatu krisis. Ketiga, keterlibatan dan kebanggaan karyawan, karyawan
akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi baik.
Keempat, CSR dilaksanakan secara konsisten dan mampu memperbaiki dan
mempererat hubungan antar perusahaan dengan para stakeholdernya. Kelima,
meningktkan penjualan.
Kegiatan CSR yang dilakukan PT. Bakrie Swasakti Utama sejalan dengan
ajaran Islam. Karena PT. Bakri Swasakti Utama melalui program jangka
panjangnya berusaha untuk berpartisipasi mengurangi jumlah orang miskin dan
pengangguran, melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan daya beli
masyarakat, mendukung pencapaian prestasi dalam bidang olahraga,
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berperan aktif dalam
melestarikan lingkungan hidup serta nilai-nilai luhur budaya dan seni Indonesia,
oleh karena itu kegiatan CSR yang dilakukan PT. Bakrie Swaskati utama sejalan
(20)
(fardu kifayah) bagi masyarakat muslim untuk memberikan pembinaan latihan dan kesempatan kerja yang optimal.
Kedua, penelitian yang berjudul “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate social Responsibility) Dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Disusun oleh Rulya Ekawati Program PascaSarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2004.
Dalam temuan penelitiannya bahwa secara subtantif terdapat integrasi konsep
antar Zakat dan CSR. Pengintegrasian ini didasarkan pada aspek subtantif tujuan
kedua pranata ekonomi itu. Baik zakat maupun CSR keduanya memiliki tujuan
tertinggi yang sama, yakni membangun kepedulian sosial antar sesama untuk
mencapai kesejahteraan bersama. Ektensifikasi atau perluasan obyek zakat dapat
dimodifikasi dengan mengembangkan praktik CSR kedalam setiap
perusahaan-perusahaan yang ada. Dengan performa CSR, potensi penggalangan dana sosial
semakin membesar dan tidak rawan atas resistensi bagi setiap orang yang tidak
memahami apa dan bagaimana itu Zakat. Pada titik ini ia meyakini jika desiminasi
gagasan CSR dapat diakomodasi oleh pemerintah dengan mengeluarkan regulasi
khusus menyangkut CSR, pemberdayaan masyarakat akan mudah dilakukan.
Penelitian ini juga menunjukan bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI)
termasuk salah satu perusahaan yang memilki concern terhadap tanggung jawab
sosial perusahaannya. Terbukti BMI secara khusus mendirikan Baitul Maal
Muamalat, sebagai badan yang menjalankan tugas-tugas BMI dalam memenuhi
(21)
9
Dari beberapa kajian pustaka diatas, penelitian tentang implikasi CSR
belum banyak dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini akan mengkaji tentang
implikasi CSR terhadap masyarakat.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaiamana konsep Corporate Social Responsibility (CSR) yang
diterapkan PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)?
2. Bagaimana strategi Corporate Social Responsibility (CSR) yang
diterapkan PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)?
3. Apa implikasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia (MCCI) bagi masyarakat Kelurahan Gerem
masyarakat?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian yang berjudul analisis Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) bertujuan:
a. Untuk mempelajari implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) di Kelurahan Gerem.
2. Manfaat Penelitian
a. Akademis
Diharapkan penelitian ini memberikan pengembangan khazanah
ilmu pengetahuan mengenai strategi perusahaan dalam kegiatan Corporate
Social Responsibility (CSR) yang baik dan memiliki hasil yang bermanfaat bagi perusahaan dan masyarakat sekitar, secara akademis juga dapat
(22)
digunakan sebagai bahan bacaan dan referensi ilmu pengetahuan tentang
Corporate Social Responsibility (CSR) dan strategi implementasinya.
b. Praktis
Diharapkan penelitian ini bisa menjadi masukan dan pertimbangan
yang berguna bagi PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) dalam
menjalankan sebuah program dan menyusun rencana kebijakan di masa
mendatang. Sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat
sekitar sehingga terjalin hubungan harmonis diantara kedua belah pihak,
tentunya dengan menggunakan perencanaan yang matang, sehingga
kebijakan atau program tersebut dapat bermanfaat bukan hanya untuk
masyarakat. Melainkan untuk perusahaan itu sendiri dan juga dapat
memotivasi perusahaan-perusahaan lainnya agar terinspirasi untuk
melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR).
E. Metodelogi Penelitian dan Teknik Penulisan 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penlitian ini adalah metode
kualitatif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dalam bentuk
kata-kata atau kalimat. Sedangkan jenis penelitian adalah deskriptif analisis,
yaitu menggambarkan secara obyektif menganalisa data-data yang
diperoleh. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian,
misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik
(23)
11
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.11
Oleh karena itu tujuan akhir tulisan kualitatif menurut Gorman dan
Clayton ialah memahami apa yang dipelajari dari perspektif kejadian itu
sendiri dari sudut pandang kejadiannya itu sendiri. Karena penelitian
kualitatif memproses pencarian gambaran data dari konteks kejadiannya
langsung, sebagai upaya melukiskan peristiwa sepersis kenyataannya,
yang berarti membuat pelbagai kejadiannya seperti merekat dan
melibatakan perspektif (peneliti) yang partisipatif di dalam pelbagai
kejadiannya, serta menggunakan pengiduksian dalam menjelaskan
gambaran fenomena yang diamatinya.12 Dalam penelitian ini yang akan
dianalisis adalah kegiatan CSR PT. MCCI dan implikasinya bagi
masyarakat Kelurahan Gerem.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat
atau pun mungkin dapat diulang.13 Dalam hal ini penulis yaitu melakukan
pengamatan langsung ke lapangan. Pengamatan berguna untuk mengetahui
keadaan sebenarnya yang telah terjadi di lokasi penelitian yang berkaitan
dengan penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI). Hal yang menjadi observasi
11 Lexy J. Moleong,
Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Rosda, 2006), h. 11.
12 Septiawan Santana, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2007), h. 29-30.
13
Sukandarrumidi, Metodelogi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002), h. 69.
(24)
adalah implementasi, konsep, strategi dan implikasi CSR PT. MCCI bagi
masyarakat Kelurahan Gerem.
b. Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face)
dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan yang
diwawancara (Interviewee) yang memberikan pertanyaan atas jawaban
pertanyaan itu.14 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara secara
terstruktur dengan memberikan daftar pertanyaan yang telah ditentukan
dengan menggunakan pedoman wawancara. Untuk perusahaan yang
diwawancarai adalah 5 orang dan masyarakat Gerem 11 orang.
c. Studi kepustakaan, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data
berdasarkan data di lapangan yang didapat dari PT. Mitsubishi Chemical
Indonesia (MCCI) dan laporan lainnya yang bersangkutan dengan
penelitian.
5. Teknik Analisa dan interpretasi data
Dalam menganalisa data, penulis menguraikan analisis deskriptif
kualitatif, ialah suatu teknik analisa data dimana data yang diperoleh
kemudian dipaparkan dan selanjutnya dianalisis dengan berpedoman
dalam bentuk kalimat-kalimat.
Dalam teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)” UIN Syarif
14
Imam Prayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), h. 167.
(25)
13
Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Center for Quality
Development and Assurance (CeQDA) tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahulaun berisi, Latar Belakang Masalah, Tinjauan Literatur,
Pertanyaan Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian dan Teknik penulisan, sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan Teoritis atas Konsep Corporate Social Responsibility
(CSR) berisi, Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR),
Fungsi dan Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR),
Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR), Implementasi
Corporate Social Responsibility (CSR), Strategi Corporate Social Responsibility (CSR), Corporate Social Responsibility (CSR)
kalangan Industri, Implikasi Corporate Social Responsibility
(CSR).
Bab III Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) berisi, Sejarah PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI), Produk PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia (MCCI), Konsep Corporate Social
Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI),
Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia (MCCI), Struktur Organisasi Corporate Social
Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
(26)
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI), Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI). Bab IV Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia (MCCI) berisi, Gambaran Umum Masyarakat
Kelurahan Gerem, Implikasi Corporate Social Responsibility
(CSR) Pendidikan, Implikasi Corporate Social Responsibility
(CSR) Kesehatan, Implikasi Corporate Social Responsibility
(CSR) Pengembangan Ekonomi.
Bab V Penutup berisi, Kesimpulan dan Saran.
Daftar Pustaka Lampiran
(27)
15
Bab II
Tinjauan Teoritis Atas Konsep Corporate Social Responsibility
(CSR)
A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Istilah Corporate Social Responsibility dikenal luas pada tahun 1960-an
bersamaan dengan karya Howard R. Bowen “Social Responsibility of the
Businessmen”. Prinsip yang dijalankan pada masa itu ialah prinsip derma (charity principle), dalam prinsip tersebut dikatakan bahwa sebagian besar berasal dari kesadaran pribadi pemimpin perusahaan untuk berbuat sesuatu kepada
masyarakat. Semangat berbuat baik itu kepada semua manusia antara lain dipicu
oleh nilai spiritual yang dimiliki para pemimpin perusahaan kala itu. Sebagaimana
diketahui, berbagai agama besar di dunia mengajarkan nilai-nilai yang sangat
menghargai pengeluaran harta dengan tujuan membantu orang-orang yang lebih
tidak beruntung.
Selanjutnya prinsip perwalian (stewardship principle), prinsip ini
menyatakan bahwa perusahaan merupakan wali yang dipercaya oleh masyarakat
untuk mengelola sumber daya. Oleh karena itu, perusahaan harus
mempertimbangkan dengan saksama berbagai kepentingan dari para pemangku
kepentingan yang dikenai dampak keputusan dan praktik operasi perusahaan.
Prinsip ini semakin bertambah penting sejalan dengan pengakuan terhadap konsep
(28)
menghambat pencapaian tujuan perusahaan bila kepentingan perusahaan tidak
sejalan dengan kepentingan masyarakat secara luas.
Kemudian berkembang prinsip kepentingan (stakeholder), Freeman
mendefenisikan stakeholder sebagai setiap kelompok atau individu yang dapat
memengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan.15 Adopsi
pemangku para kepentingan telah ikut memperjelas kepada bagian masyarakat
(society) dimana perusahaan memiliki kewajiban. Dengan demikian, konsep
pemangku kepentingan memberikan panduan yang lebih spesifik untuk kata social
yang digunakan dalam konsep CSR.
Pada tahun 1990 prinsip CSR berkembang menjadi prinsip pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).16 The Broundtland Comission
mendefinisikan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan
generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka.17 Bahkan dalam
konsep ini mengandung dua ide utama, yakni sebagai berikut:
1. Melindungi lingkungan, dibutuhkan pembangunan ekonomi. Kemiskinan
merupakan suatu penyebab penurunan kualitas lingkungan, masyarakat
yang kekurangan pangan, perumahan,dan kebutuhan dasar untuk hidup
cenderung menyalahgunakan sumber daya alam hanya untuk tujuan
bertahan hidup. Oleh karena itu, perlindungan terhadap lingkungan hidup
15 Dwi Kartini,
Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 8.
16
Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.. 17-27.
17
(29)
17
membutuhkan standar hidup yang memadai untuk seluruh masyarakat
dunia.
2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keberlanjutan, yakni dengan
cara melindungi sumber daya yang dimiliki bumi bagi generasi yang
mendatang. Pertumbuhan ekonomi tidak biasa dibenarkan dengan merusak
hutan, lahan pertanian, air, dan udara dimana semua sumber daya tersebut
sangat dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia di planet ini.18
Oleh karenanya konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) yang dibangun mempunyai tiga pilar yang berhubungan dan saling mendukung satu sama lainnya. Ketiga pilar tersebut adalah sosial, ekonomi dan
lingkungan. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan yang bersifat
pembangunan berkelanjutan (sustainable develolepment) sering kali diidentikan
dengan metode pengembangan masyarakat (community development), yaitu
motivasi kewargaan.19
Menurut The World Business Council for Sustainable Development CSR
adalah komtimen berkelanjutan dari para pelaku bisnis untuk berprilaku secara
etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, sementara pada saat
yang sama meningkatkan kualitas hidup dari para pekerja dan keluarganya
demikian pula masyarakat lokal dan masyarakat luas.20
18
Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability, h. 27. 19 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memeperkuat Tanggung Jawab Sosial
(Corporate Social Responsibility) (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 109.
20 Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability (Jakarta:
(30)
Sedangkan meurut Tripple Bottom Line pemahaman Tanggung jawab
sosial perusahaan juga dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk
mempertanggungjawabkan dampak kegiatan operasinya dalam dimensi sosial,
ekonomi dan lingkungan pada masyarakat dan lingkungan hidupnya.21
B. Fungsi dan Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR)
Penuangan program CSR yang menjadi keharusan mempunyai dedikasi
fungsi dan tujuan, pertama, fungsi bagi individu karyawan adalah belajar metode
alternatif dalam berbisnis, menghadapi tantangan pengembangan dan bias
berprestasi dalam lingkungan baru, mengembangkan keterampilan yang ada dan
keterampilan baru, pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan memberi
kontribusi bagi komunitas, mendapatkan persepsi baru atas bisnis. Kedua, fungsi
bagi penerima program adalah mendapat keahlian dan keterampilan professional
yang tak dimiliki organisasi atau tak memiliki dana untuk mengadakannya,
mendapat keterampilan manajemen yang membawa pendekatan yang segar dan
kreatif dalam memecahkan masalah, memperoleh pengalaman dari organisasi
besar. Ketiga, fungsi bagi Perusahaan adalah memperkaya kapabilitas karyawan
yang telah menyelesaikan tugas bekerjasama komunitas, meningkatkan
pengetahuan tentang komunitas lokal, peluang untuk menanamkan bantuan praktis
pada komunitas, meningkatkan citra dan profit perusahaan karena para karyawan
menjadi duta besar bagi karyawan.
21
Fajar Nursahid, Tanggung Jawab Sosial BUMN: Analisis Terhadap Model kedermawanan Sosial PT Krakatau Steel, PT Pertamina dan PT Telekomunikasi Indonesia (Depok: Piramedia, 2006), h. 13-14.
(31)
19
Sedangkan program tujuan CSR adalah Meminimalisasi resiko sosial,
membangun harmonisasi dengan masyarakat, peran aktif dalam memperbaiki
masyarakat dengan melibatkan perusahaan pada masyarakat sekitar,
pengembangan bisnis perusahaan, menumbuh kembangkan kepercayaan
masyarakat dan mitra bisnis, meningkatkan harapan masyarakat agar perusahaan
mengejar sasaran sosial dan ekonomis.22
C. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR)
Beberapa prinsip-prinsip CSR diantaranya adalah:
Pertama, Interdepedensi antar stakeholder (pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat) yakni, adanya kerjasama yang baik antar semua pihak yang terkait.
Suatu program tidak dapat berhasil dengan baik bila interdepedensi tidak saling
mendukung. Kedua, Pemberdayaan sebagai aktivitas tanggung jawab sosial
diharapkan mampu memaksimalkan kemampuan yang ada pada masyarakat untuk
berusaha dan mandiri (empowerment), bahkan mampu memandirikan masyarakat
lainnya.
Ketiga, Partisipatif berupa peran aktif dari pihak yang terkait harus mampu di dukung oleh pihak lain sehingga jalinan kerja sama biasa membuahkan hasil
yang maksimal. Keempat, Sesuai prioritas kebutuhan masyarakat (baik sebelum,
selama dan sesudah perusahaan beroperasi) yakni program tanggung jawab sosial
yang berhasil guna adalah suatu program yang sesuai dengan kondisi lingkungan
22
Sri Subekti Sunaryo, “Konsep dan Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Takaful Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
(32)
sekitarnya. Kondisi ini digambarkan dengan jalinan keadaan masyarakat sekitar
dengan perusahaan. Kelima, Berkesinambungan (sustainable), yakni tanggung
jawab sosial dunia usaha merupakan program yang menjadi wajib bagi
perusahaan sehingga programnya ini harus dilakukan secara berkesinambungan
dan berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan semua sumber daya yang ada,
baik individu yang ada dalam perusahaan, masyarakat dan alam.23
D. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Pelaksanaan program CSR adalah pelibatan perusahaan, pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, tokoh-tokoh masyarakat serta
calon penerima manfaat CSR. Oleh sebab itu, dalam implementasi program CSR
diperlukan beberapa kondisi yang akan menjamin terlaksananya implementasi
program CSR dengan baik. Berikut ini adalah kondisi implementasi CSR:
Kondisi pertama, implementasi CSR memperoleh persetujuan dan dukungan dari para pihak yang terlibat. Sebagai contoh implementasi CSR harus
memperoleh persetujuan dan dukungan dari manajemen puncak perusahaan
sehingga pelaksanaan program CSR didukung sepenuhnya oleh sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi sumber daya finansial dalam
bentuk penyediaan anggaran untuk pelaksanaan CSR, maupun sumber daya
manusia yakni para karyawan perusahaan yang diterjunkan perusahaan untuk
melaksanakan program CSR.
23
Lebih jelasnya baca Direktorat Jenderal Kelembagaan Sosial Masyarakat, Acuan Standarisasi Kerjasama kemitraan Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha (Jakarta: Dirjen Kelembagaan sosial Masyarakat, 2009), h. 19-23.
(33)
21
Kondisi kedua, yang harus diciptakan untuk menunjang keberhasilan
implementasi program CSR adalah diterapkannya pola hubungan (relationship)
diantara pihak-pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas
koordinasi pelaksanaan program CSR. Tanpa adanya pola hubungan yang jelas di
antara berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan CSR, maka kemungkinan
besar pelaksanaan program CSR tersebut tidak akan berjalan secara optimal.
Selain itu tanpa adanya pola hubungan yang jelas maka kemungkinan program
CSR tersebut berlanjut (sustainable) akan berkurang.
Kondisi ketiga, adalah adanya pengelolaan program yang baik. Pengelolaan program yang baik hanya dapat terwujud bila terdapat kejelasan
tujuan program, terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan program dari para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
CSR. Perwujudan program tersebut juga memerlukan dukungan terhadap program
yang tengah dijalankan dari pihak-pihak yang terlibat dan terdapat kejelasan
mengenai durasi waktu pelaksanaan program serta siapa yang bertanggung jawab
untuk memelihara kontinuitas pelaksanaan kegiatan (misalnya untuk aktivitas
community development dalam bentuk pemberian fasilitas produksi kepada UKM)
bila program CSR sudah berakhir.24
Implementasi CSR yang lain pada umumnya kegiatan itu kini dilakukan
oleh perusahaan, Beberapa Tipe kegiatan CSR, Philip Kotler dan Nancy Lee
merumuskannya dalam buku CSR: Doing The Most Good for Your Company and
24
Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 145-146.
(34)
Your Caused menyatakan bahwa terdapat enam tipe kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan program CSR diantaranya:
1. Promosi Kegiatan Sosial (Cause Promotions)
Perusahaan Menyediakan dana, sumbangan barang atau donasi sumbangan
lainnya yang dapat menunjukan tingkat kepedulian dan perhatian perusahaan
terhadap isu-isu sosial, mendukung pengumpulan dana dan partisipasi atau
perekrutan sukarelawan. Perusahaan merencanakan dan mengatur promosinya
sendiri.
2. Pemasaran Terkait Kegiatan Sosial (Cause Related Marketing)
Perusahaan berkomitmen untuk menyisihkan sebagian dari keuntungan
penjualan produk untuk disumbangkan kepada suatu isu sosial. Pada umumnya
penawaran ini terbatas pada waktu dan produk tertentu saja. Biasanya perusahaan
bekerjasama dengan lembaga sosial tertentu, menciptakan kerjasama yang saling
menguntungkan. Kenaikan omset penjualan bagi perusahaan dan terkumpulnya
dana sosial bagi lembaga sosial.
3. Pemasaran Kemasyarakan Korporat (Corporate Social Marketing)
Perusahaan mendukung kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
kesehatan masyarakat, keselamatan atau keamanan masyarakat tentang
lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. Fokus kegiatan ini adalah pada
perubahan sikap atau prilaku dari masyarakat. Perusahaan bisa mengadakan
kampanye kegiatan ini secara independen. Tapi yang sering terjadi, perusahaan
(35)
23
4. Kegiatan Filantropi Perusahaan (Corporate Philanthropy)
Perusahaan memberikan kontribusi atau sumbangan secara langsung untuk
tujuan amal atau suatu isu sosial, biasanya dalam bentuk uang tunai atau bantuan
langsung berupa barang-barang yang diperlukan. Cara ini adalah cara yang paling
tradisional dan yang paling sering dilakukan oleh perusahaan-perushaan selama
ini. Seperti yang telah disebutkan di awal, perusahaan kini dihadapkan pada
tuntuan bagaimana menciptakan strategi dan program selain memberikan
keuntungan bagi masyarakat juga sekaligus mendorong terciptanya tujuan serta
visi misi dari perusahaan.
5. Pekerja Sosial Kemasyarakatan Secara Sukarela (Community Volunteering)
Perusahaan menggerakan para karyawan dan stakeholdrenya agar
bekerjasama dengan perusahaan untuk menyediakan waktu mereka untuk menjadi
sukarelawan dalam organisasi sosial. Misalnya karyawan bergiliran menjadi guru
tamu di sekolah-sekolah lokal, karyawan dan pelanggan bekerja bakti
membersihkan taman kota, dan lain sebagainya.
6. Praktik Bisnis yang Memiliki Tanggung Jawab Sosial (Socially Responsible Business Practices)
Perusahaan melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat serta melestarikan lingkungan hidup. Kegiatan ini bisa dialakukan
perusahaan bekerjasama dengan lembaga atau organisasi sosial yang berkaitan
(36)
kepentingan umum seperti sarana MCK (seperti yang dilakukan oleh Lifebouy),
penyediaan sarana air bersih (seperti yang dilakukan oleh Aqua Danone). Hal
inilah yang dapat menimbulkan image positif dari pemerintah selaku pembuat
peraturan sehingga memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan.25
E. Corporate Social Responsibility (CSR) Kalangan Industri
Prilaku pengusaha pun beragam dari kelompok yang sama sekali tidak
melaksanakan sampai pada kelompok yang telah menjadikan CSR sebagai nilai
inti (corevalue) dalam menjalankan usaha. Terkait dengan masalah praktik CSR,
pengusaha dapat dikelompokan menjadi empat: diantaranya adalah kelompok
hitam, merah, biru dan hijau.
Kelompok hitam adalah mereka yang tak melakukan praktik CSR sama
sekali. Mereka adalah pengusahan yang menjalankan bisnis semata-mata untuk
kepentingan sendiri. Kelompok ini sama sekali tidak peduli pada aspek
lingkungan dan sosial sekelilingnya dalam menjalankan usaha, bahkan tidak
memperhatikan kesejahteraan karyawannya.
Kelompok merah adalah mereka yang mulai melaksanakan paraktik CSR,
tetapi memandangnya hanya sebagai komponen biaya yang akan mengurangi
keuntungannya. Aspek lingkungan dan sosial mulai dipertimbangkan, tetapi
dengan keterpaksaan yang biasanya dilakukan setelah mendapat tekanan dari
pihak lain, seperti masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat. Kesejahteraan
karyawan baru diperhatikan setelah karyawan merebut atau mengancam akan
25
Ria Mahdia Fitri, “Strategi Manajemen Humas PT PLN ((PERSERO) Dalam Melaksanakan CSR”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2009), 45-47. Bisa di lihat juga Philip Kotler dan Nancy Lee, CSR: Doing The Most Good for Your Company and Your Caused (New Jersey: Jhon Willey Son Inc. h. 21-24.
(37)
25
mogok kerja. Kelompok ini pada umumnya berasal dari kelompok satu (kelompok
hitam) yang mendapat tekanan dari stakeholdernya, yang kemudian dengan
terpaksa memperhatikan isu lingkungan dan sosial termasuk kesejahteraan
karyawan. CSR jenis ini kurang berimbas pada pembentukan citra positif
perusahaan karena publik melihat kelompok ini memerlukan tekanan dan gertakan
sebelum melakukan praktik CSR. Praktik jenis ini tidak akan mampu
berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan.
Kelompok biru, perusahaan yang menilai praktik CSR akan memberikan
dampak positif terhadap usahanya karena merupakan investasi, bukan biaya.
Kelompok hijau, perusahaan yang sudah menempatkan CSR pada strategi inti dan
jantung bisnisnya, CSR tidak hanya dianggap sebagai keharusan, tetapi kebutuhan
yang merupakan modal sosial.26
F. Strategi Corporate Social Responsibility (CSR)
Strategi ekstra CSR meliputi empat agenda utama ialah Pedoman dan tata
etika, Sistem dan Kebijakan Manajemen Korporat, Strategi Kepimpinan Korporat
dam CSR, terakhir Komitmen dan kemitraan diantara stakeholders. Beberapa
Strategi ekstra CSR sebagai berikut:
1. Pedoman (Guidelines) dan Tata Etika (Codes of Conduct)
Guidelines atau pedoman sangat diperlukan dalam pelaksanaan strategi CSR oleh perusahaan. Dibeberapa perusahaan telah menetapkan pedoman yang
baik serta efektif mengenai apa saja yang berhubungan dengan CSR. Salah
26
(38)
satunya adalah lembaga World Business Council for Sustainable development.
Namun yang menjadi acauan adalah UN Global Compact yang diinisiasi oleh
mantan sekjen PBB Kofi Anan. Konten dari UN Global Compact adalah sebagai
berikut:
a. Hak Asasi Manusia
1. Mendukung dan menghormati perlindungan HAM.
2. Menghindari keterlibatan di dalam pelanggaran HAM.
b. Aturan Perburuhan
3. Mempertahankan kebebasan berserikat dan perjanjian kolektif.
4. Penghapusan kerja paksa.
5. Penghapusan kerja oleh kanak-kanak.
6. Peniadaan diskriminatif dalam penempatan tenaga kerja dan
penugasan.
c. Lingkungan
7. Menndukung kehati-hatian dalam penanggungan lingkungan.
8. Penyebarluasan tanggung jawab lingkungan.
9. Mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan.
d. Anti Korupsi
10.Secara aktif melawan segala bentuk korupsi, termasuk pemerasan dan
penyuapan.
UN Global Compact ini suatu kebijakan yang disesuaikan dengan kebijakan di Negara mereka masing-masing. Dalam skala mikro sebenranya setiap
(39)
27
korporasi mempunyai suatu trend etika tersendiri yang disebut tata etika atau
codes of conduct. Tata etika mengatur etika perusahaan dalam berproduksi, berhubungan antar sesama pekerja atau antar level perusahaan, etika proses bisnis,
etika menghadap pesaing cara menghadapi pelanggan dan masih banyak lagi.
Apabila ditelaah lagi perusahaan-perusahaan sadar dampak pasti akan
mengakomodasi nilai-nilai yang ada di UN Global Compact yang disesuaikan
persepsi dan kebijakan masing-masing. Tata etika inilah yang menjadi alat bagi
perusahaan dalam menjalankan etika bisnis dan praktik program kuat CSRnya.
2. Sistem dan Kebijakan Manajemen Korporat
CSR merupakan bagian dari sistem manjamen suatu perusahaan. Sekali
lagi perusahaan yang sadar dampak jelas akan menjadikan CSR mereka sebagai
bagian dari strategi perusahaan yang akan porfitibel dimasa depan dan berdurasi
jangka menengah sampai panjang. Korporasi yang semacam ini akan
menempatkan CSR value di dalam skema visi dan nilai-nilai perusahaan.
Sebaliknya petusahaan yang hanya ikut-ikutan atau memposisikan CSR sebagai
bagian dari fungsional korporat dalam artian CSR disejajarkan dengan fungsi
manajemen yang lain seperti keuangan, SDM dan lain-lain. Serta secara visi dan
nilai tidak berhubungan sama sekali dengan CSR value ditambah dengan periode
jangka pendek justru akan menjadi suatu cost center. Jika korporat berbuat
sesuatu yang bersifat temporer saja dimana program-program CSR bersifat parsial
(40)
3. Strategi Kepemimpinan Korporat dalam CSR
a. Integrasi
Kepemimpinan yang visioner harus mengintegrasikan tim
tanggung jawab perusahaannya ke struktur dan strategi bisnis dan itu
harus dinyatakan secara jelas di dalam nilai-nilai dan prinsip-prinsip
perusahaan. Para pemimpin yang tergabung di suatu dewan juga harus
memonitor pelaksanaan CSR perusahaan melalui strategi dan komitmen
yang tinggi terhadap para stakeholder-nya diharapkan bias dicapai kinerja
tanggung jawab perusahaan yang memuaskan dan diakui oleh para
stakeholder-nya
b. Inovasi
Kepemimpinan yang strategis tidak hanya melihat pelaksanaan
tanggung jawab perusahaannya dilihat dari sisi kepatuhan dan legal serta
manajemen resiko, tetapi bagaimana menciptakan peluang baru dan nilai
lebih dari CSR itu sendiri. R & D akan sangat berperan guna mewujdkan
peluang baru dan nilai lebih sehingga menghasilkan proses baru, produk
baru, pelayanan baru dan pasar baru dengan tetap mengedepankan
wawasan CSR di dalam setiap tindakan inovasinya.
c. Accountability
Kepemimpinan di dalam CSR wajib sadar dan membuat suatu
skema komitmen terhadap publik yang direlevansikan dengan tujuan,
(41)
29
settingan target dan jangka waktu yang ditujukan untuk mengeksekusi
isu-isu stratejik yang berasal dari para stakeholders mereka sendiri dan
ekspektasi apa yang kira-kira diinginkan oleh stakeholders. Dengan
demikian diperlukan suatu laporan yang transparan bertanggung jawab
dan konsisten terhadap semua tindakan praktikal CSR yang telah
dilakukan perusahaan. Oleh karena laporan yang akuntabel merupakan
suatu bentuk komitmen yang utuh terhadap para stakeholder-nya.
d. Pelibatan yang sistemik, Bersifat konsultasi dan kolaboratif
Wujud konkret dalam kepemimpinan CSR adalah melibatkan
perusahaanya secara penuh dan berdedikasi dengan para stakeholders.
Kepemimpinan tipe ini proaktif membentuk forum-forum yang kredibel
bersama stakeholders-nya dalam konteks komunikasi, konsultasi dan
kolaborasi yang berhubungan dengan isu-isu dan spesifik tentang CSR
kekinian. Seperti, bagaimana memobilisasi sumber daya untuk
memecahkan persoalan yang menyangkut pembangunan dan sosial, atau
hanya sekedar berbagai cerita, mengungkapkan opini, berbagai pelajaran
dan pengalaman yang bertujuan untuk menciptakan koalisi pelibatan
yang lebih dinamis dan lebih baik antara korporat dengan para
stakeholders-nya.
4. Komitmen dan Kemitraan di antara Stakeholder
Stakeholder merupakan bagian strategis dalam pelaksanaan CSR.
Perusahaaan yang mampu bekerjasama dan memuaskan matriks stakeholder
(42)
yang efektif serta menguntungkan bagi setiap pihak. Pengidentifikasian
stakeholder sangat penting sekali, oleh karena apabila stakeholder telah divalidasi sesuai dengan startegi perusahaan tentang CSR maka dari sana muncul program
kerja.
Dari program kerja muncul lagi kemitraan atau partnership yang berdaya
guna dalam mengeksekusi program CSR agar berjalan dengan efektif dan jitu.
Program CSR itu membutuhkan pemerintah dan masyarakat (civil society) supaya
program tidak berjalan sendiri-sendiri atau tidak pincang. Untuk itulah ada istilah
“tri sector partnership”. Peran dari masing-masing unsur kemitraan tersebut dam konteks kemitraan CSR adalah:
1. Peran pemerintah disini adalah:
a. Mewakili kepentingan pemilih.
b. Negoisasi dan membuat komitmen atau kerjasama internasional.
c. Menyediakan kerangka kerja legal atau regulasi yang mengatur
semua sektor serta menyiapkan kebijakan-kebijakan nasional.
d. Mengawasi kinerja Negara dan mengambil tindakan untuk
mencapai keteraturan.
2. Bisnis yang diindentikan dengan perusahaan berperan sebagai:
a. Meawakili kepentingan pemilik saham.
(43)
31
c. Bertindak mandiri dalam mengoperasikan perusahaan dengan
menrapkan kode etik yang berlaku.
3. Civil Society yakni masyarakat sipil atau berbagai macam kelompok yang
tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Non Govermental
Organization/Not Profit) Organization dan termasuk lembaga pendidikan (Education Institution) yang mempunyai peran:
a. Mewakili pemangku kepentingan dimana diantara sesama
masyarakat bisa mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tujuan
kelompok atau organisasi.
b. Mengutamakan nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip yang
berhubungan dengan lingkungan, sosial, HAM dan pembangunan.
c. Mengawasi Pemerintah dan Perusahaan dan bertindak supaya
akuntabilitas didalam pemerintah dan perusahaan bias dijalankan
sesuai dengan legal aspek yang berlaku di negara.27
G. Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Salah satu bentuk perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) itu
adalah menjalin hubungan terhadap masyarakat, yang terikat dalam suatu interaksi
manusia dan terikat dalam satu wilayah geografis tertentu. Kepedulian perusahaan
terhadap masyarakat sekitar dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi
perusahaan di dalam masyarakat sekitar melalui upaya kemaslahatan bersama bagi
27
Dwi Kartini, Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 47-54.
(44)
perusahaan dan masyarakat. Maka CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan
amal, dimana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan
keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat dari
seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan termasuk lingkungan
hidup.
Hubungan dengan masyarakat tidak lagi dibangun dengan
membagi-bagikan sekedar sumbangan atau sponshorship belaka, melainkan bisa dalam
bentuk keterlibatan dalam program atau kegiatan pengembangan masyarakat
(community development). Melalui keterlibatan tersebut, maka upaya praktik tanggung jawab sosial perusahaan berimplikasi berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
1. Mencerminkan pendekatan seperti bisnis.
2. Melibatkan semua jenjang pegawai.
3. Mendapatkan dukungan dan komitmen manajemen senior.
4. Meningkatkan semua sumber daya organisasi (perusahaan).
5. Terlibat dalam mempertanyakan kebijakan publik yang terkait dengan
isu-isu penting yang di dukung organisasi.
6. Berinvestasi dalam komunitas-komunitas tempat perusahaan menjalankan
bisnisnya.
(45)
33
8. Dibicarakan pada lingkungan internal dan eksternal organisasi.28
Isu tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang marak akhir-akhir ini
adalah salah satu implikasi serta terkait erat dengan pendekatan stakeholder. Bagaimanapun juga perusahaan memahami bahwa tanpa keseimbangan dan
pemenuhan kepentingan dari berbagai pihak terkait tersebut, perusahaan tidak
akan memiliki keberlangsungan hidup yang panjang.
Pendekatan yang paling radikal menyatakan bahwa tanggung jawab adalah
suatu pemborosan dan tidak perlu karena satu-satunya tanggung jawab perusahaan
adalah menciptakan keuntungan. Dengan keuntungan yang tinggi, gaji karyawan
bias ditingkatkan, dan dengan peningkatankerja pegawai, tingkat permintaan
barang serta jasa dalam negeri akan meningkat. Peningkatan sisi penawaran akan
mendorong sektor produksi dengan penambahan pekerja. Jadi, memaksimalkan
keuntungan dengan sendirinya akan menolong penganggur, yang berarti
mengurangi kemiskinan.
Pendekatan lainnya yang berbasis hukum, perusahaan harus taat pada
hukum tempatnya beroperasi. Hal itu adalah kompromi yang harus dilakukannya
karena telah beroperasi diwilayah tertantu. Pandangan yang lebih kompleks
mengakui bahwa perusahaan akan bisa bertahan kalau lingkungan disekitarnya
(fisik dan non-fisik) juga bertahan. Jadi, isu keseimbangan dalam rangka menjaga
kesinambungan menjadi fokus dari pandangan tentang tanggung jawab sosial
perusahaan.
28
Yosal Iriantara, Community Relationship: Konsep dan Aplikasinya (Bandung: Simbosa Rekatama Media, 2004), h. 67.
(46)
Pandangan terkahir ini sangat berlawanan dengan pandangan klasik yang
mengatakan bahwa perusahaan tidak akan pernah melakukan apa pun, kecuali
terpakasa demi hukum, yang mengorbankan kepentingan pemilik modal. Maka,
praktik tanggung jawab sosial perusahaan menjadi tdak lazim jika eksistensi
perusahaan masih dipahami sebagai entitas yang hanya melayani kepentingan
pemegang saham (stockholder).29
29
A. Prasetyantoko, Corporate Governance: Pendekatan Institusional (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 93.
(47)
35
Bab III
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
A. Deskripsi Umum PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) 1. Sejarah PT. MCCIPolyster industri di Indonesia telah bermain penting, sebagian besar
peranannya di pengembangan ekonomi negara. Sejak pendiriannya, PT..
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI), dahulu PT. Bakrie Kasei Corporation
(BKC), telah meyakinkan itu dengan mendukung polyester industri, perusahaan
telah dapat memberikan sumbangan kepada pengembangan indonesia di banyak
segi dan bermacam-macam.
Sebelumnya nama PT Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) adalah PT.
Bakrie Kasei Corporation (BKC), yang didirikan pada tanggal 4 Maret 1991
berdasarkan surat pemberitahuan No. 76/I/PMAII 993 yang menyatakan
persetujuan presiden tentang penanaman modal asing dengan izin usaha No.
Proyek: 3551-02-6014.30 PT. Bakrie Kasei Corporation merupakan perusahaan
patungan antara penanaman modal asing dan penanaman modal domestik dengan
komposisi terakhir sebagai berikut:
Mitsubishi Kasei Corporation : 57,4% saham
Japan Asia Investment Co.Ltd : 17,1% saham
PT. Bakrie & Brothers : 25,2% saham
Dengan total investasi yang ditanam sebesar US$ 330 juta dan modal awal
(48)
yang disumbangkan sebesar US$ 30 juta untuk membangun sebuah pabrik
petrokimia dengan produk PTA menggunakan teknologi Mitsubishi Chemical
Corporation dengan kapasitas produksi sebesar 320.000 ton/tahun. Operasi komersial dimulai Februari 1994.
Pada Mei 1994 dimulai konstruksi untuk pembangunan plant II dengan
modal awal yang disumbangkan sebesar US$ 30 juta dengan teknologi yang sama
dengan produksi Purified Therephthalate Acid (PTA I) dengan kapsitas produksi
320.000 ton/tahun dimana operasi komersial dimulai juli 1996. Jadi total kapasitas
produksi dan kedua plant tersebut adalah 640.000 ton/tahun, untuk memenuhi
kebutuhan pasar industry Polyester Fibre.31
Sedangkan PT. Bakrie Kasei PET Corporation didirikan pada tanggal 29
April 1994, merupakan salah satu industri antara (mid stream) dan merupakan perusahaan patungan antara peananam modal asing (PMA) dan penanam modal
domestic (PMD) dengan komposisi pemegang saham awal sebagai berikut:
MCC : 51% saham
International Finance Corporation : 10% saham
Japan Asia Investment Co.Ltd : 14% saham
PT. Bakrie & Brothers : 20% saham
Total investasi yang ditanam sebesar US$ 62 juta dan modal yang disetor
US$ 20 juta dengan Produk polyethylene Terephtalate (PET), teknologi produksi
dengan MMC dan kapasitas terpasang sebesar 52.000 ton/tahun. Operasi dimulai
pada November 1995 dengan market share 90% untuk export oriented.
(49)
37
Setelah mengalami transisi akhirnya pada tanggal 31 Desember merger
(penggabungan) antara PT. Bakrie Kasei Corporation dan PT. Bakrie Kasei PET
Coporation dilakukan dengan tujuan untuk lebih meningkatkan efisiensi dan
kelangsungan hidup menghadapi situasi bisnis dan kondisi perekonomian yang
mengalami kelesuan dengan nama PT. Bakrie Kasei Corporation. PT. Bakrie
Kasei Corporation sebagai holding company mempunyai dua divisi produk yaitu
Manufacturing 1 Division (PTA) dan Manufacturing II Division (PET)32
Pada awal tahun 2001 dikarenakan pada saat itu pasar modal domestik
mengalami penurunan yang disebabkan adanya krisis di Indonesia maka
penanaman modal saham PT. Bakrie dan Brothers melepaskan kepemilikan
sahamnya pada MCC yang kemudian perusahaan pun mengganti nama dan PT.
Bakrie Kasei Corporation (BKC) menjadi PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
(MCCI).
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak
pada industri kimia yang memiliki kantor pusat di jakarta dan memiliki plant di
Merak. Kantor yang berpusat di Jakarta beralamat di Gedung Setiabudi Atrium,
Suite 710 Setiabudi Office Park, Jl H. R. Rasuna Said kuningan, Jakarta 12520.
Sedangkan plant yang di Merak beralamat di Jalan Raya Merak, Desa Gerem
Kecamatan Grogol Kota Cilegon Provinsi Banten. Perusahaan yang berproduksi
industri kimia ini bergerak pada Purified Therephthalate Acid (PTA) dan
Poliethylene Therephthalate (PET).
(50)
Pabrik yang didirikan pada tanggal 4 maret 1991, dan dibangun pada Mei
1994 dimulai kontruksi untuk pembangunan dengan luas lahan 34,6 hektar yang
terletak di daerah industri Merak, Cilegon, Banten. PT Mitsubishi Chemical
Indonesia (MCCI) juga terletak diantara pabrik petrokimia dan beberapa area
mengapitnya seperti sebelah utara PT. DOW Chemical dan PT. UIC, sebelah
selatan Pertamina, sebelah barat Selat Sunda, Sebelah Timur Jalan Raya Merak.
Dalam produksi Purified Terephthalic Acid (PTA). mulai menjalankan
aksi komersialnya pada bulan januari 1994 dengan kapasitas 640,000 metrik ton.
Menjumpai tuntutannya meningkat dari PTA, MCCI mulai menjalankan 2 plant
pada tahun 1996 dan membuat integrasi dengan produksi Poliethylene
Therephthalate (PET) dengan kapasitas 52,000 metrik ton yang memulai cara menjalankan pada tahun 1995. kapasitas produksi total PTA mencapai 640,000
ton tiap tahun.33
Melalui penekanan pada kualitas manajemen, MCCI dihargai sertifikat
ISO 9002 pada bulan januari 1996 dan ISO 1400 untuk pimpinan lingkungan pada
bulan februari 1999 dengan LIoyd's mendaftarkan jaminan kualitas (LRQA)
sebagai agen sertifikasi. Dalam tambahan itu, MCCI telah dijamin oleh
Departemen tenaga kerja Indonesia dalam bidang bersifat jabatan mengamankan
kesehatan (SMK3).
2. Produk PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia memproduksi Purified Terephthalic
Acid (PTA) dan Poliethylene Therephthalate (PET). PTA adalah poin awal dari
(51)
39
polyester industri dan rantai industri tekstil yang lebih luas. Produk PTA
non-hazardou itu adalah produk yang ditunggangi oleh oxidizing paraxylene (PX),
untuk menjadikan komponen lengkap minyak tanah. PET resin digunakan untuk
minuman botol, lapisan polyester tipis dan di. Keuntunganya dapat meminang
seperti kejernihan kaca dan daya pegas. ini juga non-hazardou dan
mengembalikan botol-botol produk. yang sekarang menjadi unsur paling utama
dari sudut lingkungan. keduanya produk yang mempergunakan teknologi dan
memproses dalam Mitsubishi Chemical Corporation.
B. Implementasi CSR PT. Mitsubishi Chemical Indonesaia (MCCI)
1. Konsep CSR PT. MCCI
Ditengah kehidupan masyarakat yang berdekatan dengan lokasi industri,
tentu mempunyai dampak ekologi positif dan negatif. Singkatnya, setiap
keberadaan industri seakan menampakn “dua wajah”, satu wajah menampakkan
kemakmuran dan pemenuhan kebutuhan akan energi dan mineral bagi
masyarakat, wajah lain menampakkan citra buruk karena akibat negatif yang
ditimbulkan. Barangkali industri kimia PT. MCCI pun demikian. Pabrik yang
tengah melangsungkan produksi tersebut pasti mempunyai persoalan bagi
lingkungannya.
Persoalan yang dihadapi merupakan polusi udara yang tak sedap, limbah
dan lain sebagainya yang berdampak negatif pada lingkungan sekitar. Dampak
tersebut sangat bisa meresahakan kondisi masyarakat ketika hal demikian terjadi
pada tubuh masyarakat. Seperti pernyataan informan dari warga dalam petikan
(52)
“Perusahaan ini pernah bocor, tapi saya lupa tahunnya-tahun berapa, yang terjadi dari bocor itu mengakibatkan mata iritasi, mula-mual, pusing ini terjadi di kampung Sumur Wuluh. Katanya dari kejadian bocor itu mau mengadakan klinik, tapi sampai sekarang belum terealisasi. Ada lagi dampak negatif yang penting yaitu kalau terjadi kebocoran belum ada sosialisasi pada masyarakat yang gak tahu mengenai tanggap darurat dan semua perusahaan yang di Gerem belum melakukan sosialisasi itu.”34
Oleh sebab itu, perusahaan harus bertanggung jawab atas segala dampak
yang ditimbulkannya sekaligus berkepentingan memperbaiki citra buruk ini.
Dalam konteks tersebut perusahaan mengambil kebijakan pada konsep CSR
sebagai salah satu jalan menunjukan “komitmen” sekaligus “upaya” penyelesaian
masalah. Melalui CSR tersebut dapat bermanfaat memperluas dampak positif bagi
industri. Oleh karenanya ketika konsep CSR semakin populer bahkan menjadi
trend, ternyata CSR belum memiliki definisi tunggal, CSR yang secara defintif
adalah sebuah bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan
(komunitas) di sekelilingnya merupakan serangkaian hipotesa atas kontibusi aktif
lembaga-lembaga usaha di tengah-tengah masyarakat dalam rangka
pengembangan komunitas atau masyarakat (community Development).35
Bentuk-bentuk nyata dari sebuah program CSR sebenarnya berkembang dengan
mempertimbangkan banyak faktor, dan sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan, maka seringkali bentuk CSR yang ada akan sangat dipengaruhi
oleh bentuk, visi, ataupun tujuan pendirian lembaga usaha itu sendiri. Namun,
secara umum tujuan utama dari sebuah program CSR adalah mengangkat derajat
34 Wawancara dengan DI. Cilegon, 20 September 2011.
35 Rulya Ekawati, “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Dalam
Perspektif Ekonomi Islam,” (Tesis S2 Program Pasca Sarjana , Universitas Islam Negeri Jakarta, 2004), h. 8.
(53)
41
kehidupan masyarakat sekitar yang implikasi berikutnya juga berpengaruh
terhadap perusahaan tersebut.
Karena itulah, pola pendekatan dan praktik CSR di Indonesia yang sering
diterapkan adalah pengembangan masyarakat (community development) yang
diantaranya program-program pelayanan kesehatan, pendidikan pemberdayaan
ekonomi dan juga pemberdayaan lingkungan. Perusahaan yang mengedepankan
konsep ini menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas
masyarakat sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal
sosial untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang
sosial ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang
diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang ramah
dan peduli lingkungan, selain itu juga akan tumbuh rasa percaya dari masyarakat,
rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga masyarakat
merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka berguna dan
bermanfaat.
Bentuk hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya
memang sangat beragam dan variatif. Dan ketika masyarakat juga dipandang
sebagai salah satu stakeholder perusahaan maka adalah suatu kekurangan
tersendiri jika bentuk hubungan yang ada adalah hubungan yang negatif atau
kurang baik. Oleh karena itu perusahaan mampu membangun sebuah hubungan
menyatu dengan masyarakat sekitar, maka kehadiran perusahaan dapat dinikmati
oleh masyarakat sendiri. Ditunjang lagi kalau perusahaan dapat menghargai
(54)
untuk dapat bekerja dengan baik serta berinvestasi didalamnya, tentu satu hal
tersebut tidak dianggap beban. Perusahaan justru dapat mengambil manfaatnya
baik berupa produk maupun hubungan positif dengan masyarakat, yang nantinya
akan menciptakan lingkungan psikologis yang loyal dan berdedikasi diantara
pekerja maupun lingkungan sekitar.36
Penuangan program CSR yang didesain berkelanjutan menjadi harapan
dalam membantu dan menciptakan kehidupan di masyarkat yang lebih sejahtera
dan mandiri. Karena yang menjadi catatan program CSR harus benar-benar
berangkat dari komitmen dan bukan sekedar basa-basi atau gugur kewajiban
semata atau juga hanya sekedar charity. Kandungan kesimpulan CSR sebenarnya
berintikan kepada kegiatan berbagi dimana berbagi itu tidak akan merugi.37 Maka
tidak heran jika motivasi perusahaan melakukan CSR adalah pertama, corporate
charity yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan. Kedua, corporate philantrophy yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan
sosial. Ketiga, corporate citizienship yakni motivasi kewargaan demi
mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.38 Diperkuat
juga alasan perusahaan-perusahaan melakukan CSR adalah berkaitan dengan
reputasi, pemasaran atau profit, keamanan, mencegah konflik persaingan bisnis
dan kedermawanan murni.
36 “CSR Jangan Dianggap Beban,” Kompas, 6 Juli 2010, h. 4.
37 TB. Didi Supriyadi, “Menggagas Perda CSR”, Fajar Banten, 13 Maret 2010, h. 8. 38 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial
(1)
79
Bab V
Penutup
A. KesimpulanPertama, Sebagain besar derma atau bantuan sosial oleh PT. MCCI ke
masyarakat pada tahun 1991 sampai 2005 masih bersifat charity atau satu
aktivitas insidentil dengan konsep pengembangan masyarakat (community
development). Baru kemudian di tahun 2005 perubahan paradigma mengenai CSR
PT. MCCI adalah konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
atau konsep jangka panjang.
Kedua, Strategi CSR PT. MCCI meliputi kesadaran (awareness) di lima
tahun pertama, pada tahapan tersebut dengan inisial program untuk memperbesar
kekuatan ekonomis yang sejajar dengan pendidikan dan program kesehatan. penerapan program-program awal ini juga untuk mengenal dan meningkatkan potensi ekonomi masyarakat parallel dengan program-program kesehatan dan pendidikan. Partisipasi (involving) di lima tahun kedua, pada tahapan tersebut
dengan target partisipasi tinggi dari masyarakat dalam program terbentuknya organisasi-organisasi mikro ekonomi di masyarakat. Sedangkan Contoh (model)
di lima tahun ketiga, pada tahapan tersebut dimana organisasi ekonomi di
masyarakat sudah berkembang pesat dan masyarakat telah dapat menjalankan kemandirian ekonomi yang berkesinambungan.
Ketiga, implikasi dari CSR sustainable development PT. MCCI meliputi
bidang pendidikan dengan berupa bantuan implementasi pengadaan saung aksara, buku bacaaan, kursus bahasa inggris, beasiswa, dan pelatihan komputer.
(2)
Selanjutnya bidang kesehatan dengan berupa bantuan implementasi penyuluhan gizi untuk anak, pengadaan air bersih sumur pompa dan khitanan massal. Sedangkan di bidang pengembangan ekonomi dengan berupa bantuan implementasi bantuan penggemukan kambing, UKM pembuatan emping dan jamur.
B. Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan, maka peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat meningkatkan program CSR PT. MCCI antara lain:
1. Berdasarkan perubahan paradigma konsep CSR dari charity ke sustainable
development, maka CSR yang terkandung dalam kebijakan perusahaan
harus benar-benar dilakukan secara komitmen dan konsisten guna mengarahkan program filantropis yang bertujuan untuk penguatan kapasitas masyarakat (capacity building) dan berkelanjutan serta
membantu mengentaskan persoalan masyarakat pada akar persoalan sesungguhnya.
2. Perusahaan perlu melakukan pemetaan sosial secara komprehensif sebagai jaminan penyusunan dan pelaksanaan programnya di dasarkan pada pada database kondisi masyarakat yang secara benar dan akurat.
3. Mengingat masyarakat Gerem yang taraf pendidikannya rendah dan sulit mendapatkan akses untuk mengetahui mengenai CSR perusahaan, maka sosialisasi terkait CSR sebaiknya dilaksanakan secara intensif bersama kelurahan.
(3)
81
4. Melihat masyarakat Gerem yang masih dan merasa perlu dibantu, maka CSR sebaiknya tidak dilakukan oleh satu perusahaan, melainkan beberapa perusahaan yang bernaung di wilayah Gerem pun turut andil sebagai mitra.
5. Sebagai penerima dan keterlibatannya langsung dengan CSR, sebaiknya masyarakat memanfaatkan dan dapat mengelolanya dengan baik. Tidak melulu merasa malu, malas dan minder, penyakit inilah sebetulnya yang harus dibuang.
(4)
82
Jakarta: Indonesia Business Links, 2008.
Ife, Jim dan Tesoriero, Frank. Community Development: Alternatif
Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Irfan, Abubakar, dan Bamualim S. Chaidar, ed. Filantropi Islam dan Keadilan Sosial: Studi Tentang Potensi, Tradisi dan pemantauan Filantropi Islam di Indonesia. Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
Kartini, Dwi. Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: Refika Aditama, 2009.
Kottler, Philip and Lee, Nancy. CSR: Doing The Most Good for Your and Your Caused. New Jersey: Jhon Willey Son, Inc
K, Santana Septiawan. Menulis Ilmiah: Metode Pendekatan Kualitatif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007.
Moleong, j Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006.
Nursahid, Fajar. Tanggung Jawab Sosial BUMN: Analisis Terhadap Model Kedermawanan Sosial PT Krakatau Steel, PT Pertamina dan PT Telekomunikasi Indonesia. Depok: Piramedia, 2006.
Prasetyantoko, A. Corporate Governance: Pendekatam Institusional. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Prayogo dan Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003.
Sukandarrumidi. Metodelogi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002.
Solihin, Ismail. Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability.
(5)
83
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Startegis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama, 2005.
Suharto, Edi. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Bandung: Refika Aditama, 2007.
Wrihatnolo, R Randy dan Dwidjowijoto, Nugraha Riant. Manajemen
Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007.
Skripsi, Tesis dan Laporan
Febrianti, Indah. “Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Pengungkapan CSR (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2008),” (Skripsi S1 Fakultas ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.
Sunaryo, Sri Subekti. “Konsep dan Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Takaful Indonesia.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Julita, Weny. “Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper TBK.” Skiripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, 2009.
Ekawati, Rulya. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Dalam Perspektif Ekonomi Islam.” Tesis S2 Program PascaSarjana , Universitas Islam Negeri Jakarta, 2004.
Mulyana, Deni. “Sistem Proteksi 3kv/150kw dengan menggunakan relay injection multed motor7960 di PT. Mitsubishi Chemical Indonesia ( MCCI),” (Laporan Kerja Praktek Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon, 2009.
Opini dn Media Massa
Supriyadi, TB Didi. “Menggagas Perda CSR.” Fajar Banten, 13 maret 2010.
“CSR Jangan Dianggap Beban.” Kompas, 6 Juli 2010.
Dokumen Instansi
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (DISPERINDAG) Kota Cilegon, Daftar Perusahaan Besar Kota Cilegon Tahun 2010. Cilegon: DISPERINDAG, 2010.
(6)
Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon. Rekomendasi Upaya Penelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Cilegon: BLH. 2006.
Kelurahan Gerem, Data Perusahaan di Kelurahan Gerem Tahun 2010. Cilegon: KELURAHAN GEREM, 2010.
Website
Jiway Francis Tung, “Pembangunan yang Tidak Dapat Membangun: Kisah LSM Tentang Dampak Industrialisasi di Dukuh Tapak,” Artikel diakses pada 4
Mei 2011 dari
http://www.lontar.ui.ac,id//opac/themes/libri2/detail.JSP?id=72795&lokasi =lokal
Cartica, “Program Corporate Social Responsibility yang Berkelanjuta,” artikel diakses pada 24 Mei dari http://kajian-csr.blogspot.com/2011/01/program-corporate-social-responsibility.html