Kondisi Umum Ekonomi Masyarakat Gerem

“Harapan kami sebagai warga Gerem tentu mengharapkan dengan adanya CSR ini pihak MCCI komitmen, dengan apa yang telah direncanakan dengan program-progrm kedepan. Dan juga bukan hanya MCCI, untuk perusahaan-perusahaan lain yang ada di wilayah Gerem tolong contoh PT. MCCI, programnya sangat luar biasa dan sangat membantu masyarakat.” 51 Program CSR menjadi aspek startegis terhadap masyarakat, ketika program tersebut dapat dilaksanakan secara kesinambungan. Lebih dari itu perusahaan juga mempunyai tanggung jawab filantropis yang mensyaratkan agar perusahaan memberikan kontribusi kepada masyarakat, agar kualitas hidup masyarakat meningkat sejalan dengan operasi bisnis perusahaan. Sebagaimana diungkapakan dalam petikan wawancara dengan informan dari perusahaan berikut: “Perusahaan tidak bicara bahwa sekarang ini kami sudah memberikan sesuatu yang terbaik buat masyarakat. Belum, kita baru start proses ko, kita masih baru start coba lagi. Kita masih pengen memberikan yang lebih besar lagi, lebih besar lagi, lebih besar lagi. Karena di saung aksara selama ini kan memang belum semua yang denger, bahkan belum semua mengetahui apalagi menikmati” 52 Dengan demikian untuk mengetahui kebutuhan yang di inginkan oleh masyarakat terhadap kebijakan CSRnya, maka PT. MCCI meluncurkan program CSR pendidikan berupa komputer dan saung aksara yang bertujuan untuk membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bagi pelajar dan masyarakat yang diharapakan dapat membantu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki bekal kemampuan yang mencukupi dalam menghadapi persaingan dunia kerja dan usaha yang semakin ketat. 51 Wawancara Pribadi dengan SBI. Cilegon, 4 Mei 2011. 52 Wawancara Pribadi dengan YI. Cilegon, 27 April 2011. Dalam program saung aksara ini memiliki konsep sebagai taman bacaan masyarakat sekaligus sebagai tempat berkumpul masyarakat dari berbagai usia dan latar belakang. Sebagai taman bacaan, saung aksara menyediakan berbagai macam literatur yang berguna baik bagi siswa sekolah maupun masyarakat luas seperti pengetahuan dan keterampilan untuk siswa sekolah, pertanian dan peternakan, kewirusahawan, UKM, industri rumah tangga dan lain-lain. Saung aksara ini juga dilengkapi dengan komputer sehingga masyarakat dapat mengakses informasi yang dibutuhkan. Selain itu juga terdapat kegiatan edukasi lainnya yang di tunjang alat-alat peraga pendidikan. Saung aksara juga mempunyai fungsi sebagai pondok tempat berkumpul masyarakat, yang nantinya akan diselenggarakan Focus Group Discussion FGD dimana masyarakat dapat berbagi pendapat, ide dan aspirasi mengenai kegiatan pemberdayaan masyarakat sehingga program CSR selanjutnya berdasarkan ide dari kebutuhan masyarakat itu sendiri Bottom up yang disesuaikan dengan potensi, peluang dan hasil pemetaan sosial yang dilakukan. Perlu diakui bahwa sebelum diluncurkannya program saung aksara, masyarakat gerem merasa kesulitan untuk mendapatkan informasi atau pun mengemukakan ide bersama dalam mencanangkan program bersama-sama. Namun setelah progam ini diluncurkan, saung aksara tersebut menjadi alat mediasi aspirasi masyarakat. Sekali lagi maka cikal-bakal kemunculan program yang ditawari dari masyarakat akhirnya bisa di jual ke PT. MCCI tentu sesuai dengan efektifitas kebutuhan masyarakat itu sendiri. Seperti pada petikan wawancara dengan warga berikut: “Dengan program MCCI dari CSRnya saya sangat mendukung banget dan bahkan mengucapakan terima kasih. Dan kebetulan saya disini sebagai guru yang tugas saya memberikan sesuatu kepada SDM yang tidur, kebetulan keinginan saya ada di program CSRnya MCCI, saya sebagai warga berpikir kenapa tidak ikut membantu, nah kebetulan saya sebagai guru yang kebetulan punya skill bahasa inggris kenapa tidak saya harus memberikan itu dan ikut membantu dan menurut saya hal ini bagus banget. Intinya dari CSRnya adalah mencari bibit yang berpotensi. Dari skala pendidikan yang jelas niatan dari MCCI bagus sekali yaitu tadi mencari potensi-potensi bagaimana kedepannya memberikan sebuah modal lah untuk anak-anak sampai jenjang yang lebih tinggi nanti, kalau gak salah ini baru saya denger MCCI juga tidak memberikan fasilitas pendidikan aja ya kang, mereka juga menawarakan beasiswa kepada siswa-siswa, bentuk beasiswa yang saya ketahui itu bikin proposal, jadi mereka ingin menawarkan apa yang dibutuhkan sama warga, bukan beasiswa yang berprestasi. ” 53 Sampai saat ini keberadaan fasilitas saung aksara digunakan untuk kursus bahasa inggris yang dimulai satu minggu itu empat kali pertemuan dengan anak didik sekolah dasar SD, sekolah menengah pertama SMP dan sekolah menengah atas SMA yang tentu didalamnya terdapat tenaga pengajar yang diminta oleh PT.MCCI, untuk mengisi di saung aksara tersebut serta digunakan oleh FGD juga. Terlepas dari kegunaan FGD adanya saung aksara tersebut sebagai pendidikan tambahan atau non formal. Dari saung aksara inilah muncul anak-anak terdidik yang bisa bahasa inggris dari masing-masing jenjang sekolah, yang sebelumnya di desa ini belum ada lembaga non formal yang memberikan skill berupa bahasa inggris atau pun les privat. Dengan adanya saung akasra akan menjadikan nilai tambah bagi para anak didik atau pun masyarakat. Seperti ungkapan petikan wawancara dengan warga berikut: “Alhamdulillah siswasiswi yang ikut belajar bahasa inggris setiap empat kali dalam seminggu sudah ada yang berprestasi 3 orang, artinya mereka sudah mengikuti apa yang di ajarkan.” 54 53 Wawancara Pribadi dengan AL. Cilegon, 23 Mei 2011. 54 Wawancara dengan AL. Cilegon, 18 September 2011. Selanjutnya program pendidikan komputer, program ini bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan berpengetahuan dibidang teknologi informasi, dari program tersebut pelajar dan masyarakat diharapakan dapat mengaplikasikan teknologi dan informasi dalam menunjang kegiatan sehari- hari baik pada kegiatan sekolah, maupun kegiatan kewirausahawan, pertanian, peternakan bahkan administrasi kependudukan RTRW maupun aktivitas lainnya yang tentunya mempunyai dampak yang positif terhadap pengembangan sosial dan ekonomi. Selain itu, ini merupakan pencerminan kerjasama perusahaan dengan pemerintah khususnya UPTD LK Cilegon dalam pengembangan masyarakat. Target peserta adalah pelajar tingkat SMP dan SMA sederajat, para pencari kerja dengan bentuk pelatihan. Pertama, pelatihan komputer bagi pemula basic untuk pelajar SMP sederajat, kedua, pelatihan komputer menengah intermediate untuk pelajar SMA sederajat, ketiga, pelatihan komputer untuk persiapan kerja untuk para pencari kerja dan lulusan SMA, keempat, pelatihan komputer bagi teknisi latihan perakitan dan service komputer. Pada tahapan ini, program pelatihan komputer dimulai dengan memprioritaskan program “pelatihan komputer untuk persiapan kerja” selanjutnya baru pada bentuk-bentuk pelatihan lainnya. Adanya pelatihan komputer tersebut menjadi nilai tambah bagi masyarakat khususnya pelajar SMA. Sebelum adanya pelatihan pendidikan non formal, warga pelajar SMA hanya memperoleh pengetahuan komputer di sekolah formal. Untuk menambah pengetahuan tersebut warga harus keluar dari kampungnya