polyester industri dan rantai industri tekstil yang lebih luas. Produk PTA non- hazardou itu adalah produk yang ditunggangi oleh oxidizing paraxylene PX,
untuk menjadikan komponen lengkap minyak tanah. PET resin digunakan untuk minuman botol, lapisan polyester tipis dan di. Keuntunganya dapat meminang
seperti kejernihan kaca dan daya pegas. ini juga non-hazardou dan mengembalikan botol-botol produk. yang sekarang menjadi unsur paling utama
dari sudut lingkungan. keduanya produk yang mempergunakan teknologi dan memproses dalam Mitsubishi Chemical Corporation.
B. Implementasi CSR PT. Mitsubishi Chemical Indonesaia MCCI
1. Konsep CSR PT. MCCI
Ditengah kehidupan masyarakat yang berdekatan dengan lokasi industri, tentu mempunyai dampak ekologi positif dan negatif. Singkatnya, setiap
keberadaan industri seakan menampakn “dua wajah”, satu wajah menampakkan kemakmuran dan pemenuhan kebutuhan akan energi dan mineral bagi
masyarakat, wajah lain menampakkan citra buruk karena akibat negatif yang ditimbulkan. Barangkali industri kimia PT. MCCI pun demikian. Pabrik yang
tengah melangsungkan produksi tersebut pasti mempunyai persoalan bagi lingkungannya.
Persoalan yang dihadapi merupakan polusi udara yang tak sedap, limbah dan lain sebagainya yang berdampak negatif pada lingkungan sekitar. Dampak
tersebut sangat bisa meresahakan kondisi masyarakat ketika hal demikian terjadi pada tubuh masyarakat. Seperti pernyataan informan dari warga dalam petikan
wawancara berikut:
“Perusahaan ini pernah bocor, tapi saya lupa tahunnya-tahun berapa, yang terjadi dari bocor itu mengakibatkan mata iritasi, mula-mual, pusing
ini terjadi di kampung Sumur Wuluh. Katanya dari kejadian bocor itu mau mengadakan klinik, tapi sampai sekarang belum terealisasi. Ada lagi
dampak negatif yang penting yaitu kalau terjadi kebocoran belum ada sosialisasi pada masyarakat yang gak tahu mengenai tanggap darurat dan
semua perusahaan yang di Gerem belum melakukan sosialisasi itu.”
34
Oleh sebab itu, perusahaan harus bertanggung jawab atas segala dampak yang ditimbulkannya sekaligus berkepentingan memperbaiki citra buruk ini.
Dalam konteks tersebut perusahaan mengambil kebijakan pada konsep CSR sebagai salah satu jalan menunjukan “komitmen” sekaligus “upaya” penyelesaian
masalah. Melalui CSR tersebut dapat bermanfaat memperluas dampak positif bagi industri. Oleh karenanya ketika konsep CSR semakin populer bahkan menjadi
trend, ternyata CSR belum memiliki definisi tunggal, CSR yang secara defintif adalah sebuah bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan
komunitas di sekelilingnya merupakan serangkaian hipotesa atas kontibusi aktif lembaga-lembaga
usaha di
tengah-tengah masyarakat
dalam rangka
pengembangan komunitas atau masyarakat community Development.
35
Bentuk- bentuk nyata dari sebuah program CSR sebenarnya berkembang dengan
mempertimbangkan banyak faktor, dan sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, maka seringkali bentuk CSR yang ada akan sangat dipengaruhi
oleh bentuk, visi, ataupun tujuan pendirian lembaga usaha itu sendiri. Namun, secara umum tujuan utama dari sebuah program CSR adalah mengangkat derajat
34
Wawancara dengan DI. Cilegon, 20 September 2011.
35
Rulya Ekawati, “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Tesis S2 Program Pasca Sarjana , Universitas Islam Negeri Jakarta,
2004, h. 8.
kehidupan masyarakat sekitar yang implikasi berikutnya juga berpengaruh terhadap perusahaan tersebut.
Karena itulah, pola pendekatan dan praktik CSR di Indonesia yang sering diterapkan adalah pengembangan masyarakat community development yang
diantaranya program-program pelayanan kesehatan, pendidikan pemberdayaan ekonomi dan juga pemberdayaan lingkungan. Perusahaan yang mengedepankan
konsep ini menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal
sosial untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang
diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan, selain itu juga akan tumbuh rasa percaya dari masyarakat,
rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka berguna dan
bermanfaat. Bentuk hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya
memang sangat beragam dan variatif. Dan ketika masyarakat juga dipandang sebagai salah satu stakeholder perusahaan maka adalah suatu kekurangan
tersendiri jika bentuk hubungan yang ada adalah hubungan yang negatif atau kurang baik. Oleh karena itu perusahaan mampu membangun sebuah hubungan
menyatu dengan masyarakat sekitar, maka kehadiran perusahaan dapat dinikmati oleh masyarakat sendiri. Ditunjang lagi kalau perusahaan dapat menghargai
sumber daya lokal, lingkungan sekitar dan apapun sekiranya mendukung mereka
untuk dapat bekerja dengan baik serta berinvestasi didalamnya, tentu satu hal tersebut tidak dianggap beban. Perusahaan justru dapat mengambil manfaatnya
baik berupa produk maupun hubungan positif dengan masyarakat, yang nantinya akan menciptakan lingkungan psikologis yang loyal dan berdedikasi diantara
pekerja maupun lingkungan sekitar.
36
Penuangan program CSR yang didesain berkelanjutan menjadi harapan dalam membantu dan menciptakan kehidupan di masyarkat yang lebih sejahtera
dan mandiri. Karena yang menjadi catatan program CSR harus benar-benar berangkat dari komitmen dan bukan sekedar basa-basi atau gugur kewajiban
semata atau juga hanya sekedar charity. Kandungan kesimpulan CSR sebenarnya berintikan kepada kegiatan berbagi dimana berbagi itu tidak akan merugi.
37
Maka tidak heran jika motivasi perusahaan melakukan CSR adalah pertama, corporate
charity yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan. Kedua, corporate
philantrophy yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma
dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial. Ketiga, corporate citizienship yakni motivasi kewargaan demi
mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.
38
Diperkuat juga alasan perusahaan-perusahaan melakukan CSR adalah berkaitan dengan
reputasi, pemasaran atau profit, keamanan, mencegah konflik persaingan bisnis dan kedermawanan murni.
36
“CSR Jangan Dianggap Beban,” Kompas, 6 Juli 2010, h. 4.
37
TB. Didi Supriyadi, “Menggagas Perda CSR”, Fajar Banten, 13 Maret 2010, h. 8.
38
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Bandung: PT Refika Aditama, 2007, h. 106.