Konsep CSR PT. MCCI
Secara umum program CSR yang berkelanjutan merupakan program yang diharapkan dalam membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih
sejahtera dan mandiri. Setiap kegitan tersebut melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteran dan
pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dari program tersebut.
Karena kunci keberhasilan CSR adalah keterkaitan, keterlibatan dan kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan atau biasa disebut stakeholder.
Seperti yang ditegaskan oleh informan dari perusahaan bahwa: “Sekali lagi dalam konsep CSR kami, kami tidak melaksanakannya
sendiri, tapi kita melibatkan stakeholder, dan ini juga bukan program sendiri, kenapa? Karena konsep dan program CSR kami adalah
sustainable development.”
39
Program CSR baru dapat menjadi keberlanjutan apabila, program yang dibuat oleh suatu perusahaan benar-benar merupakan komitmen bersama dari
segenap unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Tentunya tanpa adanya komitmen dan dukungan dengan penuh antusias dari karyawan akan menjadikan
program-program tersebut bagaikan program penebusan dosa dari pemegang saham belaka. Dengan melibatkan karyawan secara intensif, maka nilai dari
program-program tersebut akan memberikan arti tersendiri yang sangat besar bagi perusahaan.
40
39
Wawancara Pribadi dengan YI. Cilegon, 27 April 2011.
40
Cartica, “Program Corporate Social Responsibility yang Berkelanjuta,” artikel diakses pada 24 Mei
2011 dari
http:kajian-csr.blogspot.com201101program-corporate-social- responsibility.html
Semenjak PT. MCCI memberlakukan CSR sebagai penguatan dalam proses bisnisnya, PT. MCCI mengakui bahwa CSR merupakan salah satu kegiatan
dari manajeman perusahaan yang sebenarnya harus secara komit dan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sekitar. Secara dasar dalam kehati-hatian perusahaan menjalankan bisnisnya cenderung memperlakukan CSR sama seperti halnya perusahaan akan membuat
keputusan untuk berinvestasi. Seperti yang di ungkapkan oleh informan dari perusahaan berikut:
“Dan tidak dapat dipungkiri bahwa pendekatan atau pun program- program CSR yang dilakukan oleh perusahaan secara baik dapat
meningkatkan value atau ukuran perusahaan dalam sudut pandang investasi di masyarakat, nilai saham dalam bursa dan termasuk
meningkatkan kapasitas perusahaan dalam akses untuk meningkatkan permodalan mengingat hubungan yang baik antara pebisnis dengan
komunitas dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan masyarakat. Potensi keuntungan dari CSR dapat merupai peningkatan reputasi dan
citra perusahaan dan ini akan secara otomatis meningkatkan prospek perusahaan untuk lebih efektif dalam menjalankan komunikasi public atau
pum marketing strategy. CSR dapat menjadikan perusahaan menjadi lebih kompetitif dan bertanggung jawab serta berkesinambungan.”
41
Dengan demikian, maka konsep dan program CSR PT. MCCI yang bertajuk sustainable development pada umumya disebut sebagai aktifitas
filantropi. Yang terpenting dari kebijakan CSR PT.MCCI adalah perubahan paradigma filantropi yang sifatnya terlihat mendasar dari tardisi karikatif yang
pada tahun 1991 menuju tradisi baru dengan melalui evaluasi di tahun 2005 yang akhirnya di era tahun 2007 telah menancapkan konsep CSR-nya yang berjangka
panjang dan berkesinambungan. Dengan mencoba menggunakan pendekatan baru
41
Wawancara Pribadi dengan YI. Cilegon, 27 April 2011.
inilah dalam penyelesaian masalah sosial, yaitu mengatasi masalah dari akaranya secara terencana berjangka panjang dan terukur. Ini artinya filantropisme tidak
lagi dipraktikan sebatas pemberian makanan, minuman, pakaian atau pun pembangunan masjid, sekolah, pesantren, shut down over hul dan seterusnya.
Melainkan lebih dari itu, aksi filantropisme berupaya membangun pemberdayaan ekonomi, perhatian pada dunia pendidikan, kesehatan, lingkungan dan lain
sebagainya. Namun dalam hal lain perlu diketahui bahwa secara fundamental
membedakan filantropi dari karitas terletak pada tujuan pemberian derma. Sementara karitas juga disebut filantropi yang bernuansa tradisional, lebih
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar yang mendesak, filantropi modern bertujuan mempromosikan prakarsa-prakarsa keadilan sosial yang
berjangka panjang.
42
Meski demikian, bukan berarti kegiatan karitas ini tidak lagi dibutuhkan atau kurang penting, malahan kegiatan ini masih dianggap oleh
sebagaian masyarakat sebagai pemenuhan kebutuhan dasar juga. Jadi baik karitas atau pun filantropi haruslah dipandang sebagai dua hal yang saling melengkapi,
bukan sebagai kategori yang saling meniadakan karena dalam praktiknya hal itu tidak dihendaki.
43
Sebelum melaksanakan lebih jauh dalam misi CSR-nya PT. MCCI yang berjangka panjang dan berkesinambungan atau disebut program pembangunan
berkelanjutan sustainable development. Sebetulnya sebelum PT. MCCI ini
42
Irfan Abubakar dan Chaider S. Bamualim, ed, Filantropi Islam dan Keadilan Sosial: Studi Tentang Potensi, Tradisi, dan Pemanfaatan Filantropi Islam di Indonesia
Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture, 2006, h. 29.
43
Irfan Abubakar dan Chaider S. Bamualim, Filantropi Islam dan Keadilan Sosial: Studi Tentang Potensi, Tradisi, dan Pemanfaatan Filantropi Islam di Indonesia
, h. 29.
berdiri sebagai perusahaan, pabrik ini telah melakukan proses pengembangan masyarakat community development yang sifatnya membina dan meningkatkan
kualitas dan taraf hidup masyarakat dengan bantuan pembangunan seperti masjid, sekolah, pelatihan usaha, peringatan hari besar islam seperti idul fitri dan idul
adha seperti sembako serta kurban, shut down over hull dan lain sebagainya. “Dinamakan sebagai community development dan telah melakukan
prosesnya bahwa CSR dalam arti sempit yaitu community development, dikatakan sebagai community development dalam arti sempit itu juga
bagian dari CSR, karena cakupan CSR itu lebih luas internal dan ekternal tidak hanya pada masyarakat sekeliling saja tapi pemerintah juga.”
44
Dalam konsep yang disebut community development ini sebenarnya telah dilakukan sejak tahun 1991. Di tahun tersebut PT. MCCI telah melaksanakan
CSR dengan sifat instant atau pun charity. Hal ini diutarakan oleh informan dari perusahaan sebagai berikut:
“Sifatnya Ada dua hal yaitu instan dan tidak instan jangka panjang, kalo instan itu kaya CD, sifatnya hanya sumbangan-sumbangan seperti
bantuan tujuh belas agustus, hari besar islam kurban, pembangunan masjid atau sekolah, zakat yang hanya dirasakan pada saat itu aja. tapi
sifatnya CSR yang jangka panjang seperti pelatihan komputer, pembukaan perpustakaan, pemberian makanan tambahan pada bayi
sehingga besar harapan CSR ini dapat berkesinambungan baik dari segi umur dibawah bayi remaja dan dewasa.”
45
Prinsip derma charity principle yang dilaksanakan pada masa itu merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat Gerem akan pemenuhan
kebutuhan. Seperti yang disampaikan oleh informan dari warga sebagai berikut:
44
Wawancara Pribadi dengan YI. Cilegon, 27 April 2011.
45
Wawancara Pribadi dengan DDO. Cilegon, 19 Mei 2011
.
“Sebelum perusahaan itu menjadi PT. MCCI, perusahaan ini sudah terlibat aktif dalam membantu masyarakat Gerem seperti pembangunan
masjid, sekolah dan sampai pembangunan Kelurahan Gerem juga di bantu oleh perusahaan itu. Bantuan Penghijauan juga pernah dilakukan,
shut down serta sembako”
46
Dalam perjalanannya, PT. MCCI baru melihat dan mulai menganalisa bentuk CSR apa yang akan harus diterapkan, dan pada tahun 2005 telah
melakukan evaluasi, yang akhirnya di tahun 2007 PT. MCCI telah mempunyai suatu konsep yang jangka panjang, jadi bukan lagi satu inseden aktivitas
insidentil bukan juga aktivitas yang berbentuk charity saja dan bukan pula donasi jangka pendek, melainkan telah mempunyai satu konsep yang jangka panjang
serta secara total PT. MCCI punya target selama lima belas tahun dalam kebijakan strategi CSR-nya.
Demi mencapai cita-cita serta menghasilkan masyarakat yang mandiri community empowerment, maka PT. MCCI senantiasa berkeinginan bisa tumbuh
bersama masyarakat dalam pencapaian daripada taraf hidup masyarakat lebih baik. Selanjutnya konsep “empowerment” sebagai konsep alterntif pada intinya
menekankan pada otonomi pengambilan keputusan dari suatu kelompok masyarakat, yang berlandas pada sumber daya pribadi, langsung melalui
partisipasi, demokratis dan pembelajaran sosial melalui pengalaman langsung, dengan demikian pemberdayaan masyarakat community empowerment pada
hakikatnya adalah nilai kolektif pemberdayaan individual.
47
46
Wawancara dengan SAM. Cilegon, 10 Juni 2011.
47
Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat
Jakarta: Elex Media Komputindo 2007, h. 59.
Oleh karena itu pemberdayaan diperlukan dalam sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat
kekuasaan atau kebudayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan bahwa
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik maupun sosial seperti memilki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakann tugas-tugas kehidupannya.
48
Konsep CSR PT. MCCI yang mengandung sustainable development, dalam hal ini PT. MCCI ingin berkembang bersama masyarakat dengan
menempatkan masyarakat bukan sebagai subjek semata, melainkan berperan aktif dalam menyadarkan diri mereka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
menuju hidup yang lebih baik. PT. MCCI menyadari bahwa masyarakat merupakan pihak yang potensial terkena dampak operasi perusahaan, dengan
demikian masyarakat juga merupakan salah satu stakeholder penting yang turut mempengaruhi misi dan eksistensi perusahaan dalam jangka panjang.
Sehingga bagi PT. MCCI implementasi program CSR sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab terhadap masyarakat ini dipandang sebagai aspek
strategis. Sebagai subjek pembangunan, partisipasi masyarakat juga sangat diperlukan
dalam program-program
CSR, karena
melalui partisipasi
48
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial
Bandung: Refika Aditama, 2005, h. 60.
masyarakatlah pembangunan akan berjalan secara efektif sesuai dengan potensi dan kebutuhan mayarakat itu sendiri.
Dengan demikian PT. MCCI yang mempunyai program CSR berintikan sustainable development
memiliki landasan tiga pilar yaitu kesehatan, pendidikan dan pengembangan ekonomi. Beberapa ilustrasi mengenai program tiga pilar
sustainable development CSR PT. MCCI diantaranya sebagai berikut: