Struktur Organisasi CSR PT. MCCI

Selanjutnya yang ketiga adalah “profit,” yaitu sebagai suatu unit usaha komersial tentu saja perusahaan harus tetap mendapatkan keuntungan. Untuk ini perusahaan harus mampu menciptakan produk yang kompetitif, yaitu sesuai dengan permintaan pasar, berkualitas tinggi tetapi dapat juga berbiaya murah. 54 Berdasarakan prinsip sustainable development maka Strategi CSR yang dimiliki PT. MCCI adalah awereness, involving, model. Sebelum menjelaskan strategi tersebut, pada proyek percobaan pilot project sudah dilaksanakan program bantuan kambing. Seperti terungkap dalam petikan wawancara dari perusahaan berikut: “Program bantuan kambing sengaja dilakukan dalam program CSR kami, kami pengen lihat masyarakat mampu gak buat mengelolanya. Bantuan kambing yang kita kasih 24, 20 betina 4 jantan.” 55 Pada strategi tingkat kesadaran awereness di tahun lima pertama ialah inisial program untuk memperbesar kekuatan ekonomis yang sejajar dengan pendidikan dan program kesehatan. penerapan program-program awal ini juga untuk mengenal dan meningkatkan potensi ekonomi masyarakat parallel dengan program-program kesehatan dan pendidikan. Pada aspek awereness tersebut gagasan masyarakat harus mampu menetapkan kebutuhan mereka sendiri dan bagaimana memenuhinya. Hal tersebut bahwa masyarakat pada tingkat lokal paling mengetahui apa yang mereka butuhkan dan bahwa masyarakat seharusnya mengarahkan dirinya sendiri dan berswadaya adalah menarik, dan hal itu konsisten dengan banyak literatur ekologis dan keadilan sosial. Praktik bottom up 54 Mulya Amri dan Wicaksono Sarosa, CSR Untuk Penguatan Kohesi Sosial Jakarta: Indonesia Business Link, 2008, h. 73-74. 55 Wawancara dengan YI. Cilegon, 29 April 2011. ini merupakan tentang menghargai pengetahuan dan kearifan lokal, dan mencari dialog yang wajar dengan para anggota masyarakat untuk dapat belajar satu sama lain, sehingga mereka dapat bergerak secara bersama-sama untuk mencapai aksi kolektif. 56 Misalnya pada program CSR PT. MCCI yaitu pengadaan saung aksara yang mempunyai fungsi sebagai pondok tempat berkumpul masyarakat, yang nantinya akan diselenggarakan Focus Group Discussion FGD. Dari kesadaran diri ini mereka harus seperti apa, punya potensi apa dan apa yang harus dilakukan. Sementara pada tingkat partisipasi involving di tahun lima kedua ialah target partisipasi tinggi dari masyarakat dalam program dengan terbentuknya organisasi-organisasi mikro ekonomi di masyarakat. Dalam tingkat involving tersebut partisipasi merupakan alat dan juga tujuan, kerena membentuk bagian dari dasar kultur yang membuka jalan bagi tercapainya HAM serta berupaya memberdayakan rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat sendiri yang secara lebih berarti. 57 Misalnya terbentuknya proses pembuatan industri emping. Sedangkan pada tingkat model di lima tahun ketiga ialah dimana organisasi ekonomi yang terbentuk di masyarakat sudah berkembang pesat dan masyarakat telah dapat menjalankan kemandirian ekonomi yang berkesinambungan. Artinya sudah berdiri sendiri dan menularkan model itu pada masyarakat lain. Misalnya perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim 56 Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. h. 241 dan 347. 57 Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi , h. 295-296.