Pengembangan Layanan Pengembangan Manajemen

iv j. Kelengkapan dapur dan laundry. RSUD Tugurejo pada saat ini menempati lahan seluas 21.150 m 2 beserta bangunan di atasnya seluas 5.280 m 2 , dengan potensi pengembangan bangunan 30 , jika lahan-lahan potensial yang ada di sekitar rumah sakit dapat di kuasai. Dengan demikian, mempertimbangkan kekurangan kebutuhan ruang, khususnya rawat inap sejumlah 437 ruang dengan luas ruang keseluruhan 7.429,5 m2, maka tidak mungkin dapat dipenuhi oleh RSUD Tuguejo. Kekurangan yang tidak dapat dipenuhi tersebut harus di sediakan di luar RSUD Tugurejo, dengan menambah pada unit-unit pelayanan kesehatan yang sudah ada, maupun pembangunan sarana dan prasarana yang baru di wilayah tersebut.

4.6.3. Pengembangan Layanan

Dalam bidang pemasaran usaha diperlukan beberapa strategi yang pada dasarnya selain untuk mengembangkan pasar juga untuk meningkatkan nilai penggunaan dari berbagai layanan yang telah disediakan. Hal ini juga diharapkan dapat mendukung citra rumah sakit yang sampai saat ini cenderung masih kurang dikenal oleh pasar masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu strategi dalam mengembangkan pemasaran Rumah Sakit Tugurejo, adapun strategi yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Membentuk suatu tim atau bagian pemasaran tersendiri lengkap dengan susunan tugas dan tanggung jawab sehingga dapat menangkap potensi pasar yang ada. Hal ini juga sebagai salah satu cara pemberdayaan fungsi pemasaran rumah sakit dengan berbagai program yang lebih baik dan lebih terkoordinasi. v b. Menjalankan berbagai program peningkatan kualitas pelayanan yang berorientasi pada pasar melalui berbagai pendekatan, seperti survey kepuasan konsumen, serta peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia dalam bidang pemasaran. c. Berdasarkan visi dari Rumah Sakit Tugurejo sebagai rumah sakit rujukan, maka diperlukan adanya peningkatan fungsi rujukan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan pangsa pasar rumah sakit.

4.6.4. Pengembangan Manajemen

Sebagaimana rumah sakit pemerintah lainnya, sumber dana yang diterima oleh Rumah Sakit Tugurejo berasal dari operasional pelayanan rumah sakit dan alokasi pemerintah sebagai pemilik rumah sakit. Sampai saat ini hal tersebut masih menjadi suatu masalah karena pendanaannya masih bergantung dari subsidi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah, sehingga tidak ada Fleksibilitas dalam Pengelolaan keuangan dan tidak dapat mengakomodir semua kebutuhan di rumah sakit. Selain itu, masalah lain yang dihadapai berkaitan dengan tarif pelayanan yang masih mengikuti Peraturan Daerah tidak sesuai unit cost maka akan mengakibatkan cost recovery masih lebih besar daripada pendapatan. Berkaitan dengan permasalahan tersebut maka diperlukan suatu strategi pengembangan keuangan, antara lain: a. Pengusulan Peraturan Daerah mengenai penyesuian tarif yang baru dengan dasar unit cost. b. Untuk mendapatkan fleksibilitas pengelolaan keuangan rumah sakit maka perlu adanya perubahan status rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum sistem pengelolan keuangan secara mandiri yang dilakukan oleh rumah sakit. vi

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan