70
• Kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
sekurang kurangnya 4 jenis spesialistik •
Kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang kurangnya pelayanan medik dasar
2.7. Sistem Operasional
Guna meningkatkan upaya pelayanan kesehatan yang merata, Departemen Kesehatan RI menetapkan sistem operasional melalui rujukan yang
mencakup dua pokok kegiatan rujukan, yaitu: 1.
Kegiatan Rujukan Kesehatan Ada dua macam kegiatan rujukan kesehatan, yang bersifat vertikal terutama
pencegahan dan bersifat horizontal, yaitu antar departemen. 2.
Sistem Operasional Manajemen Administratif Yaitu dengan pengelolaan yang swadana, karena rumah sakit umum daerah
merupakan rumah sakit dengan otonomi penuh.
2.8. Aspek Perencanaan Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B
2.8.1. Fungsi dan Tujuan
Menurut PERMENKES RI Nomor 159bMENKESPERII1988 tentang Fungsi dari Rumah Sakit adalah:
a. Menyediakan dan menyelenggarakan:
o Pelayanan medik
o Pelayanan penunjang medik
o Pelayanan perawatan
71
o Pelayanan rehabilitasi
o Pencegahan dan peningkatan kesehatan
b. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan
paramedik. c.
Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan.
2.8.2. Pelaku dan Kelompok Aktivitas
A Pelaku Kegiatan
Pelaku yang melakukan kegiatan di rumah sakit umum daerah adalah: 1.
Pasien Pasien yang berkunjung ke rumah sakit terdiri dari:
9 Pasien Rawat Jalan, dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
¾
Poliklinik; pada bagian ini pasien dapat berupa pasien baru, pasien yang berasal dari rujukan, maupun pasien yang datang untuk
perawatan lanjutan.
¾
Unit Gawat Darurat; pasien pada bagian ini sebagian besar pasien baru dengan kondisi gawat.
9 Pasien Rawat Inap, dibedakan atas 2 bagian, yaitu:
¾
Pasien rawat inap biasa; pasien dianggap perlu untuk menjalani perawatan di rumah sakit, sehingga perlu perawatan yang diawasi
oleh perawat.
¾
Pasien rawat inap intensif; pasien dalam kondisi yang sangat perlu untuk mendapatkan perawatan ekstra, misalnya pasien pasca
72
operasi maupun pasien yang memerlukan alat bantu seperti infus, serta peralatan lainnya, yang tidak disediakan pada perawatan inap
biasa. 2.
Pengelola Pengelola yang dimaksud adalah keseluruhan petugas rumah sakit,
termasuk dokter, yang terdiri dari: 9
Tenaga medis, yang mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasien.
9 Tenaga medis keperawatan, yang mempunyai tugas melakukan
perawatan terhadap penderita 9
Tenaga medis non-keperawatan, mempunyai tugas untuk memberikan informasi dan melakukan penelitian.
9 Tenaga non-medis, mempunyai tugas untuk mengelola secara
administratif dan melakukan perawatan fisik. 3.
Tamu Tamu yang dimaksud merupakan tamu yang berkunjung sebagai pengantar
pasien rawat inap maupun rawat jalan, tamu kantor, serta tamu rawat jenazah.
B Kelompok Aktivitas
Berdasarkan kelompok kegiatan utama, maka rumah sakit umum dapat dibagi tiga unit, yaitu:
1. Kelompok Kegiatan Administrasi
Merupakan bagian induk untuk mengatur seluruh kegiatan pada unit rehabilitasi medis. Semua kegiatan pencatatan, perencanaan program,
73
rapat, penerimaan tamu dilakukan disini. Ruang-ruang pada bagian ini terdiri dari: ruang direktur, ruang tata usaha, ruang arsip, ruang rapat,
ruang dokter, ruang informasi, dan lain-lain. 2.
Kelompok Kegiatan Medis a.
Kelompok kegiatan pemeriksaan medis 1.
Ruang-ruang poliklinik pemeriksaan Mempunyai fungsi sebagai ruang pemeriksaan awal terhadap
pasien baru dan pasien lanjutan dalam melaksanakan berobat jalan. Poliklinik ini merupakan bagian terdepan dari bagian medis karena
itu harus mudah dicapai dari luar. Terdiri dari: ruang tunggu, ruang dokter dan ruang periksa, ruang perawat, ruang balut, ruang obat,
ruang administrasi, lavatory dan lain-lain. 2.
Ruang operasi bedah Ruang bedah ini merupakan bagian tersendiri dan steril, sehingga
perletakannya tidak boleh berdekatan dengan bagian yang merupakan sumber kotor, tetapi pencapaiannya mudah dari ruang
perawatan. Instalasi bedah ini terdiri dari ruang; Ruang Diskusi Dokter, Ruang Administarsi, Pantry, WC, Ruang Locker, Ruang
Perawat, Ruang Persiapan, Ruang Operasi, Ruang Cuci, Spoelhock, Ruang Stertcher, dan lain-lain.
b. Kelompok kegiatan penunjang medis
1. Radiologi
Instalasi radiologi merupakan instalasi yang merupakan kegiatan yang berhubungan dengan sinar radioaktif, sehingga ruang-ruang
74
yang digunakan adalah ruang-ruang dengan desain khusus, karena merupakan tempat beradiasi tinggi. Ruangan ini sebaiknya
diletakkan antara poliklinik dan bangsal perawatan agar mudah dicapai oleh penderita rawat inap maupun penderita rawat jalan.
Terdiri dari: ruang tunggu, ruang administrasi, ruang dokter, ruang rontgen, ruang radiographer, ruang gelap, ruang arsip film, dan
lain-lain. Sebaiknya instalasi beradiasi tinggi, maka dalam perancangan
ruang ini, harus mengikuti beberapa kriteria, antara lain: Pintu masuk pasien dan staf sebaiknya terpisah, dinding pintu mengikuti
persyaratan khusus mengatasi gangguan radiasi, ruang x-ray harus memakai AC, memiliki tempat limbah radiology tersendiri.
2. Patologi
Kegiatan pelayanan patologi klinik, diselenggarakan pada laboratorium, dengan ruang-ruang yang diperlukan adalah sebagai
berikut: Ruang Kepala Instansi Patologi, laboratorium, Ruang Spesimen, Gudang Obat, dan lain-lain.
3. Farmasi
Instalasi ini memiliki tiga fungsi pokok, yaitu: penyediaan obat dan peracikan, pembuatan obat, serta distribusi obat. Disamping itu
perlu juga ruang untuk mengadakan konsultasi perihal obat. Biasanya bagian tersendiri dan tempat menyediakan semua
kebutuhan medis untuk keperluan perawatan. Terdiri dari ruang
75
apotik, ruang administrasi, ruang pusat sterilisasi, gudang bahan kimia obat, gudang peralatan medis, dan lain-lain.
4. Gizi
Instalasi gizi bertugas menyediakan makanan gizi bagi pasien yang melakukan rawat inap, ruang-ruang yang diperlukan untuk
instalasi gizi ini adalah ruang kepala instalasi gizi dan ruang quality control. Ruang instalasi gizi ini seharusnya diletakan
berdekatan dengan dapur utama agar memudahkan dalam melakukan quality control.
5. Terapi latihan fisik
Selama dalam penyembuhan, baik sebelum maupun setelah operasi diperlukan latihan gerak otot-otot dalam rangka pemulihan gerak
penderita yang disebut terapi. 6.
Kelompok kegiatan rawat inap Merupakan tempat perawatan intensif yang baru selesai menjalani
operasi. Setelah operasi kondisi pasien masih dalam keadaan belum stabil benar sehingga memerlukan pengamatan
hemodinamik secara ketat terutama 24 jam pertama. Setelah kondisi pasien dinyatakan sudah stabil, maka pasien akan segera
dipindahkan ke ruang rawat inap biasa. Jumlah tempat tidur tiap-tiap ruang harus mengingat pada tujuan
akhir perawatan, yaitu resosialisasi dan aspek psikologisnya. Terdiri dari: ruang perawat dan administrasi, ruang pantry, ruang
linen kotor, ruang linen bersih, ruang kereta kursi roda, ruang
76
isolasi, ruang makan bagi penderita yang sudah agak ringan, ruang dokter jaga.
c. Kelompok Kegiatan Pelayanan
1. Dapur
Merupakan bagian yang terpenting dalam hal penyediaan makanan bagi penderita rawat inap dan staf rumah sakit. Cara pelayanannya
makanan dimasak dalam sapur umum pusat yang kemudian didistribusikan ke pantry yang terdapat pada tiap bagian unit
perawatan. Untuk selanjutnya dipanaskan apabila tiba saatnya penderita akan makan.
Ruang yang dibutuhkan terdiri dari: ruang penerimaan barang, gudang basah, gudang kering, ruang cuci, tempat masak, ruang
cuci alat-alat masak, dan lain-lain. 2.
Binatu laundry Pada bagian ini terjadi proses penerimaan barang, pengerjaan,
penyimpanan dan pembagian. Binatu ini terbagi menjadi: daerah basah dan daerah kering. Terdiri dari: ruang supply barang bersih,
ruang cuci, ruang pengeringan, ruang setrika, ruang jahit, ruang penyimpanan, dan lain-lain. Letaknya harus dapat dijangkau oleh
ruang perawatan. 3.
Ruang Jenazah Ruang jenazah harus mempunyai pintu keluar tersendiri dan tidak
terlihat dari bangsal perawatan. Walaupun tertutup, ruang ini harus cukup mendapatkan penerangan, ventilasi, serta kebersihan yang
selalu terjamin dan terkontrol. Terdiri dari: ruang penyimpanan
77
mayat perlu ruangan pendingin, ruang penyimpanan jenazah, dan ruang persemayaman, ruang tunggu, dan lain-lain.
4. Tempat Ibadah
Kegiatan ibadah ini dapat berupa masjid atau musholla yang diletakkan dekat dengan bangunan rawat jalan dan rawat inap.
PMRS merupakan kegiatan dimana pelayanan pemeliharaan sarana dan prasarana bangunan rumah sakit dilaksanakan.
2.8.3. Struktur Organisasi