Optimalisasi Fasilitas Pelayanan PENGEMBANGAN PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO-SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

55 1. Adaptabilitas layanan, ini berarti derajat perubahan layanan sesuai dengan tuntutan perubahan yang diminta oleh pengguna. 2. Posisi tawar penggunaklien, semakin tinggi posisi tawar penggunaklien, maka akan semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan yang lebih baik. 3. Tipe pasar, karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan yang ada, dan hubungannya dengan penggunaklien. 4. Locus kontrol, karakteristik ini menjelaskan siapa yang memegang kontrol atas transaksi, apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan. 5. Sifat pelayanan, hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau penyelenggara pelayanan yang lebih dominan

2.2 Optimalisasi Fasilitas Pelayanan

Masalah utama yang berkembang dari suatu kota adalah semakin membesarnya kebutuhan dan fasilitas umum di satu pihak, sedang di lain pihak kota pada umumnya memperlihatkan kemampuan penurunan dalam pengadaannya. Pada kota-kota di Indonesia terdapat proses penurunan tingkat pelayanan fasilitas dan utilitas, hal ini juga terdapat di kota-kota pada negara yang sedang berkembang. Pengadaan fasilitas umum pada dasarnya merupakan tanggung jawab pemerintah, bukan saja dalam pengadaan, pemerintah juga berkewajiban dalam masalah efisiensi dan pemerataan pelayanan bagi warganya. Efisiensi dan pemerataan pelayanan berarti menyediakan fasilitas pelayanan yang dapat 56 dinikmati oleh semua warganya, namun demikian terbatasnya dana mengakibatkan terbatasnya dalam pengadaan fasilitas pelayanan tersebut. Anggaran pemerintah tidak akan cukup untuk membangun fasilitas pelayanan yang dibutuhkan, hal ini karena disamping terbatasnya dana, fasilitas pelayanan juga memerlukan biaya operasional dalam menjalankan fungsinya, akibatnya penambahan fasilitas pelayanan masih sering di bawah standar kebutuhan yang sebenarnya sehingga pemerataan pelayanan bagi warga kota akan sulit dicapai. Permasalahan efisiensi dan pemerataan pelayanan akan berkembang menjadi masalah tesendiri bagi pihak yang menyediakan fasilitas tersebut, yaitu mencari lokasi terbaik bagi fasilitas. Dalam penentuan fasilitas umum, terdapat beberapa pertimbangan yang mempengaruhi termasuk didalamnya pertentangan politis, biaya penetapan suatu tempat dan lain sebagainya Helly, 1975: 140, juga sering dijumpai perbedaan pandangan dari kelompok-kelompok pemakai tentang lokasi terbaik fasilitas tersebut sehingga dalam penentuan lokasinya haruslah diusahakan adanya kesepakatan diantara kelompok-kelompok pemakai tentang dimana sebaiknya menempatkan fasilitas-fasilitas tersebut Rushton, 1979: 17. Dalam hal ini, bagi fasilitas yang sudah menempati suatu lokasi, untuk dapat memberikan pelayanan secara efektif terhadap pemakai, maka perlu dilakukan peningkatan pelayanan tersebut baik secara keruangan maupun kelembagaannya.

2.3 Ruang Kota dan Kesehatan