4.3 Analisis Permintaan Demand
4.3.1. Minat Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan RSUD Tugurejo
Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Semarang dan sekitarnya, khususnya di bagian barat, RSUD Tugurejo menjadi alternatif bagi
masyarakat. Minat masyarakat terhadap pelayanan RSUD Tugurejo semakin bertambah, dengan harapan kualitas pelayanan semakin meningkat.
Bertambahnya minat masyarakat ini menjadi salah satu kajian untuk pengembangan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh RSUD Tugurejo.
Minat masyarakat dapat dilihat dari semakin bertambahnya pengunjungpasien, yang memanfaatkan jasa layanan rumah sakit. Dari hasil
survey lapangan diketahui adanya peningkatan yang cukup besar dari minat masyarakat, hal tersebut dapat dilihat dari bab terdahulu. Dari kunjungan pasien
selama 7 tahun terakhir tahun 2000 sampai dengan 2006, terjadi peningkatan yang cukup besar, sebagaimana tabel di bawah ini :
TABEL 4.21 KUNJUNGAN PASIEN RSUD TUGUREJO
TAHUN 2000 SAMPAI DENGAN 2006
TAHUN BOR
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
UGD OPERASI RADIOLOGI
2000 34,77 9.875
1.035 2.721
107 452 2001 55,41
14.447 2.041
5.644 545 1.189
2002 56,00 21.295
4.790 10.213
983 3.128 2003 68,41
27.609 6.373
11.639 1.224 4.572
2004 65,36 39.300
8.833 14.494
1.955 7.565 2005 68,03
52.978 12.728
17.996 2.152 9.715
2006 76,84 69.702
14.589 20.275
2.632 11.200
Rata-rata kenaikan per
tahun 2000-2006
7,01 38,68
60,38 43,95
101,06 80,24
Sumber : Profil RSUD Tugurejo, 2007
Kunjungan pasien untuk rawat jalan, rawat inap, UGD, operasi dan radiologi sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2006, cukup besar, rata-rata pertahun kenaikan
adalah 38,68 untuk rawat jalan; 60,38 untuk rawat inap; 43, 95 untuk Unit Gawat Darurat; 101,06 untuk pasien operasi dan 80,24 untuk unit radiologi.
Hal ini menunjukkan bahwa RSUD Tugurejo semakin diharapkan oleh masyarakat sebagai tempat pelayanan yang handal.
Bed Occupation Rate BOR, merupakan angka prosentase penggunaan tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Ideal BOR adalah 60 – 85, karena tempat tidur pasien pada rumah sakit tidak layak digunakan
terus-menerus 100, dibutuhkan waktu untuk sterilisasi dari virus atau wabah penyakit pasien sebelumnya. BOR RSUD Tugurejo terus meningkat setiap
tahunnya, seiring dengan peningkatan kunjungan pasien, utamanya pasien rawat inap. Di beberapa tahun tertentu dari tahun 2001-2002 dan 2003-2004 prosentase
kenaikan tidak tinggi bahkan menurun pada 2003-2004, dikarenakan adanya penambahan jumlah tempat tidur pada tahun-tahun tersebut. Namun tahun-tahun
selanjutnya kenaikannya menjadi sangat signifikan yaitu menjadi sebesar 76,84 pada tahun 2006. Rata-rata kenaikan BOR sejak 2000-2006 sebesar 7,01.
Dengan demikian apabila terjadi kenaikan yang sama dalam 2 tahun saja, akan terjadi kekurangan fasilitas tempat tidur atau terjadi dissterilisasi, dan tidak layak
untuk pelayanan kesehatan yang baik. Dis-strerilisasi adalah suatu kondisi dimana sarana kesehatan misalnya tempat tidur tidak sempat distrelisisasi
disucihamakan terlebih dahulu dari pasien sebelumnya karena segera digunakan oleh pasien selanjutnya.
Dari hasil survei yang dilakukan terhadap pasien dan masyarakat sekitar, diperoleh informasi bahwa sampai saat ini pelayanan RSUD Tugurejo dirasa
’baikpuas’65, dan ’cukup baikpuas’ 35. Hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh lokasi yang cukup terjangkau, pelayanan yang baik, akses jalan
yang masih memadai serta biaya pengobatan yang dirasa tidak mahal atau cukup murah. Guna peningkatan pelayanan, masyarakat mengharapkan ada peningkatan
pelayanan secara profesional dengan meningkatkan kebersihan, kenyamanan pasienpengantar, keamanan serta penambahan fasilitas-fasilitas pelengkap.
4.3.2. Potensi Pasar di Wilayah Pelayanan RSUD Tugurejo