Pemahaman ini akan mempengaruhi kemampuan anggota organisasi untuk mengenali, memahami, menguji dan menigkatkan nilai-nilai yang
sudah diyakini, serta mempengaruhi pemahaman tentang kondisi internal dan eksternal organisasi sehingga akhirnya dapat menentukan tindakan
yang paling sesuai dengan konteks permasalahan yang dihadapi. 3. Disiplin Visi Bersama Shared Vision
Disiplin visi bersama merupakan kemampuan dan kemauan seluruh anggota organisasi untuk menumbuhkan kebersamaan pandangan tentang
visi organisasi kemudian meningkatkan komitmen pada pencapaian visi organisasi. Disiplin visi bersama berfokus pada upaya meningkatkan
motif dan kekuatan pengikatan diri pada tujuan organisasi sehingga seluruh karyawan mau dan mampu menunjukan usaha dan semangat
untuk berkorban demi kepentingan bersama agar organisasi dapat berumur panjang.
4. Disiplin Berpikir Tim Team Learning Disiplin belajar tim merupakan disiplin seluruh anggota untuk mampu
dan mau berdialog dan bekerja sama secara sinergis. Disiplin pembelajar tim dimulai dengan dialog dan berpikir bersama sehingga dapat terbentuk
pendalaman yang makin kaya, yang tidak mungkin terbentuk secara individual. Belajar dalam tim penting karena yang menjadi unit belajar
fundamental dalam suatu organisasi modern adalah tim, bukanindividu. Disiplin ini berfokus pada pengembangan kapasitas organisasi untuk
mampu melihat permasalahan dengan cara pandang yang saling melengkapi.
5. Disiplin Berpikir Sistem System Thinking Disiplin berpikir sistem merupakan kemampuan untuk berpikir dan
bertindak secara sistem dengan menimbang permasalahan terkait secara menyeluruh dan terintegrasi. Disiplin berpikir sistem berfokus pada
peningkatan kapasitas organisasi untuk mampu melihat atau mempelajari hubungan keterkaitan seluruh permasalahan dan proses perubahan
secara menyeluruh dan mampu merealisasikan secara tuntas.
2.6. Penelitian Terdahulu
Nugroho 2005 dalam tesisnya yang berjudul Hubungan Penerapan Manajemen Pengetahuan dengan kinerja bertujuan untuk menentukan dan
menjelaskan faktor dominan variabel Manajemen Pengetahuan dan Kinerja serta menjelaskan tingkat hubungan antara keduanya. Hasil penelitian
digunakan untuk menentukan langkah rekayasa strategi penerapan Manajemen Pengetahuan guna mencapai kinerja maksimal. Penelitian ini
menggunakan 2 dua variabel yaitu Manajemen Pengetahuan dan Kinerja. Instrumen penelitian menggunakan Metode Structural Equator Modelling
SEM. Analisis model menggunakan program Linear Structural Relation LISREL. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat penerapan
Manajemen Pengetahuan
sedang. Strategi
penerapan Manajemen
Pengetahuan untuk meningkatkan kinerja diantaranya: Pertama,melanjutkan dan mengembangkan Manajemen Pengetahuan. Kedua, mengembangkan
proses dan mengarahkan pelaksanaan Ba sehingga dapat dengan nyata menunjang transformasi dari spiral pengetahuan secara positif. Ketiga,
membangun tujuan,ukuran dan penilaian kinerja yang terpadu dan tersusun secara hirarkis pada tingkat organisasi, proses dan tugas. Keempat,
Manajemen Pengetahuan sebagai model peningkatan kinerja. Irtanti 2009 dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Penerapan
Organisasi Pembelajar dengan Motivasi dan Kepuasaan Kerja Guru di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia LPP RRI Bogor.
Tujuan penelitian yaitu: Pertama, mengetahui persepsi guru tentang Organisasi Pembelajar, Motivasi Kerja dan Kepuasaan Kerja. Kedua,
menganalisis hubungan Motivasi Kerja dengan pengembangan diri. Ketiga, menganalisis hubungan Organisasi Pembelajar dengan Motivasi Kerja dan
Kepuasan Kerja karyawan. Penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu Organisasi Pembelajar, Motivasi Kerja dan Kepuasaan Kerja. Analisis data
menggunakan Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan hubungan penerapan Organisasi Pembelajar terhadap Motivasi Kerja yaitu :
0,615 yang berarti kuat dan positif . Hubungan antara Organisasi Pembelajar dan Kepuasan Kerja sebesar 0,594 yang berarti agak kuat dan positif.
Sedangkan hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja kuat dan positif dengan nilai korelasi 0,624.
Dwijayanto 2010 dalam skripsinya yang berjudul Analisis Pengaruh Manajemen Pengetahuan Terhadap Komitmen Karyawan Pada PTX Tbk,
Cabang Bogor bertujuan untuk mempelajari penerapan manajemen pengetahuan pada PTX Tbk , mempelajari aplikasi komitmen karyawan
pada PTX Tbk, dan menganalisis pengaruh manajemen pengetahuan terhadap komitmen karyawan pada PTX Tbk. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode convenience sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif , Analisis Intepretasi, Teknik Korelasi
Pearson Product Moment, dan Analisis Regresi Linear. Berdasarkan hasil penelitian, nilai korelasi antara manajemen pengetahuan dengan komitmen
karyawan adalah sebesar 0,827. Hal ini menunjukkan telah terjadi hubungan kuat dan positif, berarti semakin besar manajemen pengetahuan yang ada di
perusahaan, maka semakin besar pula komitmen karyawan pada perusahaan. Pembelajaran yang diambil dari penelitian-penelitian terdahulu adalah
penggunaan variabel Manajemen Pengetahuan dengan indikator yaitu konversi pengetahuan,spiral pengetahuan dan Ba, serta penggunaan variabel
Organisasi Pembelajar dengan indikator yaitu disiplin penguasaan pribadi, disipilin model mental, disiplin visi bersama, disiplin berpikir tim dan
disiplin berpikir sistem. Selain itu penelitian terdahulu juga dijadikan pembelajaran dalam menggunak ananalisis data korelasi Rank Spearman
dan Regresi Linear.