Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

DKI Jakarta menerima siswa-siswi sekolah menengah pertama dengan rata- rata nilai UAN terendah antara 27,00 sampai 28,00 www.kompas.com. Keberadaan SMA dengan kategori plus dimaksudkan agar sekolah dapat memberikan pelayanan yang lengkap kepada masyarakat, dalam bentuk pemberian fasilitas kepada siswa-siswi berbakat untuk meningkatkan kemampuannya. Globalisasi yang juga terasa akibatnya dalam dunia pendidikan ini tentu saja menimbulkan persaingan antar sekolah menengah atas, baik negeri ataupun swasta dan tidak terkecuali dengan SMA Plus PGRI Cibinong. Semakin besar tantangan pada era globaliasi membuat setiap sekolah menengah atas harus sigap dalam mengatasinya, agar tidak tersaingi dengan sekolah menengah atas lain. Keunggulan bersaing menjadi salah satu hal yang patut diperhatikan. Tabel 1. Data SMA di Cibinong Nama sekolah Nilai Akreditasi Peringkat akreditasi Tanggal Penetapan Akreditasi SMA Negeri 3 Cibinong 68,84 C 3 november 2008 SMA Al Asiyah 85,54 A 28 oktober 2011 SMA Mardi Waluya 85,59 A 3 november 2008 SMA Al Nur 86,40 A 17 oktober 2009 SMA Citra Nusa 91,58 A 9 november 2010 SMA Islam Al Madina 92,05 A 9 november 2010 SMA Negeri 1 Cibinong 95,29 A 28 oktober 2011 SMA Negeri 2 Cibinong 95,34 A 9 november 2010 SMA PLUS PGRI Cibinong 95,89 A 25 november 2008 Sumber: Data Badan Akreditasi Propinsi SekolahMadrasah Propinsi Jawa Barat SMA Plus PGRI Cibinong menyadari akan persaingan dengan sekolah menengah atas lain dan memasukan pengembangan pendidikan sebagai salah satu pilar dalam mengembangkan SMA Plus PGRI Cibinong sebagai sekolah yang berwawasan global. Suatu sekolah menengah atas yang berhasil dalam persaingan prestasi antar sekolah tidak hanya berdasarkan pada kemampuan modal capital yang dimilikinya, tetapi juga berdasarkan bagaimana SMA Plus PGRI Cibinong tersebut mampu mengelola modal lain yang dimilikinya, dalam hal ini peranan SDM sumber daya manusia menjadi salah satu asset berharga yang dimiliki SMA Plus PGRI Cibinong. Peranan SDM ini sendiri dapat ditingkatkan dengan merubah budaya SMA Plus PGRI Cibinong, menuju SMA Plus PGRI Cibinong dengan penerapan manajemen pengetahuan melalui penerapan quantum learning atau dikenal sebagai organisasi pembelajar. Organisasi pembelajar memilih mengembangkan pengetahuan baru untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul. Salah satu faktor yang mepengaruhi kualitas atau mutu pendidikan adalah kompetensi siswa. Sementara itu, kompetensi siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri siswa, seperti intelegensi, minat, motivasi dan faktor lingkungan seperti guru, kurikulum, fasilitas, dan lain- lain. Salah satu faktor yang banyak mempengaruhi proses dan kualitas pengajaran adalah faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, yaitu motivasi belajar siswa, oleh karena itu guru harus mampu menciptakan situasi yang dapat menunjang perkembangan belajar siswa, termasuk dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga akan dapat meningkatkan hasil belajar. Orientasi studi manajemen pendidikan masih cenderung melihat sesuatu yang tampak di mata tangible, kurang memperhatikan sesuatu yang tidak kelihatan intangible seperti nilai, tradisi dan norma yang menjadi budaya. Beberapa tahun terakhir orang banyak beranggapan bahwa strategi, struktur, dan sistem adalah fokus dan faktor yang menjadi pendorong kesuksesan lembaga pendidikan. Namun kesuksesan lembaga pendidikan justru terletak pada pengelolaan dan penerapan manajemen pengetahuan yang meliputi nilai, tradisi, norma, yang direkat oleh kepercayaan, keakraban dan tanggung jawab yang menentukan kesuksesan lembaga pendidikan. Untuk dapat mengelola pengetahuan diperlukan pimpinan yang transformatif, memahami filosofi organisasi, mampu merumuskan visi, misi organisasi, dan menerapkannya melalui proses perencanaan organisasi Mangkuprawira, Tb. Sjafri. 2008. SMA Plus PGRI Cibinong sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkaya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Demikian kompleksnya tujuan tersebut, maka dalam memberikan layanan pendidikan kepada siswa khususnya dan masyarakat pada umumnya maka perlu diterapkannya manajemen pengetahuan dengan baik. Oleh sebab itu SMA Plus PGRI Cibinong menyadari adanya pergeseran dinamika internal perkembangan dan perubahan peran dan tuntutan eksternal yang semakin berkembang. Pada tahun 20022003 SMA Plus PGRI Cibinong mengadakan reformasi yang signifikan dalam konsep Quantum learning http:info.smapluspgri.sch.id. Pada tanggal 11 Desember 2003 sekolah ini diresmikan sebagai SMA PLUS PGRI CIBINONG. Dengan program yang telah dicanangkan sebelumnya SMA PLUS PGRI CIBINONG di tahun ajaran 20042005 mampu mengembangkan Teknologi Informasi sebagai program yang mendukung dalam pembelajaran, pabrikasi komputer, dan juga aspek bisnis dari Teknologi Informasi IT yang telah diterapkan kepada para siswa-nya. Tabel 2. Akreditasi SMA Plus PGRI Cibinong Tahun Peringkat Akreditasi 19781979-19821983 Terdaftar 19831984 - 19871988 Diakui 19881989 - 20032004 Disamakan 20042005-20072008 Terakreditasi A Sumber: Buku Data SMA Plus PGRI Cibinong Pada tahun 2009 SMA Plus PGRI Cibinong bersama SMA Plus Muthahhari Bandung, SMA YPHB Bogor dan SMA Al Bayan Sukabumi semua sekolah swasta ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan SMA sebagai sekolah Pusat Sumber Belajar” untuk provinsi Jawa Barat. Tabel 3. Sekolah Pusat Sumber Belajar di Jawa Barat Nama sekolah Nilai akreditasi Peringkat akreditasi Tanggal penetapan akreditasi SMA YBHB Bogor 90,21 A 25 November 2008 SMA Muthahhari Bandung 91,86 A 17 Oktober 2009 SMA Al-Bayan Sukabumi 95,03 A 28 Oktober 2011 SMA Plus Pgri Cibinong 95,89 A 25 November 2008 Sumber: Data Badan Akreditasi Propinsi SekolahMadrasah Propinsi Jawa Barat Berkaitan dengan pelaksanaan program jaringan Pendidikan Nasional Jardiknas, sekolah yang ditunjuk sebagai Pusat Sumber Belajar PSB ini hanyalah SMA yang telah mampu mengembangkan pembelajaran berbasis TIK teknologi Informasi dan komunikasi http:info.smapluspgri.sch.id. Dengan modal sekolah PSB pusat sumber belajar ini, maka SMA Plus PGRI Cibinong dapat menjadi sebagai salah satu qiblat pendidikan nasional. Kualitas dan watak SMA Plus PGRI Cibinong adalah nasional, sekolah rakyat, tidak eksklusif sehingga tidak mahal tapi berkualitas. Dapat diterapkan diseluruh daerah Indonesia. Memiliki Infrastruktur, sarana dan prasarana pembelajaran berwawasan Internasional. Didukung oleh SDM guru yang professional dan memiliki dedikasi tinggi. Menggunakan metodologi dan filosofi pembelajaran modern. Memiliki rombongan belajar yang besar, 33 kelas dengan jumlah siswa ± 1500 orang. Jenjang akreditasi sekolah “Amat Baik” A95,89. SMA Plus PGRI Cibinong adalah Sekolah Kategori Mandiri SKM atau Sekolah Standar Nasional SSN, dan Sekolah Pusat Sumber Belajar PSB. SMA Plus PGRI Cibinong juga dikenal dengan sebutan “sekolahnya umum kejuruanya banyak”. Hal ini dikarenakan memiliki program-program keterampilan sesuai dengan bakat siswa. Program-program ini kemudian menjadi Plus-nya SMA Plus PGRI Cibinong. Sejak tahun 1999 sampai saat ini SMA Plus PGRI Cibinong telah menerima kunjungan studi banding dari berbagai pelosok tanah air. Sampai saat ini tercatat 19 provinsi telah berkunjung ke SMA Plus PGRI Cibinong. SMA Plus PGRI Cibinong termasuk 56 sekolah unggulan dari seluruh Indonesia yang diminta masukan atau saran oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP pada saat menyusun 8 standar pendidikan nasional. Perubahan strategi menuntut adanya pengelolaan pengetahuan yang lebih mendalam. Strategi pengelolaan manajemen pengetahuan merupakan faktor yang perlu diperhatikan oleh organisasi. Reformasi yang signifikan dalam konsep Quantum learning yang diterapkan oleh SMA Plus PGRI Cibinong pada tanggal 11 Desember 2003 telah membawa perubahan pada kualitas sekolah dimana pada Tabel 2 ditunjukkan bahwa setelah melakukan perubahan konsep dan strategi, maka SMA Plus PGRI Cibinong mampu meraih akreditasi A pada tahun 2008, dimana pada tahun tersebut telah dilakukan penerapan manajemen pengetahuan. Selain mampu memperoleh akreditasi A, SMA Plus PGRI Cibinong mampu mengungguli SMA lainnya di wilayah Cibinong dengan memperoleh nilai akreditasi tertinggi dari badan akreditasi propinsi jawa barat dengan nilai akreditasi 95,89. Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa pada tahun berikutnya SMA Plus PGRI Cibinong ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan SMA sebagai sekolah Pusat Sumber Belajar” untuk provinsi Jawa Barat. Sedemikian pentingnya peranan quantum learning telah disadari oleh SMA Plus PGRI Cibinong sebagai salah satu strategi bersaing untuk memenangkan kompetisi dengan SMA lainnya. Namun dalam penerapannya SMA Plus PGRI Cibinong perlu untuk melihat seberapa besar pengaruh quantum learning terhadap sekolah dalam konteks organisasi pembelajar, selain itu SMA Plus PGRI Cibinong juga perlu melihat seperti apa dan bagaimana tanggapan dan pemahaman guru terhadap hal-hal yang terkait dengan quantum learning dan organisasi pembelajar guna menyusun kebijakan dan strategi masa depan, hal-hal seperti apa yang mampu membuat guru untuk lebih terlibat dalam proses manajemen pengetahuan dalam konteks quantum learning dan bagaimana tata kelola manajemen pengetahuan dalam konteks quantum learning yang mampu mempermudah proses transfer pengetahuan dari satu individu dengan individu lainnya. Untuk dapat melihat pengaruh serta hal terkait pengelolaan pengetahuan dengan penerapan quantum learning, maka akan dibahas dalam penelitian ini.

1.2. Perumusan Masalah

Quantum Learning yang diterapkan oleh SMA Plus PGRI Cibinong yang berorientasi terhadap pengetahuan guna menciptakan keunggulan bersaing dengan SMA lain. Pengetahuan yang menjadi asset tak terlihat intangible asset milik SMA Plus PGRI Cibinong harus mampu dibangun menjadi sebuah kesatuan yang mampu diterapkan oleh semua guru. Semakin tinggi pengetahuan guru, maka akan semakin mudah pula tersebut untuk mengikuti perubahan dan tantangan yang terjadi dalam iklim pekerjaan. Untuk itulah diperlukan suatu sistim atau tata kelola yang dapat menciptakan manajemen pengetahuan untuk mencapai visi, misi SMA PLUS PGRI Cibinong. Berdasarkan latar belakang mengenai penerapan manajemen pengetahuan dengan menggunakan quantum learning yang dilaksanakan SMA PLUS PGRI Cibinong sebagai organisasi pembelajar, maka permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan Quantum Learning pada SMA PLUS PGRI Cibinong? 2. Bagaimana keadaan Organisasi Pembelajar pada SMA PLUS PGRI Cibinong? 3. Bagaimana pengaruh Quantum Learning terhadap Organisasi Pembelajar pada SMA PLUS PGRI Cibinong ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi aspek terkait dengan Quantum Learning pada SMA PLUS PGRI Cibinong 2. Mengidentifikasi aspek terkait Organisasi Pembelajar pada SMA PLUS PGRI Cibinong 3. Menganalisis pengaruh penerapan Quantum Learning terhadap Organisasi Pembelajar pada SMA PLUS PGRI Cibinong

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitan ini adalah: 1. Memberikan informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan dan menyusun kebijakan yang berkaitan dengan quantum learning dan organisasi pembelajar kepada pihak SMA PLUS PGRI Cibinong. 2. Memberikan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan. 3. Sebagai bahan pembelajaran, meningkatkan pengetahuan dan penerapan ilmu-ilmu manajerial.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Fokus penelitian ini terbatas pada persepsi guru terhadap manajemen pengetahuan dengan penerapan Quantum Learning pada SMA PLUS PGRI Cibinong dan organisasi pembelajar, serta pengaruh quantum learning