Pengetahuan Siklus Konversi Pengetahuan

Kedua jenis pengetahuan tersebut oleh Nonaka dan Takeuchi 1995 dikonversi dalam 4 proses konversi pengetahuan, yaitu: sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Keempat proses ini disebut SECI PROCESS S: Socialization, E: Externalization, C: combination, I: Internalization. Masing-masing proses melibatkan perubahan satu bentuk pengetahuan tacit atau explicit ke bentuk pengetahuan lain tacit atau explicit. Model ini memfokuskan pada persoalan penting pada bagaimana pengetahuan dapat diciptakan melalui pembagian keorganisasian dan menjadi berguna untuk mengidentifikasi dan menilai aktifitas-aktifitas penting tertentu dalam manajemen pengetahuan. Tabel 4. Jenis Pengetahuan Dari Menuju Proses Tacit Tacit Sosialisasi socialization : melalui interekasi social antar individu baik secara sadar ataupun tidak sadar. Tacit Explicit Eksternalisasi externalization: pendokumentasian secara tertulis pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang Explicit Explicit Kombinasi : Penggabungan beberapa pengetahuan tertulis menjadi pengetahuan yang baru Explicit Tacit Internalisasi : Pengetahuan tertulis yang ada lalu dirubah oleh individu menjadi pengetahuan personal mereka Sumber: Empat Model Konversi Knowledge SECI Process, Nonaka Takeuchi, 1995

2.3. Manajemen Pengetahuan

Manajemen Pengetahuan MP menurut Tjakrattmadja dan Donald 2006 menyatakan bahwa manajemen pengetahuan merupakan langkah- langkah sistematik untuk mengelola pengetahuan dalam suatu organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan kompetitif. Dalam hal ini, manajemen pengetahuan merupakan proses sistematik untuk menemukan, memilih, mengorganisasikan, menyarikan dan menyajikan informasi dengan cara tertentu, sehingga para karyawan mampu memanfaatkan dan meningkatkan kemampuan dan penguasaan pengetahuan dalam suatu bidang kajian yang spesifik, untuk kemudian menginstitusionalisasikannya menjadi pengetahuan organisasi atau perusahaan. Menurut Randeree 2006 menyatakan bahwa manajemen pengetahuan semakin berperan penting dalam bisnis dari banyak organisasi, karena mereka menyadari bahwa daya saing tergantung pada manajemen sumber daya intelektual yang efektif. Sejalan dengan Renderee, dalam jurnal majanemen pengetahuan yang ditulis Yudhianto, dkk 2008 memahami manajamen pengetahuan sebagai sebagai sebuah sistem manajemen yang menangkap aspek model mapan organisasi dan memperluasnya untuk menyediakan metodologi praktis.

2.3.1. Pengetahuan dan Penciptaan Pengetahuan

Posisi pengetahuan sedemikian sentralnya sehingga esensi perusahaan adalah organisasi pengetahuan Brown dan Duguid, 2002 yang dikutip Sangkala, 2007. Model yang dikemukakan memperhitungkan pengetahuan individual individual knowledge sebagai starting point bagi penciptaan pengetahuan keorganisasian . Dan sejak informasi telah menjadi bahan dasar raw material dari pegangan pengetahuan individual, maka ia merupakan landasan dasar dari organisasi pengetahuan knowledge organization. Cut Zurnali 2010 menambahkan bahwa pengetahuan individual yang muncul merupakan kombinasi dari informasi, interpretasi, refleksi, dan pengalaman dalam sebuah konteks yang pasti certain context. Selanjutnya perlu dipertimbangkan juga pentingnya mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang ada. Oleh sebab itu, menurut Cut Zurnali 2010, pengetahuan individual diciptakan ketika informasi berjalan melalui proses internal yang mencakup interpretasi, refleksi dan menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang ada pada individu sehingga dapat diaplikasikan ke dalam situasi atau konteks baru. Agar mendorong individu memproses informasi untuk menciptakan pengetahuan, maka setiap proses pembelajaran harus punya arti.