Pengujian Hipotesis HASIL DAN PEMBAHASAN

10 dengan derajat kebebasan df = N-k, ketentuan pengujian hipotesis sebagai berikut:

a. H

o : ρ = 0, Artinya tidak terdapat pengaruh antara quantum learning terhadap organisasi pembelajar

b. H

a : ρ ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh antara quatum learning terhadap organisasi pembelajar Hasil uji-t antara quantum learning terhadap organisasi pembelajar dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Uji-t S u m b e Sumber: Hasil Perhitungan Software SPSS 15.0 for Windows 2013 Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai t hitung antara quantum learning terhadap organisasi pembelajar sebesar 2,866, sementara untuk t tabel dengan tingkat signifikan α level of significant 0.1 dan df = N-k yaitu 55-2= 53, maka didapat hasil t tabel sebesar 1,674. Nilai t hitung t tabel maka tolak H o dan terima H a , yang berarti terdapat pengaruh antara quantum learning terhadap organisasi pembelajar.

4.8. Analisis Tabulasi Silang Crosstab

Analisis tabulasi silang digunakan untuk mengetahui persepsi guru terhadap quantum learning pada SMA Plus PGRI Cibinong dengan karakteristik guru, yaitu jenis kelamin, jenjang pendidikan, usia dan masa kerja. Perhitungan tabulasi silang menggunakan Software SPSS 15.0 for Windows. 1. Jenis Kelamin Tabulasi silang jenis kelamin terhadap quantum learning dari 55 guru pada SMA Plus PGRI Cibinong yang terdiri dari pria dan wanita dengan persepsi yang terbagi atas 5 kelompok, yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah. Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 34,568 12,062 2,866 ,006 Manajemen_ Pengetahaun ,746 ,105 ,698 7,089 ,000 Berdasarkan Lampiran 12 menunjukkan bahwa guru wanita mendominasi dibanding pria. Guru dengan jumlah 16 orang memiliki persepsi setuju terhadap quantum learning. Sedangkan, guru pria dengan jumlah 14 orang memiliki persepsi cukup setuju terhadap quantum learning. Untuk keseluruhan faktor mengenai quantum learning dirasakan baik oleh guru pria dan wanita menjadi suatu kebutuhan dan faktor cara pandang setiap guru terhadap quantum learning tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. 2. Tingkat Pendidikan Tabulasi silang tingkat pendidikan terhadap quantum learning dari 55 guru pada SMA Plus PGRI Cibinong terdiri dari S1, S2 dan S3. Berdasarkan Lampiran 13 menunjukkan bahwa guru dengan jenjang pendidikan S1 dengan jumlah 22 orang memiliki persepsi setuju terhadap quantum learning. Berdasarkan jumlah populasi, jenjang pendidikan S1 yang mendominasi dari keseluruhan jenjang pendidikan guru Sma Plus PGRI Cibinong, dengan jumlah 49 orang, dengan 22 orang yang menyatakan setuju terhadap quantum learning dapat mengindikasikan bahwa kegiatan belajar dengan sistem modern yang berbasiskan quantum learning dirasakan oleh guru sebagai cara yang mampu mewujudkan proses belajar mengajar yang lebih interaktif, sehingga guru tidak hanya sebagai pemberi materi, namun siswa –pun mampu berperan aktif, ini dipermudah dengan adanya transfer pengetahuan tacit dan juga explicit, sehingga antar satu guru dengan guru lainnya dapat berbagi pengetahuan yang baru, bagaimana cara memahami perilaku siwa dan juga bagaimana quantum learning dapat mewujudkan visi dan misi sekolah. 3. Usia Tabulasi silang usia terhadap quantum learning dari 55 guru pada SMA Plus PGRI Cibinong terbagi menjadi 30 tahun, 31-40 tahun, 41- 50 tahun, 51-60 tahun dan 60 tahun. Berdasarkan Lampiran 14 menunjukkan bahwa guru dengan usia 31-40 tahun dengan jumlah 10 orang memiliki persepsi setuju terhadap