79 seseorang yang mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi terhadap label dan
makanan halal dan seseorang yang memiliki pengetahuan yang tidak cukup mendalam terhadap label dan makanan halal dapat mengkonsumsi produk
Magnum. Dengan demikian tingkat pengetahuan terhadap label dan makanan halal tidak mempengaruhi persepsi produk Magnum setelah adanya isu lemak
babi.
5.9 Analisis Sikap Konsumen terhadap Produk Es Krim Magnum setelah Isu Lemak Babi
Pada analisis sikap konsuemen terhadap produk es krimMagnum setelah adanya isu lemak Babi, Variabel bebas dalam model logit untuk menentukan
sikap positif terhadap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi berbeda dengan model logit pada tingkat persepsi. Dimana dalam model logit untuk sikap
positif terhadap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi ditambahkan satu variabel bebas yaitu tingkat persepsi responden setelah adanya isu lemak babi.
Sehingga variabel bebas yang digunakan dalam model logit ini menjadi usia, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran, Tingkat pengetahuan produk Magnum,
tingkat pengetahuan label dan makanan halal, dan tingkat persepsi konsumen terhadap produk es krim Magnum setelah adanya isu lemak babi.
Dari 86 responden yang diwawancarai, sebanyak 48 responden memiliki sikap untuk berhenti mengkonsumsi produk Magnum setelah adanya isu lemak
babi, dan sebanyak 38 responden memiliki sikap positif atau melanjutkan untuk mengkonsumsi produk Magnum setelah adanya isu lemak babi. Pada tingkat
kepercayaan 85 persen α=0,15, nilai statistic G untuk model logistik ini adalah 13.528
yang signifikan pada α=0,095 Lampiran 6. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan model tersebut cukup baik, artinya paling sedikit ada satu
variabel yang berpengaruh nyata nilai koefisien tidak sama dengan nol terhadap sikap positif terhadap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi.
Nilai koefisien pada output regresi logistik menunjukkan bagaimana pengaruh variabel bebas tersebut terhadap variabel tak bebas Y, Y=1. Jika nilai
koefisiennya negatif menunjukkan kemungkinan keputusan Y=1 berkurang atau punya pengaruh negatif terhadap Y=1. Sedangkan jika koefisiennya positif,
80 peluang untuk keputusan Y=1, lebih besar atau punya pengaruh positif terhadap
keputusan. Data masing-masing responden untuk tiap-tiap variabel terdapat pada lampiran 4 . Ringkasan hasil estimasi model regresi logistik terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi sikap positif responden terhadap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi. dengan menggunakan teknik Maximum Likelihood
Estimate tampak pada Tabel 28. Adapun beberapa Tabel output regresi logistik SPSS yang penting dapat dilihat pada lampiran 6.
Tabel 28. Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Terhadap Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Sikap konsumen untuk Memiliki Sikap Baik Terhadap Produk Magnum Setelah Adanya Isu Lemak Babi
Variabel Koefisien
S.E. Wald
df Sig.
ExpB
Usia x1 .010
2 .995
Usiax11 21.782
28035.89 5
.000 1
.999 28819370
69.178 Usia x12
-.072 .716
.010 1
.919 .930
Pendidikan x21 -.709
.854 .690
1 .406
.492 Pekerjaan x31
-1.128 .679
2.757 1
.097 .324
Pengeluaran x4 2.615
3 .455
Pengeluaran x4 1 22.894
40193.07 6
.000 1 1.000
87685886 78.581
Pengeluaran x4 2 22.198
40193.07 6
.000 1 1.000
43693963 99.792
Pengeluaran x4 3 21.218
40193.07 6
.000 1 1.000
16404214 04.372
T.Pengetahuan Produk
Magnum x5 .247
2 .884
T.Pengetahuan Produk
Magnum x51 -.322
.911 .125
1 .724
.725 T.Pengetahuan
Produk Magnum x52
-.087 .878
.010 1
.921 .916
T.Pengetahuan Label
dan Makanan Halal x6
.097 2
.953 T.Pengetahuan
Label dan
Makanan Halal x61 -21.182
40192.97 .000
1 1.000 .000
T.Pengetahuan Label
dan Makanan Halal x62
.157 .504
.097 1
.756 1.170
T.Persepsi Konsumenx71 .940
.537 3.072
1 .080
2.561 Constant
-22.056 40193.07
6 .000
1 1.000 .000
Nilai Chi-Square atau Statistik Hosmer dan Lameshow adalah 13,528 dengan Sig 0,095, nilai statistik model Chi-Square test adalah 13,694
Setelah koefisien masing-masing parameter diestimasi, perlu dilakukan pengujian apakah variabel penjelas yang diikutsertakan dalam model mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap variabel tidak bebas. Ada dua cara yang dapat
81 dipergunakan untuk melakukan pengujian tersebut yaitu wald test dan likelihood
ratio test. Dengan uji Wald, variabel penjelas dikatakan mempunyai pengaruh yang nyata pada taraf α jika P-value sig. variabel tersebut lebih kecil atau sama
dengan α tingkat peluangsignifikansi yang dipakai. Sementara dengan uji ratio
likelihood , variabel penjelas dikatakan mempunyai pengaruh yang nyata pada α
jika P-value variabel tersebut lebih kecil atau sama dengan α tingkat peluang
yang dipakai. Dalam penelitian in digunakan metode wald test. Berdasarkan Tabel produk Magnum setelah adanya isu lemak babi, terdapat dua variabel yang
signifikan mempengeruhi sikap konsumen dengan hasil p value 15 persen, yaitu variabel pekerjaan dengan tingkat persepsi konsumen terhadap produk es krim
Magnum setelah adanya isu lemak babi ditemukan berpengaruh nyata terhadap sikap konsumen terhadap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi.
Sedangkan usia, pendidikan, tingkat pengetahuan label dan makanan halal, tingkat pengetahuan terhadap produk Magnum, merupakan variabel-variabel yang tidak
signifikan mempengaruhi keputusan konsumen untuk memiliki sikap yang positif terhadap penelitian ini. Hasil pengolahan analisis regresi logistik dari enam
variabel bebas baik yang berpengaruh maupun tidak berpengaruh terhadap sikap konsumen terhadap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Usia
Berdasarkan hasil logistik pada Tabel 28, bahwa nilai P-value usia lebih besar dari α=0,15 yang berarti tidak signifikan atau variabel usia tidak
mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi. Jenis produk Magnum yang merupakan produk pangan yang dapat
dikonsumsi oleh semua golongan usia mulai dari anak-anak sampai orang tua tidak membatasi usia konsumennya untuk memiliki pandangan atau sikap
terhadap produk Magnum. Dengan demikian usia tidak berpengaruh terhadap sikap konsumen terhadap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi.
2. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil logistik pada Tabel 28, nilai P-value tingkat pendidikan lebih
besar dari α=0,15 yang berarti tidak signifikan atau variabel pendidikan tidak mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk Magnum setelah adanya
82 isu lemak babi. Produk Magnum merupakan produk yang dapat dikonsumsi oleh
siapa saja baik orang yang berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan rendah, sehingga baik konsumen yang memiliki pendidikan tinggi maupun yang
tidak berpendidikan tinggi tidak mempengaruhi sikap terhadap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi.
3. Pekerjaan
Nilai P-value pekerjaan yang lebih Kecil dari α=0,15 Tabel 28, dimana
nilai p value 0,097 alpha 15 persen, nilai odds ratio sebesar 0.324 artinya peluang seorang pegawai untuk persepsi baik dibanding tidak baik adalah 0.324
kalinya dari non pegawai. Berarti kecenderungan pegawai untuk bersikap positif mengkonsumsi es krim Magnum setelah adanya isu lemak babi lebih besar dari
yang konsumen yang non pegawai. Hal ini dapat dimengerti karena konsumen yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai label dan makanan halal dan produk Magnum, sehingga konsumen pegawai juga lebih banyak memiliki sikap positif terhadap produk Magnum
setelah adanya isu lemak babi.
4. Pengeluaran
Berdasarkan Tabel 28, bahwa variabel pengeluaran memiliki nilai P-value yang lebih besar
dari α=0,15 yang berarti bahwa variabel pengeluaran tidak berpengaruh nyata terhadap sikap produk Magnum setelah adanya isu lemak
babi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan konsumen yang memiliki tidak mempengaruhi terhadap sikap konsumen terhadap produk es krim Magnum
setelah adanya isu lemak babi
5. Tingkat pengetahuan terhadap produk Magnum
Berdasarkan Tabel 28, nilai P-value Tingkat pengetahuan terhadap produk Magnum lebih besar dari α=0,15 yang berarti variabel tingkat pengetahuan produk
Magnum tidak berpengaruh secara nyata terhadap sikap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi. Produk Magnum merupakan produk yang dapat dinikmati
oleh semua masyarakat sehingga seseorang yang mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi terhadap produk Magnum dan seseorang yang memiliki pengetahuan
yang tidak cukup mendalam terhadap produk Magnum dapat mengkonsumsi produk Magnum. Dengan demikian tingkat pengetahuan terhadap produk
83 Magnum tidak mempengaruhi sikap produk Magnum setelah adanya isu lemak
babi.
6. Tingkat Pengetahuan Label dan Makanan Halal
Berdasarkan Tabel 28, nilai P-value Tingkat pengetahuan terhadap label dan
makanan halal lebih besar dari α=0,15 yang berarti variabel tingkat pengetahuan label dan makanan halal tidak berpengaruh secara nyata terhadap
sikap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi. Produk Magnum merupakan produk yang dapat dinikmati oleh semua masyarakat sehingga
seseorang yang mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi terhadap label dan makanan halal dan seseorang yang memiliki pengetahuan yang tidak cukup
mendalam terhadap label dan makanan halal dapat mengkonsumsi produk Magnum. Dengan demikian tingkat pengetahuan terhadap label dan makanan
halal tidak mempengaruhi sikap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi.
7. Tingkat Persepsi Konsumen terhadap Produk Es Krim Magnum setelah
Adanya Isu Lemak Babi
Nilai P-value tingkat persepsi lebih kecil dari α=0,15 yang berarti variabel
tingkat persepsi mempengaruhi sikap terhadap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi. Nilai koefisiennya negatif dan odd-rationya sebesar 2.561. Hal ini
berarti konsumen yang berpersepsi baik untuk bersikap positif 2.561 kali lebih tinggi dari konsumen yang berpersepsi buruk. Berarti kecenderungan konsumen
yang berpersepsi Baik untuk mempunyai sikap baik lebih besar dari yang konsumen yang berpersepsi Buruk.
Hasil analisis logistik menunjukkan bahwa variabel persepsi konsumen mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu produk. Setiap individu membuat
keputusan berdasarkan persepsi mereka sehingga konsumen bertindak pada umumnya berdasarkan persepsi mereka adalah hal yang benar. Pada penelitian ini
khususnya terhadap produk es krim Magnum setelah adanya isu lemak babi, persepsi buruk konsumen akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk
tersebut, apakah berhenti untuk mengkonsumsi atau tetap mengkonsumsi produk Magnum.
84
5.10 Sikap Konsumen terhadap Atribut Es Krim Magnum Dan Campina Bazooka Setelah Adanya Isu Lemak Babi
Sikap merupakan suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan, mendukung
atau tidak mendukung secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan, Engel, Blackwell,dan Miniard 1995.
Nilai dari sikap merupakan hasil perkalian antara evaluasi kepentingan ei dan evaluasi tingkat kepercayaan bi. Pada penelitian ini konsumen Es krim
Magnum dan konsumen Es krim Campina Bazooka akan memberikan penilaian sikapnya terhadap Es krim Magnum dan Es krim Campina Bazooka terhadap
keamanan Es krim Magnum dengan adanya isu lemak babi, yang terdiri dari empat kategori, yaitu negatif, netral, positif dan sangat positif. Penilaian
dilakukan dengan melihat besarnya total nilai sikap dari produk Es krim Magnum dan Campina Bazooka yang diberikan oleh konsumen.
Pada tahap ini Konsumen es krim dengan kedua merek tersebut diminta untuk memberikan penilaiannya terhadap atribut-atribut yang telah disampaikan
sebelumnya yang terdapat didalam es krim Magnum maupun Campina Bazooka dengan melihat keamanan pangan yang dapat melindungi produk tersebut,
sehingga dengan demikian dapat diketahui penilaian sikap konsumen terhadap kinerja dari produk tersebut secara keseluruhan. Penilaian kinerja bertujuan
untuk mengetahui tingkat manfaat atau kegunaan yang di rasakan oleh konsumen dengan mengkonsumsi produk tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kinerja
produk es krim baik merk Magnum ataupun Campina Bazooka sesuai dengan kepentingan konsumen. Kesesuaian kinerja produk es krim dengan kepentingan
konsumen kedua merk es krim tersebut dapat diketahui melalui penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan pada atribut yang mempengaruhi
kepuasan konsumen terhadap produk yang dikonsumsinya. Penilaian terhadap sikap dapat dilihat pada tabel 28.
Pada Tabel 28 dapat diketahui bahwa penelitian sikap konsumen terhadap atribut Es krim Magnum adalah Netral, hal ini dapat dilihat dari nilai total sikap
konsumen, yaitu sebesar 153,7 yang dikategorikan kedalam sikap yang netral. Penilaian skor tertinggi terdapat pada atribut rasa dan izin depkes. Hal ini
menunjukkan bahwa penilaian konsumen terhadap atribut-atribut tersebut sangat
85 baik. Untuk itu konsumen mengharapkan bahwa kepercayaan yang diberikan
terhadap atribut ini dapat memberikan manfaat bagi konsumen. Namun isu mengenai lemak babi pada es krim Magnum mendapatkan respon yang cukup
mengganggu namun konsumen masih tetap mempercayai bahwa es krim Magnum halal untuk dikonsumsi, hal ini terbukti dari skor kehalalan es krim Magnum
sebesar 17,6 yang berada pada kategori sikap positif. Atribut Es krim Magnum yang mendapatkan skor terendah adalah atribut ketersediaan. Ternyata
ketersediaan tidak menjadi atribut yang dianggap penting oleh konsumen. Sikap konsumen terhadap Es krim Campina Bazooka dapat dikatakan
netral, hal ini dapat dilihat dari nilai sikap total sikap, yaitu sebesar 147,4 yang dikategorikan kedalam sikap netral. Penilaian skor tertinggi terdapat pada atribut
kehalalan dan izin depkes. Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat diketahui bahwa penilaian terhadap atribut tersebut sangat baik. Sedangkan atribut
Campina Bazooka yang dinilai kurang baik adalah merek dan ketersediaan. Penilaian konsumen terhadap masing-masing atribut dari produk Magnum
dan Campina Bazooka akan dibahas satu persatu berdasarkan kepentingan dan kinerja atribut-atribut tersebut yang telah dianalisis dan dibandingkan dengan nilai
rata-rata keseluruhan atribut. Informasi mengenai perhitungan rata-rata penilaian kepentingan dan kinerja dari produk Magnum dan Campina Bazooka dapat dilihat
pada tabel 29.
86
Tabel 29. Perhitungan Rata-rata Penilaian Kepentingan dan Kinerja serta sikap
Pada Atribut Es krim Magnum dan Campina Bazooka
Atribut Evaluasi
ei Tingkat Kinerja bi
Nilai Sikap Ao Kategori Sikap
Gap Sikap es krim
Magnum dan
Campina
Magnum Campina
Bazooka Magnum
Campina Bazooka
Magnum Campina
Bazooka Rasa
4.78 4.41
3.8 21.079
18.164
Positif Netral
2.9158
Kehalalan
4.75 3.71
3.97 17.622
18.857
Positif Positif
-1.235
Izin Depkes
4.66 4.01
3.95 18.686
18.407
Positif Positif
0.2796
Kandungan Gizi
4.52 3.89
3.74 17.582
16.904
Positif Positif
0.678
Harga
4.19 3.63
3.78 15.209
15.838
Netral Positif
-0.6285
Kemasan
4.12 4.19
3.64 17.262
14.996
positif Netral
2.266
Ukuran
4.01 3.94
3.83 15.799
15.358
Positif Netral
0.4411
Merek
3.84 4.22
3.6 16.204
13.824
Positif Netral
2.3808
ketersediaa n
3.84 3.45
3.63 13.248
13.939
Netral Netral
-0.6912
Total
38.71 35.45
33.94
152.69 146.28
Netral Netral
6.4066
Rata-rata
4.3011 3.9388
3.7711
Catatan : Kategori Sikap Ao : diperoleh dari rumus Rs = m-nb, sehingga diperoleh rentang
skala, sangat negatif : 1 – 5,8; Negatif 5,9-10,6; Netral : 10,7-15,4; Positif : 15,5-20,2;
dan Sangat Positif : 20,3-25. sedangkan untuk Kategori sikap total Ao total :
rentang skalanya yaitu, Sangat Negatif : 10-58; Negatif : 59-107; Netral : 108-156; Positif : 157-205; dan Sangat Positif : 206-254
1. Harga
Harga es krim Magnum merupakan atribut yang dinilai positif oleh konsumen, atribut ini memiliki nilai kinerja 3,63 yang artinya konsumen
memberikan penilaian yang cukup biasa pada es krim Magnum. Harga yang terdapat pada es krim Magnum dianggap terjangkau oleh konsumen, sehingga
kenaikan harga jual tidak menjadi masalah bagi konsumen, konsumen akan tetap membelinya. Hal ini dikarenakan harga sesuai dengan kualitas yang ditawarkan
oleh produk tersebut selain itu konsumen mendapatkan manfaat yang di butuhkannya seperti rasa yang enak, ukuran yang cukup besar. Sedangkan untuk
konsumen es krim Campina Bazooka juga memiliki nilai yang positif untuk atribut harga dan memiliki nilai kinerja sebesar 3,78 yang artinya konsumen
memberikan penilaian yang cukup baik pada atribut harga.
87 Harga yang terdapat pada es krim Campina Bazooka dianggap biasa oleh
konsumen, terdapat perbedaan jarak harga pada ke dua merek es krim Magnum dan Campina Bazooka namun tidak terlalu tinggi. Sehingga di harapkan kepada
para pihak produsen untuk menetapkan harga yang bersaing, agar konsumen ke dua produk es krim mendapatkan manfaat yang mereka butuhkan. Berdasarkan
hasil penilaian kepentingan terhadap atribut es krim menunjukkan bahwa atribut harga memiliki tingkat kepentingan cukup penting yaitu sebesar 4,19. Kondisi
tersebut menunjukan bahwa harga menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen es krim dalam membuat keputusan untuk membeli produk es krim.
Namun mereka sangat peduli dengan kualitas yang terdapat pada es krim yang dikonsumsi, salah satunya yaitu mengenai kehalalan produk yang dikonsumsi.
Dengan adanya isu lemak babi yang terkandung pada es krim Magnum membuat konsumen khawatir namun mereka berharap bahwa es krim yang dikonsumsi oleh
mereka tidak mengandung kandungan yang tidak halal tersebut. 2.
Rasa
Tanggapan indra terhadap rangsangan saraf, seperti manis, pahit, asam, penilaian rasa bagi konsumen dianggap paling penting. Berdasarkan hasil
penilaian kepentingan terhadap atribut es krim menunjukkan bahwa atribut rasa memiliki tingkat kepentingan cukup penting yaitu sebesar 4,78. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa rasa merupakan pertimbangan yang paling penting bagi konsumen es krim dalam membuat keputusan untuk membeli produk es krim.
Konsumen es krim Magnum memberikan penilaian terhadap atribut rasa sebanyak 4,41 yang artinya konsumen memberikan penilaian yang baik terhadap
atribut rasa pada es krim Magnum. Sedangkan untuk konsumen es krim Campina Bazooka juga memiliki nilai yang positif untuk atribut rasa dan memiliki nilai
kinerja sebesar 3,8 yang artinya konsumen memberikan penilaian yang cukup baik pada atribut rasa. Namun terdapat perbedaan skor rasa pada ke dua merek es
krim Magnum dan Campina Bazooka walaupun tidak terlalu tinggi, dapat diambil kesimpulan bahwa konsumen lebih menyukai rasa es krim Magnum
dibandingkan dengan es krim Campina Bazooka.
88
3. Merek
Merek adalah suatu simbol yang komplek yang menjelaskan enam tingkatan pengertian, yaitu atribut produk, manfaat, nilai, budaya, kepribadian,
pengguna Kotler,2003. Pada penelitian ini atribut ini memiliki nilai kinerja 4,22 yang artinya konsumen memberikan penilaian yang baik pada merek es krim
Magnum. Sedangkan untuk produk es krim Campina Bazooka juga memiliki nilai yang positif untuk atribut merek dan memiliki nilai kinerja sebesar 3,6 yang
artinya konsumen memberikan penilaian yang cukup baik pada atribut merek. Merek es krim Campina Bazooka dianggap biasa oleh konsumen, terdapat
perbedaan jarak merek pada ke dua merek es krim Magnum dan Campina Bazooka namun tidak terlalu tinggi. Berdasarkan hasil penilaian kepentingan
terhadap atribut es krim menunjukkan bahwa atribut merek memiliki tingkat kepentingan cukup penting yaitu sebesar 3,84. Kondisi tersebut menunjukan
bahwa merek menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen es krim dalam membuat keputusan untuk membeli produk es krim.
4. Kemasan
Kemasan merupakan suatu wadah atau pembungkus produk agar produk mudah untuk dipasarkan, kemasan merupakan faktor yang cukup penting karena,
dengan kemasan yang menarik, akan mempengaruhi minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk, pada penelitian ini atribut kemasan
pada produk es krim Magnum mempunyai nilai kinerja sebesar 4,19 yang berarti konsumen memberikan penilaian yang baik terhadap kemasan produk magnum
yang ada dipasaran saat ini, sedangkan es krim Campina Bazooka konsumen memberikan penilaian sebesar 3,64 yang artinya konsumen juga memberikan
penilaian yang baik terhadap kemasan produk es krim Campina Bazooka, walaupun konsumen memberikan penilaian yang lebih baik beberapa skor
terhadap kemasan produk es krim Magnum. Berdasarkan hasil penilaian kepentingan terhadap atribut es krim
menunjukkan bahwa atribut kemasan memiliki tingkat kepentingan cukup penting yaitu sebesar 4,12. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kemasan merupakan
pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen es krim dalam membuat keputusan untuk membeli produk es krim. Dapat disimpulkan bahwa atribut
89 kemasan dapat mempengaruhi keinginan konsumen untuk melakukan pembelian
terhadap produk es krim, semakin menarik kemasan suatu produk maka akn semakin menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk
tersebut.
5. Ukuran
Ukuran merupakan salah satu atribut yang dianggap penting oleh konsumen dalam melakukan pembelian es krim. Berdasarkan hasil penilaian
kepentingan terhadap atribut es krim menunjukkan bahwa atribut ukuran memiliki tingkat kepentingan cukup penting yaitu sebesar 4,01. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa ukuran merupakan pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen es krim dalam membuat keputusan untuk membeli produk es krim.
Pada penelitian ini atribut kemasan pada produk es krim Magnum mempunyai nilai kinerja sebesar 3,94 yang berarti konsumen memberikan
penilaian yang baik terhadap ukuran produk magnum yang ada dipasaran saat ini, sedangkan es krim Campina Bazooka konsumen memberikan penilaian sebesar
3,83 yang artinya konsumen juga memberikan penilaian yang baik terhadap kemasan produk es krim Campina Bazooka, walaupun konsumen memberikan
penilaian yang lebih baik beberapa skor terhadap kemasan produk es krim Magnum. Dari bobot yang telah didapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
konsumen lebih menyukai kemasan es krim Magnum dibandingkan dengan es krim Campina Bazooka.
6. Kandungan Gizi
Kandungan gizi tersebut dapat diartikan bahwa es krim mempunyai Kandungan gizi yang terkandung didalamnya. Konsumen es krim Magnum
mempunyai penilaian yang baik terhadap atribut kandungan gizi yang terdapat pada es krim Magnum yaitu sebesar 3,89 yang artinya konsumen merasa
kandungan gizi pada produk es krim Magnum yang mereka konsumsi saat ini sudah sangat baik. Tingkat kinerja dari atribut kandungan gizi pada es krim
Magnum juga dinilai cukup baik oleh konsumen Campina Bazooka dengan penilaian sebesar 3,74, yang artinya konsumen memberikan penilaian yang cukup
baik pada atribut kandungan gizi pada produk es krim Campina Bazooka. Dari tabel diketahui bahwa masih terdapat perbedaan jarak kinerja atribut kebutuhan
90 akan es krim Magnum dan Campina Bazooka walaupun dengan angka yang relatif
kecil. Namun diharapkan kepada pihak produsen untuk memberikan produk yang terbaik diperlukan oleh para konsumen. Hal ini dikarenakan atribut ini cukup
penting dengan nilai kepentingan sebesar 4,52, yang artinya konsumen memperhatikan kandungan gizi yang ditawarkan pada es krim yang dikonsumsi.
7. Izin Depkes
Izin Depkes dapat diartikan bahwa atribut ini merupakan kejelasan izin yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia DepKes RI
mengenai kelayakan tentang syarat kesehatan dari suatu produk, baik nilai gizi yang terkadung didalamnya maupun bahan-bahan utama yang terdapat pada
produk es krim formula tersebut. Kejelasan izin ini biasanya dituliskan pada produk sebagai nomor izin Depkes RI, yang menyatakan bahwa produk tersebut
tercatat dalam daftar produk resmi dan telah dinyatakan layak dan aman untuk dikonsumsi. Beberapa waktu yang lalu beredarnya isu yang menyatakan di dalam
es krim Magnum telah terdapat kandungan lemak babi, sehingga dapat meresahkan masyarakat yang secara langsung mengkonsumsi produk es krim
Magnum. Namun mereka tetap mempercayai bahwa jika terdapat label izin ini berarti es krim Magnum aman untuk dikonsumsi.
Penilaian tingkat kinerja yang diberikan oleh konsumen terhadap atribut ini pada produk es krim Magnum sebesar 4,01, yang artinya konsumen merasa bahwa
atribut izin Depkes sudah baik dan memberikan manfaat yang besar bagi konsumen yang mengkonsumsi produk Magnum. Begitu juga dengan penilaian
tingkat kinerja atribut yang diberikan pada produk es krim Campina bazooka yaitu sebesar 3,95 yang artinya konsumen merasa bahwa kinerja atribut ini sudah baik.
Adanya perbedaan penilaian kinerja terhadap atribut ini menunjukkan bahwa konsumen memberikan penilaian yang lebih baik terhadap kinerja atribut es krim
Magnum, sehingga produsen es krim Campina Bazooka diharapkan mampu meningkatkan kembali kinerja ini pada es krim Campina Bazooka, karena
penilaian evaluasi kepentingan terhadap atribut ini sangat penting sebesar 4,66 yang artinya bahwa konsumen merasa penting untuk mengetahui adanya izin dari
Depkes terhadap produk es krim yang mereka konsumsi. Karena konsumen
91 percaya bahwa dengan adanya izin dari Depkes yang tercantum pada produk es
krim maka mereka merasa aman dalam mengkonsumsi produk tersebut.
8. Kehalalan
Halal artinya boleh, jadi makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut ketentuan syari‟at Islam. segala sesuatu baik
berupa tumbuhan, buah-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadits yang
menghatamkannya. Setiap agama ada ketentuan yang harus dipatuhi oleh pemeluknya, dalam Islam ada ketentuan yang harus dipatuhi dalam hal makanan
dan minuman yang dikonsumsi. Hampir 88 persen masyarakat di Indonesia merupakan pemeluk agama islam.
Penilaian tingkat kinerja yang diberikan oleh konsumen terhadap atribut kehalalan pada produk es krim Magnum sebesar 3,71 yang artinya konsumen
merasa bahwa atribut kehalalan sudah baik dan memberikan manfaat yang besar bagi konsumen yang mengkonsumsi produk Magnum. Begitu juga dengan
penilaian tingkat kinerja atribut yang diberikan pada produk es krim Campina bazooka yaitu sebesar 3,97 yang artinya konsumen merasa bahwa kinerja atribut
ini sudah baik. Adanya perbedaan penilaian kinerja terhadap atribut ini menunjukkan bahwa konsumen memberikan penilaian yang lebih baik terhadap
kinerja atribut es krim Campina Bazooka, sehingga produsen es krim Magnum diharapkan mampu meningkatkan kembali kinerja ini pada es Magnum, karena
penilaian evaluasi kepentingan terhadap atribut ini sangat penting sebesar 4,75 yang artinya bahwa konsumen merasa penting untuk mengetahui kehalalan
terhadap produk es krim yang mereka konsumsi. Karena konsumen percaya bahwa dengan terjaminnya kehalalan pada produk es krim maka mereka merasa
aman dalam mengkonsumsi produk tersebut.
9. Ketersediaan
Ketersediaan disini dapat diartikan sebagai suatu kesiapan atau stok es krim yang ada dipasaran yang siap dikonsumsi oleh konsumen akhir. Es krim
Magnum dengan strategi promosi yang dilakukan dengan mengurangi supply es krim ternyata cukup memberikan keluhan terhadap konsumen, hal ini terbukti
dengan bobot kinerja ketersediaan es krim Magnum yang mendapatkan nilai
92 dibawah es krim Campina Bazooka yaitu sebesar 3,45 dan 3,63. Namun kedua
produk ini dinilai konsumen sama-sama memiliki kinerja yang cukup baik, artinya konsumen merasa bahwa atribut ketersediaan sudah baik dan memberikan
manfaat yang besar bagi konsumen yang mengkonsumsi produk Magnum. Evaluasi kepentingan terhadap atribut ketersediaan ini cukup penting yaitu
sebesar 3,84 yang artinya konsumen memperhatikan ketersediaan es krim yang akan dikonsumsi.
Persepsi berhubungan dengan pembentukkan pengetahuan konsumen yang kemudian akan mempengaruhi keputusan pembelian, dimana keputusan
pembelian tersebut dipengaruhi oleh sikap konsumen dalam mengkonsumsi produk Magnum, sikap berhubungan dengan kepercayaan konsumen dan evaluasi
konsumen terhadap produk magnum. Adanya isu lemak babi tersebut memberikan keuntungan kepada produk pesaing Magnum yaitu produk es krim
Campina Bazooka untuk tampil sebagai produk pengganti es krim Magnum. Dengan menganalisis sikap konsumen terhadap kedua produk ini maka akan
didapatkan bagaimana kepercayaan dan evaluasi konsumen terhadap kedua produk es krim ini dan bagaimana perbandingan sikap konsumen terhadap kedua
produk es krim ini. Analisis sikap ini juga akan dapat digambarkan bagaimana kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh produk es krim Magnum dan
Campina Bazooka. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa persepsi
konsumen terhadap produk Magnum setelah adanya isu lemak babi terdapat pada persepsi tidak baik yaitu sebanyak 63 persen, hal ini dikarenakan konsumen tidak
mengetahui kebenaran mengenai isu yang beredar dimedia masa mengenai produk es krim Magnum yang mengandung kandungan lemak babi, sedangkan penelitian
terhadap sikap konsumen terhadap es krim Magnum didapatkan hasil bahwa konsumen mempunyai sikap yang netral terhadap produk es krim Magnum, hal ini
mengindikasikan bahwa walaupun konsumen mempunyai persepsi yang tidak baik terhadap produk Magnum namun sikap konsumen terhadap produk Magnum
tersebut juga tidak berarti berada pada sikap negatif, konsumen masih ingin mencari tahu kebenaran mengenai isu kandungan lemak babi pada produk es krim
Magnum, dan tidak ingin langsung mengambil sikap negatif terhadap produk es
93 krim Magnum. Begitu juga dengan produk es krim Campina Bazooka, dengan
adanya isu kandungan lemak babi yang terkandung dalam produk es krim Magnum, tidak merubah sikap konsumen terhadap produk es krim Campina
Bazooka, hal ini dicerminkan dengan penilaian sikap konsumen yang netral terhadap produk es krim Campina Bazooka. Namun dari hasil penelitian
didapatkan hasil bahwa penilaian skor tertinggi atribut pada es krim Magnum adalah atribut rasa dan izin depkes, sedangkan es krim Campina Bazooka atribut
yang memiliki skor tertinggi adalah atribut kehalalan dan izin depkes, dari penilaian sikap tersebut dapat dilihat bahwa konsumen memiliki sikap yang
positif terhadap kehalalan produk es krim Campina Bazooka dibandingkan dengan produk es krim Magnum.
5.11 Rekomendasi Bagi Pengusaha Es krim Magnum di Kota Bogor