Karakteristik Umum Konsumen Analisis Persepsi dan Sikap Konsumen terhadap Kehalalan Produk Es Krim Magnum

56 Pengembangan Merk, Supply Chain dan sumber daya serta fungsi pendukung lainnya. Dikembangkan melalui inovasi terbuka dengan rekanan strategis, kemasan yang baru dan menarik secara visual adalah salah satu konsep baru yang dibuat oleh PT Walls untuk strategi pemasaran produk es krim Magnum. Desain yang cerdas pada konsep keseimbangan antara dampak lingkungan hidup yang minimal melalui penggunaan materi-materi yang bisa diperbaharui dengan perlindungan produk yang efektif. Hal lainnya adalah untuk menguatkan ritual konsumen buka segel dan buka kotak untuk menikmati produknya dalam kemasan lembut yang terbuat dari selulosa, dikelilingi emas di dalam karton. Pemikiran tentang kotak perhiasan dalam desain fungsi dan grafis, setiap macamnya mempunyai warna khas sendiri dalam kartonnya. Pada tahun 2007, PT Walls meluncurkan Magnum Temptation di Italia, Spanyol dan Switzerland. Pada tahun 2008, PT Walls memperluas ke bagian Eropa yang lain dengan varian dark chocolate. Pada tahun 2009, PT Walls memperluas kapasitas dan memperkenalkan varian buah untuk mencakup ragam kesukaan konsumen. Sebagai terobosan, inovasi Magnum Tempation telah meraih keberhasilan seperti yang diharapkan. Produk ini sekarang sedang disebar-luaskan ke Unilever yang lain. Produk es krim Magnum ini telah memiliki beberapa varian yaitu Wall‟s Magnum Classic, Wall‟s Magnum Almond dan Wall‟s Magnum Chocolate Truffle, Walls Magnum Chocolate strawberry, Walls Magnum Chocolate Brownies, pada tanggal 12 November 2010 merupakan peluncuran pertama produk es krim Magnum dengan konsep baru, produk yang pertama diluncurkan hanya tiga varian rasa yaitu Wall‟s Magnum Classic, Wall‟s Magnum Almond dan Wall‟s Magnum Chocolate Truffle.

5.2 Karakteristik Umum Konsumen

Konsumen yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 86 orang yang merupakan pembagian dari enam wilayah Kota Bogor. Karakterisrik konsumen yang dianalisis meliputi umur, pekerjaan, pendidikan dan pengeluaran perbulan. Dari 86 konsumen yang diwawancarai sebagian besar merupakan perempuan yaitu sebesar 59 konsumen atau sebesar 68,60 persen dari total konsumen. 57 Sedangkan laki-laki sebesar 27 konsumen atau sebesar 31,39 persen dari total konsumen. Konsumen perempuan lebih banyak dibandingkan dengan konsumen laki-laki hal ini dikarenakan target penjualan dari produk Magnum adalah perempuan. Tabel 9. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Perempuan 27 31,39 2 Laki-laki 59 68,60 Total 86 100 Tabel 10 menunjukkan karakteristik konsumen berdasarkan usia. Berdasarkan hasil penelitian rentang usia konsumen di keenam wilayah di Kota Bogor maka rentang usia cukup beragam. Sebagian besar konsumen berada pada rentang usia 19-24 tahun, yaitu sebanyak 64 orang konsumen atau sebesar 74,4 persen dari total konsumen. Hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat kota bogor yang mengkonsumsi produk Magnum dan Campina Bazooka adalah konsumen yang berada pada usia produktif, dimana berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen, pada usia tersebut keinginan untuk mencoba sesuatu hal yang baru sangat tinggi. Sedangkan kelompok usia paling sedikit adalah rentang usia 16-18 tahun, yaitu sebanyak dua orang konsumen atau sebesar 2,3 persen dari seluruh total konsumen. Tabel 10 . Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia No Usia Frekuensi Persentase 1 16-18 tahun 2 2,3 2 19-24 tahun 64 74,4 3 25-35 tahun 20 23,3 Total 86 100 Tingkat pendidikan akan terkait dengan banyaknya informasi dan pada akhirnya menentukan keputusan seseorang dalam melakukan pembelian. Sebagian besar konsumen es krim Magnum di Kota Bogor memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 11 berikut. 58 Tabel 11. Karakteristik Konsumen berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase 1 Tamat SMASederajat 13 15,1 2 Tamat Diploma- Pasca Sarjana 73 84,9 Total 86 100 Berdasarkan data tersebut mayoritas konsumen es krim Magnum dan Campina Bazooka di Kota Bogor memiliki tingkat pendidikan yang tinggi di atas SMA, yaitu 84,9 persen yang didominasi oleh tamat perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat pengetahuan terhadap produk Magnum akan semakin tinggi pula. Menurut Sumarwan 2003, semakin tinggi tingkat pendidikannya maka konsumen akan semakin responsif dalam mengolah informasi. Es krim magnum sendiri memiliki daya tarik dalam hal cita rasa es krim coklat yang berasal dari Belgia. Hal ini tentunya menjadi salah satu pertimbangan konsumen yang mengonsumsi es krim Magnum karena kualitas dan rasanya es krim yang enak. Pekerjaan seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang diperolehnya. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan suatu pekerjaan, tingkat pendidikan menjadi salah satu ukuran pertimbangan. Adapun jenis pekerjaan akan mempengaruhi tingkat pendapatan seseorang dan kemudian mempengaruhi pola konsumsi dan proses keputusan seseorang. Persentase konsumen es krim Magnum dan Campina Bazooka yang termasuk kedalam Pegawai sebesar 39,6 persen didominasi oleh pegawai swasta hal ini dikarenakan pendapatan pegawai swasta cenderung lebih tinggi, sehingga lebih mudah dalam melakukan pembelian es krim Magnum dan Campina Bazooka yang harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan es krim dengan merek lain. Sedangkan konsumen yang berprofesi sebagai pegawai negeri sebesar 8,13 persen. Konsumen es krim Magnum dan Campina Bazooka di Kota Bogor sebagian besar termasuk dalam golongan non pegawai yaitu sebesar 60,5 persen di mana 56,9 persen komposisi tersebut diisi oleh mahasiswa. Berdasarkan wawancara dengan konsumen, hal ini dikarenakan mahasiswa merupakan konsumen yang mudah terstimulasi dengan iklan yang ditampilkan di media 59 Elektonik seperti iklan televisi mengenai produk Magnum yang baru. Sedangkan 3,5 persen konsumen non pegawai berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Sebaran variabel pekerjaan konsumen es krim Magnum dan Campina Bazooka dapat dilihat pada Tabel 12 berikut: Tabel 12 . Karakteristik Konsumen berdasarkan Tingkat Pekerjaan No Tingkat Pekerjaan Frekuensi Persentase 1 Pegawai Pegawai Negeri Pegawai Swasta 7 27 8,13 31,47 Total Pegawai 34 39,6 2 Non Pegawai Ibu Rumah Tangga Mahasiswa 3 49 3,5 56,9 Total Non Pegawai 52 60,5 Total 86 100 Dalam melakukan penelitian, peneliti seringkali mengalami kesulitan untuk mendapatkan data pendapatan konsumen. Konsumen cenderung merasa tidak nyaman untuk mengungkapkan pendapatan yang diterimanya dan bagi beberapa orang pendapatan merupakan hal yang sangat pribadi sehingga sangat sensitif jika diberitahukan kepada orang lain. Oleh karena itu untuk mengatasi persoalan di atas, penelitian ini menggunakan metode lain dalam mengukur pendapatan seorang konsumen, yakni melalui pendekatan pengeluaran perbulan Sumarwan, 2003. Konsumen cenderung menyesuaikan pengeluarannya berdasarkan tingkat pendapatan yang diperoleh. Pada kelas ekonomi menengah ke atas tingkat pengeluaran yang tinggi dikarenakan tingkat kebutuhannya yang tinggi pula. Sebagian besar pengeluaran tersebut dialokasikan untuk konsumsi kebutuhan non pangan. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Engel et al 1994 bahwa dengan semakin meningkatnya pendapatan maka alokasi pengeluaran terbesar bukan lagi untuk pemenuhan konsumsi pangan tapi konsumsi non pangan. Dengan kata lain, untuk kelas ekonomi dengan pendapatan yang tinggi 60 maka kebutuhan akan konsumsi pangan sudah terpenuhi dengan baik sehingga bukan menjadi prioritas bagi anggaran pengeluaran mereka. Pengeluaran konsumen es krim Magnum dan Campina Bazooka di Kota Bogor dikelompokkan seperti ditampilkan pada Tabel 13 berikut ini: Tabel 13. Karakteristik Konsumen berdasarkan Tingkat Pengeluaran No Tingkat Pengeluaran Konsumen Frekuensi Persentase 1 ≤ Rp. 1.000.000 17 19,8 2 Rp. 1.000.001 – Rp. 2.500.000 53 61,6 3 RP. 2.500.001 – Rp. 5.000.000 15 17,4 4 ≥ Rp. 5.000.001 1 1,2 Total 86 100 Berdasarkan pengelompokan pengeluaran diatas maka dapat di lihat bahwa sebagian besar konsumen es krim Magnum dan Campina Bazooka di Kota Bogor berada pada pengeluaran yang berkisar antara Rp. 1.000.001 – Rp. 2.500.000, yaitu sebesar 61,6 persen. Sementara dari kelompok yang berpengeluaran ≤ Rp. 1.000.000 hanya 19,8 persen dari total konsumen. Hal ini dikarenakan es krim Magnum dan Campina Bazooka lebih mahal dibandingkan dengan es krim dengan merek lainnya sehingga konsumen dengan pengeluaran kurang dari Rp. 1.000.000 lebih cenderung untuk membeli es krim yang lebih murah harganya dibandingkan dengan es krim Magnum dan Campina Bazooka. Sementara untuk kalangan dengan tingkat pengeluaran yang tinggi cenderung lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan konsumsi mereka. Selain itu hal ini dikarenakan masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah yang berpendapatan rendah akan meningkatkan pengeluaran untuk pangan sebaliknya kelompok berpendapatan tinggi dengan kelas sosial menengah ke atas memiliki pengeluaran yang menurun untuk makanan tetapi pengeluaran untuk pangan hewani, sayur, dan buah meningkat Martianto et al, diacu dalam Hengki 2011.

5.3 Perilaku PembelianKonsumsi Konsumen Es krim Magnum