Peraturan Menteri Dalam Negeri Keputusan Menteri

IV. Peraturan Menteri Dalam Negeri

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah. Peraturan ini menjelaskan bahwa dalam rangka pengembangan ekowisata di daerah secara optimal perlu strategi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, penguatan kelembagaan, dan pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan kaidah- kaidah sosial, ekonomi, dan melibatkan pemangku kepentingan. Pasal 4 menjelaskan bahwa pemerintah daerah dalam mengembangkan ekowisata dilakukan melalui: perencanaan; pemanfaatan dan pengendalian dan dilakukan secara terpadu oleh pelaku ekowisata. Pasal 14 menjelaskan susunan kepengurusan Tim Koordinasi Ekowisata di provinsi terdiri atas: ketua Kepala Bappeda Provinsi; Sekretaris Kepala dinaslembaga yang membidangi pariwisata; Anggota Kepala SKPD terkait, assosiasi pengusaha pariwisata, tenaga ahli, akademisi yang berpengalaman, dan masyarakat yang diperlukan. Pasal 15 bahwa susunan Tim Koordinasi Ekowisata di kabupaten terdiri atas: ketua kepala Bappeda Kabupatenkota; Sekretaris Kepala Dinaslembaga yang membidangi pariwisata; Anggota Kepala SKPD terkait, assosiasi pengusaha pariwisata, tenaga ahli, akademisi yang berpengalaman dan masyarakt.

V. Keputusan Menteri

20. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 472Kpts-II1993 tentang Penunjukan Kawasan TNTC Keputusan ini menunjuk Kawasan Teluk Cenderawasih menjadi Taman Nasional Teluk Cenderawasih dengan luas 1.450.500 hektar yang secara administrasi berada di kabupaten Manokwari dan kabupaten Nabire 21. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 8009Kpts-II2002 tanggal 29 Agustus 2002 tentang Penetapan Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Penetapan kawasan Teluk Cenderawasih menjadi TNTC seluas 1.453.000 Ha, dimana sebagian besar kawasannya terdiri dari lautan dan secara administrasi berada di wilayah Kabupaten Nabire dan kabupaten Manokwari. 22. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 390Kpts-II2003 tentang Tata cara kerjasama di bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Ekosistem. Pasal 2 menjelaskan Tujuan kerjasama di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya adalah mengoptimalkan upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya baik sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya maupun pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Pasal 3 menjelaskan bahwa Ruang lingkup kegiatan kerjasama dalam bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya KSDAHE meliputi beberapa hal diantaranya adalah point e Pengembangan Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan; dan point g Pemberdayaan masyarakat yang terkait dengan upaya KSDAHE.

VI. Keputusan Menteri Keuangan