besarnya biaya pendidikan, demikian juga rendahnya partisipasi untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang berada dalam kawasan TNTC, sehingga
tekanan terhadap sumber daya alam akan semakin besar.
4.7.4. Etnisitas dan Pola Kekerabatan
Suku Wandamen merupakan masyarakat asli terbanyak mendiami daerah pesisir, tersebar di wilayah Kabupaten Teluk Wondama, demikian pula dengan
suku Wamesa, Wepu dan Sough. Suku Yaur, Mor dan Goni merupakan orang asli di Kabupaten Nabire Distrik Yaur dan Teluk Umar. Pendatang yang mendiami
daerah pesisir adalah orang-orang yang berasal dari suku Biak, Sorong, Serui, Jawa, Toraja dan Makassar, mereka lebih banyak sebagai PNS dan pedagang yang
menjual kebutuhan pokok di kampung-kampung BBTNTC 2009a. Pola kekerabatan masyarakat pesisir dalam kawasan dapat dilihat dengan
Garis Keturunan, Pewarisan Sumber Daya, Pola Perkawinan, dan Tempat Tinggal Pasca Nikah. Pada masyarakat asli Wandamen, Wamesa, Sough, Wepu,
Goni, Mor, Yaur yang mendiami daerah pesisir dalam kawasan, Garis keturunan
yang dianut adalah Patrilineal, yaitu margafam yang dipakai oleh keturunan
anak baik anak laki-laki maupun anak perempuan adalah margafam ayah. Suku-suku asli tersebut melakukan sistem atau cara pembagian warisan.
Pola yang dianut adalah sama untuk semua anak, baik kakak, adik, anak laki-laki maupun perempuan. Kecuali warisan tanah, anak laki-laki mendapat bagian lebih
besar dari saudaranya yang perempuan dan laki-laki yang tertua mendapat lebih besar pula dari adik-adiknya.
Pola perkawinan pada suku asli yaitu calon suami atau istri dipilih sendiri oleh anak yang akan menikah. Sebelum menikah, calon istri yang sudah
disepakati bersama oleh kedua belah pihak akan dilamar terlebih dahulu oleh keluarga laki-laki dengan membayar mas kawin. Mas kawin dapat dibayar
langsung semuanya secara sekaligus atau dengan cara menyicil sesuai kesepakatan bersama. Barang-barang yang biasa digunakan sebagai mas kawin
adalah piring besar, piring batu kecil, guci, gelang besi putih, dan uang tunai. Setelah menikah, keluarga baru tersebut dapat tinggal serumah bersama dengan
orang tua laki-laki atau perempuan untuk sementara waktu dan setelah itu dapat menempati rumah sendiri jika sudah memiliki.
4.7.5. Aksesblitas Kawasan