Konsep Pengelolaan Taman Nasional

adalah menetapkan jenis dan besaran aktifitas manusia sesuai dengan kemampuan lingkungan untuk menampungnya. Artinya, setiap aktifitas pembangunan disuatu wilayah harus didasarkan pada analisis kesuaian lingkungan. Selanjutnya menurut Bengen 2005, analisis kesesuaian lingkungan harus mencakup aspek ekologis, sosial dan ekonomis yaitu: 1. Aspek ekologis; dapat didekati dengan menganalisis: a. Potensi maksimum sumberdaya berkelanjutan. Berdasarkan analisis ilmiah dan teoritis, dihitung potensial atau kapasitas maksimum sumberdaya untuk menghasilkan barang dan jasa goods and services dalam jangka waktu tertentu. b. Kapasitas daya dukung carrying capacity. Daya dukung didefinisikan sebagai tingkat pemanfaatan sumberdaya alam atau ekosistem secara berkesinambungan tanpa menimbulkan kerusakan sumberdaya alam dan lingkungannya. c. Kapasitas penyerapan limbah assimilative capacity. Kapasitas penyerapan limbah adalah kemampuan sumberdaya alam dapat pulih misalnya air, udara, tanah untuk menyerap limbah aktifitas manusia. Kapasitas ini bervariasi akibat faktor eksternal seperti cuaca, temperature dan aktifitas manusia. 2. Aspek Sosial Aspek sosial dapat ditilik dari penerimaan masyarakat terhadap aktifitas yang akan dilakukan, mencakup dukungan sosialterhindar dari konflik pemanfaatan, terjaganya kesehatan masyarakat dari akibat pencemaran, budaya, estetika,keamanan dan kompatibilitas. 3. Aspek Ekonomi Aspek ekonomi dapat ditinjau dari kelayakan usaha dari aktifitas yang akan dilaksanakan. Analisisnya meliputi : revenue cost ratio RC, net present value NPV, net benefit cost ratio net BC, internal rate return IRR dan analisis sensitivitas sensitivy analysis.

2.3. Konsep Pengelolaan Taman Nasional

Berdasarkan undang-undang RI nomor 5 Tahun 1990, Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam KPA yang mempunyai ekosisten asli dan dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman nasional mempunyai fungsi pokok sebagai berikut: 1. Sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan; 2. Sebagai pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan atau satwa liar beserta ekosistemnya; 3. Untuk pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Pengelolaan taman nasional dalam mencapai tujuan, fungsi dan peranannya dilakukan sistem zonasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.56Menhut-II2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional, bahwa zona taman nasional terdiri dari: 1. Zona inti 2. Zona rimba; zona perlindungan bahari untuk wilayah perairan 3. Zona pemanfaatan 4. Zona lain, antara lain; zona tradisional, zona rehabilitasi, zona religi, budaya dan sejarah serta zona khusus. Berdasarkan Peraturan pemerintah No 28 Tahun 2011 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam pada pasal 8 menyebutkan bahwa suatu kawasan ditunjuk sebagai kawasan Taman Nasional apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Memiliki sumberdaya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik; 2. Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh; 3. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami; dan 4. Merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba, danatau zona lainnya sesuai dengan keperluan. Taman nasional dalam konteks pembangunan berkelanjutan memiliki peran yang sangat penting. Menurut MacKinnon et al. 1993, sumbangan taman nasional sebagai salah satu kawasan yang dilindungi dalam pelestarian sumberdaya alam dan kelangsungan pembangunan, antara lain: 1. Sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu wahana kegiatan penelitian biologi dan konservasi in-situ. 2. Sebagai wahana pendidikan lingkungan, yaitu wahana untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat di sekitar kawasan taman nasional dan pengunjung atau masyarakat luas tentang konservasi. 3. Mendukung pengembangan budidaya tumbuhan dan penangkaran satwa dalam rangka mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. 4. Sebagai wahana kegiatan wisata alam dalam rangka mendukung pertumbuhan industri pariwisata alam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Sumber plasma nutfah dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa sekaligus untuk mendukung upaya pelestarian kekayaan keanekaragaman hayati asli. 6. Untuk melestarikan ekosistem hutan sebagai pengatur tata air dan iklim mikro serta sumber mata air bagi masyarakat di sekitar taman nasional.

2.4. Manajemen Kolaboratif