Pasal 5 menyebutkan dalam Taman
Nasional dapat
dilakukan kegiatan
mengunjungi, melihat,
menikmati keindahan alam, keanekaragam hayati dan
satwa, serta dapat dilakukan kegiatan membangun sarana kepariwisataan.
III. Peraturan Menteri Kehutanan
14. Peraturan Menteri
kehutanan Nomor:P.19Menhut-
II2004 tentang
Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan kawasan pelestarian Alam
Pasal 4 ayat 1 menjelaskan Kolaborasi
dalam rangka pengelolaan Kawasan Pelestarian Alam adalah proses kerjasama
yang dilakukan oleh para pihak yang bersepakat atas dasar prinsip-prinsip saling
menghormati, saling menghargai, saling percaya
dan saling
memberikan kemanfaatan.
Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan ini menjelaskan salah satu jenis pengelolaan di
Taman Nasional yang dapat dikolaborasikan adalah Pemanfaatan Kawasan point D
meliputi: 1 Pariwisata alam dan jasa lingkungan berupa studi potensi dan obyek
wisata alam dan jasa lingkungan serta Perencanaan aktivitas wisata alam; 2
Pendidikan bina cinta alam dan interpretasi berupa menyusun program interpretasi dan
Pengembangan
media, sarana-prasarana
interpretasi. 15. Peraturan
Menteri Kehutanan
Nomor:P.56Menhut- II2004
tentang Pedoman Zonasi Taman
Nasional
Pasal 1 ayat 6 menjelaskan Zona
pemanfaatan adalah bagian taman nasional yang letak, kondisi dan potensi alamnya
terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisijasa lingkungan
lainnya.
Pasal 5 ayat 3 menjelaskan Kriteria zona
pemanfaatan meliputi: a. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau
berupa formasi ekosistem tertentu serta formasi geologinya yang indah dan unik; b.
Mempunyai luasan yang cukup untuk menjamin kelestarian potensial dan daya
tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam; c. Kondisi lingkungan
yang
mendukung pemanfaatan
jasa lingkungan, pengembangan pariwisata alam,
penelitian dan pendidikan; d. Merupakan wilayah yang memungkinkan dibangunnya
sarana prasarana bagi kegiatan pemanfaatan
jasa lingkungan, pariwisata alam, rekreasi, penelitian dan pendidikan; e. Tidak
berbatasan langsung dengan zona inti.
16. Permenhut Nomor:
P.11Menhut-II2007 tentang
Pembagian Rayon Taman Nasional,
Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam
Permenhut ini membagi kawasan konservasi di Indonesia kedalam 3 tiga Rayon yaitu
Rayon I sebanyak 25 unit Taman Nasional, Rayon II sebanyak 12 unit Taman Nasional
dan Rayon III sebanyak 13 unit Taman Nasional.
Lampiran Permenhut ini menjelaskan TNTC masuk dalam Rayon II dengan Lokasi
Papua. 17. Peraturan
Menteri Kehutan
Nomor: P.03Menhut-II2007
tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit
Pelaksana Teknis
Taman Nasional
Pasal 1 menyebutkan Unit Pelaksana Teknis
Taman Nasional
adalah organisasi
pelaksana teknis
pengelolaan taman
nasional yang
berada dibawah
dan bertanggungjawab secara langsung kepada
Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
Pasal 3 menjelaskan bahwa Dalam
melaksanakan tugasnya Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional menyelenggrakan
fungsi: a. Penataan zonasi, penyunan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi
pengelolaan kawasan taman nasional; b. promosi, informasi konservasi sumberdaya
alam
hayati dan
ekosistemnya; c.
Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya; d. Kerjasama pengembangan konservasi sumberdaya alam
hayati
dan ekosistemnya
serta pengembangan
kemitraan; e.
pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan taman nasional; g. Pengembangan dan
pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam.
18. Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor
: P.48Menhut-II2010
tentang pengusahaan
pariwisata alam
di suaka margasatwa,
taman nasional, taman hutan raya dan taman
wisata alam
Pasal 2 menyebutkan Ruang lingkup
pengusahaan pariwisata meliputi : a. usaha pariwisata alam; b. peralihan kepemilikan
izin; c. kerjasama pariwisata alam; d. pengawasan, evaluasi dan pembinaan; dan
e. sanksi.
Pasal 3 ayat 1 menyebutkan Usaha
pariwisata alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a meliputi :a. areal
usaha; b. jenis usaha; dan c. pemberian izin usaha.
IV. Peraturan Menteri Dalam Negeri