22. Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor:
390Kpts-II2003 tentang
Tata cara
kerjasama di bidang Konservasi
Sumber Daya
Alam Hayati
Ekosistem.
Pasal 2 menjelaskan Tujuan kerjasama di
bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya adalah mengoptimalkan
upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya baik sebagai
wilayah sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya maupun pemanfaatan secara lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pasal 3 menjelaskan bahwa Ruang lingkup
kegiatan kerjasama
dalam bidang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
KSDAHE meliputi
beberapa hal diantaranya adalah point e Pengembangan
Wisata Alam
dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan; dan point
g Pemberdayaan masyarakat yang terkait dengan upaya KSDAHE.
VI. Keputusan Menteri Keuangan
23. Keputusan Menteri
keuangan Nomor:
656KMK.062001 tentang
Tata cara
pengenaan, pemungutan,
penyetoran pungutan
dan iuran
bidang perlindungan hutan dan
konservasi alam
Pasal 1 ayat 1. Menjelaskan bahwa
Pungutan dibidang
Perlindungan dan
Konservasi Alam adalah jumlah nominal tertentu sebagai penerimaan negara bukan
pajak PNBP yang dikenakan terhadap kegiatan izin pengusahaan pariwisata alam,
pungutan masuk objek wisata alam di zona pemanfaatan taman nasional.
Pasal 1 ayat 5 menyebutkan PNBPdi
bidang perlindungan hutan dan konservasi alam adalah pungutan yang dikenakan
kepada setiap pengunjung dan atau peneliti dan atau pelaku kegiatan dan setiap
kendaraan
yang memasuki
kawasan pelestarian alam.
VII. Peraturan Daerah
24. Peraturan daerah
Kabupaten Teluk
Wondama Nomor 11 tahun
2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
kabupaten Teluk Wondama.
Mengatur tentang RTRW Kabupaten Teluk Wondama.
Pasal 5 menjelaskan Tujuan Umum
perencanaan ruang Kab. Teluk Wondama adalah mewujudkan visi pembangunan
jangka panjang
2006-2025 yaitu
“Terwujudnya Kabupaten Teluk Wondama sebagai pusat pariwisata bahari yang
berwawasan lingkungan menuju masyarakat yang sejahtera lahir dan batin, mandiri
serta beriman
”.
Pasal 16 ayat 4 menyebutkan Dalam
pengembangannya, perencanaan
pembangunan Wilayah kabupaten Teluk Wondama terbagi dalam 3 tiga Wilayah
Pengembangan WP. Point c menjelaskan bahwa wilayah pengembangan WP III
meliputi Distrik Windesi, Distrik Wamesa, wilayah daratan Distrik Rumberpon dengan
pusat Wilayah pengembangan di Aisandami. Salah satu fungsi WP III ini adalah sebagai
pusat kegiatan pariwisata bahari.
VIII. Keputusan dan Peraturan Direktur Jenderal
25. Keputusan Dirjen
PHKA Nomor:
SK.121IV-KK2009 tentang Zonasi Taman
Nasional Teluk
Cenderawasih Zonasi TNTC terbagi dalam 6 enam
zona antara
lain Zona
Inti, Zona
perlindungan BahariRimba,
Zona Pariwisata,
Zona Tradisional,
Zona Pemanfaatan Umum dan Zona Khusus.
Zona pariwisata merupakan bagian taman nasional yang letak, kondisi dan potensi
alamnya dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisijasa lingkungan
lainnya.
26 Peraturan
Direktur Jenderal
Perlindungan Hutan
Nomor:SK 192IV-SETHO2006
tentang Ijin
Masuk Kawasan Suaka Alam,
Kawasan Pelestarian
Alam dan Taman Buru.
Pasal 2 menyebutkan peraturan mengenai
ijin masuk kawasan bertujuan untuk menciptakan ketertiban dalam pemanfaatan
dan menjaga
serta mempertahankan
keberdaan kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan taman buru agar dapat
dimanfaatkan secara
optimal untuk
menunjang ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Pasal 4 menjelaskan Setiap orang baik
WNI maupun WNA yang masuk Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam
dan Taman Buru untuk kegiatan penelitian, ilmu
pengetahuan dan
pendidikan, pembuatan film atau video klip, pembuatan
photo komersial dan ekspedisi harus terlebih dahulu mendapat ijin masuk kawasan.
IX. Surat Edaran Menteri dalam Negeri