pulau-pulau, 80.000 Ha 5,5 terumbu karang dan luas lautan 1.305.500 Ha 89,8 .
4.3. Topografi, Geologi, Oseanografi dan Tanah
Daerah pesisir pantai pulau induk dari TNTC pada umumnya berbukit- bukit dan bergunung-gunung yang bersisi curam. Sepanjang sisi Baratnya
sederetan puncak yang tingginya hingga mencapai 915 meter dpl. Topografi kawasan TNTC pada beberapa tempat tertentu seperti di Tanjung Kwatisore dan
tanjung Wandamen yang kedua puncaknya mencapai ketinggian lebih dari 1000 meter dpl. Pulau Roswar bukit tertingginya mencapai 467 meter dpl, sedangkan
Pulau Rumberpon dan Pulau Roon titik tertingginya masing-masing 173 meter dpl dan 380 meter dpl.
Daerah daratan rendah yang utama adalah daratan sekitar Sungai Wosimi dibagian Selatan Teluk Wondamen, daerah ini ditandai dengan hutan mangrove,
nipah, rawa sagu dan membentang sampai ke pedalaman sekitar 20-25 km pada ketinggian kurang dari 1000 meter. Tofografi kawasan TNTC di bawah laut
memiliki empat bentuk pertumbuhan utama terumbu karang yaitu: Terumbu karang tepi pantai Frigging Reef
Terumbu karang potongan Patch Reef Terumbu karang penghalang Barier Reef, tridacna atol dan
Terumbu karang perairan dangkal Shallow Water Reef Topografi gugusan kepulauan Auri dan pulau lainnya di dalam kawasan
TNTC bervariasi dari yang bertevi landai sampai terjal dengan kelerengan 90⁰, pulau-pulau bertipe terjal dan landai dapat pula dijumpai di pesisir pantai pulau
induk dan pulau Rumberpon, pulau Roswar dan pulau Roon. Daerah pantai bagian Barat Pulau Papua berasal dari lempeng tektonik
Australia. Kepulauan Auri diduga merupakan garis pertemuan antara lempeng pasifik dan lempeng Australia, diantara sesar Ransiki memanjang ke bawah lautan
di Teluk Cenderawasih, mengikuti garis Kepulauan Auri mungkin berasal dari kerucut lava dibawah permukaan laut yang diakibatkan benturan kedua lempeng
tersebut. Pulau Maransabadi dan Pulau Anggrameos di Kepulauan Auri ini terbentuk dari bongkahan batu pasir dan batu lumpur metamofosa kwartose
BBTNTC, 2009a.
Bagian tengah Pulau Roswar terbentuk dari batu tulis hitam dan kwarsit dari Zaman Jurassik, sedangkan P.Rumberpon terdiri dari bukit-bukit karang yang
tinggi terbentuk dari batuan kapur endapankalkarius dari Zaman Silurian, yang diapit oleh batuan quarter pada bagian timur. Tanjung Wandamen dan P. Roon
terbentuk dari batuan metamorfosa anomalia berkadar ambifolit BBTNTC, 2009a.
Suhu permukaan laut merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan, kesehatan dan penyebaran organism laut. Umumnya
organisme di daerah terumbu beradaptasi dengan kisaran suhu yang normal dimana mereka tinggal dan apabila suhu air menjadi lebih dingin atau lebih panas
dari suhu normal, organisma yang hidup disitu akan menderita atau bahkan mati. Khususnya organisma seperti koral yang tidak dapat berpindah keperairan yang
lebih dingin atau lebih hangat seperti ikan, perubahan suhu yang cukup besar dapat menyebabkan meluasnya pemutihan karang dan menyebabkan kematian
bagi karang tersebut. Pemantauan suhu permukaan laut di kawasan Kepala Burung Papua
termasuk kawasan TNTC telah dilakukan oleh CI-Indonesia, TNTC dan WWF mulai dari tahun 2005 hingga 2008 untuk memperoleh informasi mengenai pola
permukaan laut dan kondisi oceanografi dari suatu kawasan terumbu karang dengan variasi yang lebih luas disepanjang kawasan bentang laut kepala burung.
Untuk pemantauan di kawasan Teluk Cenderawasih dipasang 16 alat pengumpul data suhu. Hasil pemantauan suhu ini diperoleh bahwa rata-rata suhu 29,5⁰C
dengan kisaran antara 24,94⁰-31,59⁰C. Temuan lain menunjukkan Teluk Cenderawasih dapat dilihat sebagai sebuah danau air asin yang sangat besar
dengan lingkungan yang relative stabil tetapi secara genetik dan oceanografi populasinya terisolasi yang dalam berbagai hal terjadi dari lintasan evolusinya.
Kawasan TNTC terbentuk atas kelompok tanah peta tanah berdasarkan Brookfield dan Slast, 1971 dalam Ronal Petocs, 1987 sebagai berikut:
1. Latosol dan Tanah Liat Asosiasi tanah ini meliputi daerah dataran rendah yang mengalami
pembentukan oleh iklim yang berkabut Tanah laterik yang terbentuk dalam keadaan yang sama, tetapi dengan pengaruh hidromorfish karena adanya
goncangan permukaan air. Tanah latosol berada pada daerah datar samapai bergelombang, termasuk diatas batuan sedimen plestosin yang sudah
mengalami penghancuran oleh iklim. Pembentukan tanah ini diduga karena pengaruh musim yang bergantian basah dan kering, sehingga didaerah ini
tanah menjadi lembek dengan bercak dipermukaannya. 2. Aluvial
Tanah alluvial yang kasar dan kering terdapat didaerah sekitar pantai, dataran pasang surut dan sekitarnya.Bahan utama tanah ini adalah endapan erosi atau
perpindahan dari tempat lain karena terbawa arus air. Tanah aluvial yang pengeringannya kurang sempurna terdapat didaerah rawa-rawa aluvial dan
dataran pasang surut. 3. Tanah Bergaram
Tanah bergaram yang halus tetapi tidak sempurna pengeringannya dari rawa- rawa hutan bakau dan tanah liat laut karena adanya intrusi air laut daerah ini
menjadi bergaram. Kawasan TNTC didominasi oleh perairan laut dan terdapat 82 muara sungai. Selain itu pada beberapa pulau di dalam kawasan ini
terdapat air tawar, antara lain : P.Rumberpon, P. Roswar, P. Yoop, P. Roon, P.Anggrameos, P.Abaruki, P.Rumarakan dan P.Papaya. Sungai besar antara
lain adalah Sungai Wosimi di Teluk Wandamen dan anak-anak sungai kecil lainnya dalam kawasan TNTC. Diperkirakan terdapat sejumlah 82 sungai
besar dan kecil yang bermuara di kawasan TNTC.
4.4. Iklim