Hubungan Antara Jenis Kelamin dan Kepuasan Kerja Pegawai Hubungan Antara Usia dan Kepuasan Kerja Pegawai

Kemudian hubungan antara masa kerja dan kepuasan kerja pegawai menunjukkan nilai signifikansi gamma sebesar 0,901 atau probabilitas diatas 0,05 0,901 0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara lama masa kerja pegawai dengan kepuasan pegawai. Sehingga kepuasan kerja pegawai tidak dipengaruhi oleh masa kerja.

5.3.4 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Kepuasan Kerja Pegawai

Berdasarkan hasil analisis crosstabs yang dilihat dari sebaran tingkat pendidikan yang terbagi menjadi pegawai dengan tingkat pendidikan SD-SMA, D3-S1, dan kelompok dengan tingkat pendidikan S2-S3. Kelompok pegawai dengan tingkat pendidikan SD-SMA menunjukkan adanya pegawai yang memiliki persepsi sangat puas sebesar 3.1, pegawai yang memiliki persepsi puas sebesar 17.7, pegawai yang memiliki persepsi tidak tahu sebesar 2.6. untuk kelompok pegawai yang memiliki persepsi tidak puas sebesar 1,6 dan pegawai yang memiliki persepsi sangat tidak puas sebesar 0.5. Kelompok pegawai dengan tingkat pendidikan D3 menujukkan bahwa ada 0.5 pegawai yang memiliki persepsi sangat puas, 0.5 pegawai puas, dan tidak ada pegawai dengan tingkat pendidikan D3 yang tidak tahu, tidak puas dan sangat tidak puas terhadap kepuasan kerja. Kelompok pegawai dengan tingkat pendidikan D3-S1menunjukkan bahwa terdapat 3.6 pegawai yang memiliki persepsi sangat puas, 21.9 pegawai yang memiliki persepsi puas, pegawai yang memiliki persepsi tidak tahu sebesar 2.1, pegawai yang memiliki persepsi tidak puas sebesar 2.6. dan tidak ada pegawai yang memiliki persepsi sangat tidak puas pada kelompok tingkat pendidikan D3- S1. Kelompok pegawai dengan tingkat pendidikan S2-S3 menunjukkan adanya pegawai yang memiliki persepsi sangat puas sebesar 2.1, pegawai yang memiliki persepsi puas sebesar 35.9, 3.6 pegawai memiliki persepsi tidak tahu dan 2.6 pegawai yang memiliki persepsi tidak puas. Untuk kelompok pegawai denga tingkat pendidikan S2-S3 tidak ada pegawai yang mempersepsikan sangat tidak puas. Tabel 21 Hubungan antara tingkat pendidikan dan kepuasan kerja pegawai Pendidikan Kepuasan Pegawai dalam STP TP TT P SP Total SD-SMA 0.5 1.6 2.6 17.7 3.1 25.5 D3-S1 - 2.6 2,1 21.9 3.6 30.3 S2-S3 - 2.6 3.6 35.9 2.1 44.2 Total 0,5 6,8 8,3 75,5 8,9 100 Hubungan antara tingkat pendidikan dan kepuasan kerja pegawai ditunjukkan oleh nilai signifikansi gamma sebesar 0,619 atau probabilitas di atas 0,05 0,619 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan pegawai dengan kepuasan kerja pegawai.

5.3.5 Hubungan antara Status Pegawai dan Kepuasan Kerja Pegawai

Berdasarkan hasil analisis crosstabs yang dilihat dari sebaran status pegawai terbagi menjadi staf administrasi dan staf edukatif dosen. Staf administrasi menunjukkan bahwa terdapat 6.2 memiliki persepsi sangat puas, 44.3 pegawai memiliki persepsi puas, 6.2 pegawai memiliki persepsi tidak tahu, ada 3.6 pegawai yang memiliki persepsi tidak puas dan terdapat 0.5 staf administrasi yang mempersepsikan sangat tidak puas. Kemudian untuk status pegawai dosen terdapat 2.6 dosen yang memiliki persepsi sangat puas, 31.2 dosen menyatakan puas, 2.1 dosen yang memiliki persepsi tidak tahu, serta 3.1 dosen menyatakan tidak puas. Untuk pegawai dengan status dosen tidak menunjukan persepsi sangat tidak puas. Tabel 22 Hubungan antara status pegawai dan kepuasan kerja pegawai Status Pegawai Kepuasan Pegawai dalam STP TP TT P SP Total Administrasi 0,5 3,6 6,2 44,3 6,2 60,9 Dosen 0,0 3,1 2,1 31,2 2,6 39,1 Total 0,5 6,8 8,3 75,5 8,9 100,0 Hubungan antara status pegawai dan kepuasan kerja pegawai menunjukkan nilai signifikansi gamma sebesar 0.999 atau probabilitas diatas 0,05 0,999 0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status pegawai dengan kepuasan kerja pegawai. Artinya bahwa kepuasan kerja pegawai tidak dipengaruhi oleh status pegawai baik itu Dosen maupun Staf administrasi. 5.4 Hubungan Indikator Variabel Motivator Factors dan Hygiene Factors terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

5.4.1 Hubungan Motivator Factors terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Variabel motivator factors terdiri dari indikator-indikator prestasi, penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan dan kesempatan untuk maju. Secara umum dari 7 indikator pada variabel motivator factors diketahui bahwa indikator tersebut memiliki hubungan yang berbeda-beda terhadap kepuasan kerja pegawai. Indikator pada variabel motivator factors yang memiliki hubungan yang paling kuat terhadap kepuasan kerja pegawai adalah kesempatan untuk maju. Hubungan antara indikator kesempatan untuk maju dengan kepuasan kerja pegawai memiliki nilai korelasi gamma sebesar 0.766 dan p-value sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan positif dan nyata pada taraf α = 0.05 antara indikator kesempatan untuk maju dengan kepuasan kerja pegawai. Hubungan ini memiliki makna bahwa semakin besar kesempatan untuk maju diperoleh oleh pegawai maka akan semakin besar kepuasan yang dirasakan oleh pegawai dalam bekerja. Kesempatan untuk maju yang diberikan dapat berupa pengembangan SDM dan jenjang karir yang jelas dengan beberapa indikasi yaitu instansi memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualifikasi pegawai melalui pendidikan dan pelatihan secara terstruktur dan terencana dengan baik, pendidikan dan pelatihan yang diberikan sesuai dengan bidang pekerjaan, instansi memberikan kesempatan pegawai untuk mengikuti kursus-kursus yang menunjang tugas pekerjaannya, dan instansi memberikan segala fasilitas yang diperlukan untuk pengembangan karir pegawai. Hubungan antara indikator pretasi dengan kepuasan kerja pegawai memiliki nilai korelasi gamma sebesar 0.722 dan p-value sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan positif dan nyata pada taraf α = 0.05 antara indikator prestasi dengan kepuasan kerja pegawai. Hubungan ini memiliki makna bahwa semakin besar prestasi yang akan dicapai oleh pegawai maka akan semakin besar kepuasan yang dirasakan oleh pegawai dalam bekerja. Penetapan Prestasi