Sikap Pegawai terhadap Ketidakpuasan Kerja

satu penghargaan yang sudah dilakukan UT adalah dalam hal promosi jabatan, dimana dosen terlibat dalam jabatan-jabatan struktural untuk pengembangan UT secara umum. Selain itu hasil karya dosen terhadap hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal-jurnal nasional maupun internasional merupakan salah satu bentuk pengakuan atas hasil karya dosen. Untuk staf administrasi, pekerjaan itu sendiri memiliki hubungan yang paling kuat diantara faktor lainnya. Staf administrasi di suatu institusi perguruan tinggi memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dengan dosen. Staf administrasi berperan dan memiliki fungsi sebagai front-line yang juga berhubungan langsung dengan mahasiswa mulai dari proses pendaftaran, memberikan informasi, mendengarkan serta memberi rekomendasi pemecahan masalah administrasi yang dihadapi mahasiswa sampai dengan urusan wisuda jika mahasiswa telah menamatkan studinya. Alma dan Hurriyati 2008 menyatakan bahwa staf bagian administrasi sebetulnya merupakan trade mark dari perguruan tinggi. Lancar atau tidaknya, ramah atau kasar pelayanan, senyum atau cemberut pegawai yang melayani mahasiswa atau masyarakat, akan sangat berkesan bagi yang menerima pelayanan. Sehingga hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya pekerjaan staf administrasi bagi kemajuan dan pengembangan UT. Hal yang dapat terus dilakukan dalam kaitannya dengan pekerjaan staf administrasi adalah bagaimana rutinitas tugas-tugas yang dilakukan menjadi menyenangkan dan tidak membosankan sehingga motivasi kerja bisa terus terjaga, yaitu dengan cara rotasi karyawan untuk ditempatkan diunit-unit yang lain. Dengan cara ini, maka karyawan dalam periode tertentu memiliki pekerjaan dan lingkungan yang berbeda, sehingga kejenuhan dalam pekerjaan dapat dihindari, dan penghargaan atas staf berprestasi.

5.8.2 Hygiene Factors

Hygiene factors adalah motivasi yang timbul dari luar sebagai akibat adanya rangsangan atau dorongan dari luar diri pegawai. Berdasarkan hasil analisis crosstabs yang dilakukan dalam penelitian ini, membuktikan bahwa terdapat hubungan antara hygiene factors dan kepuasan kerja pegawai yang menunjukkan adanya kecenderungan bahwa pegawai yang memiliki persepsi tidak setuju dengan hygiene factors umumnya memiliki respon tidak puas terhadap hygiene factors sebesar 1. Sedangkan pegawai yang memiliki persepsi tidak tahu terhadap hygiene factors umumnya memiliki persepsi sebesar 12.5 puas terhadap hygiene factors. Pegawai yang memiliki persepsi setuju terhadap hygiene factors umumnya memiliki persepsi puas terhadap hygiene factors sebesar 61.5, dan pegawai yang memiliki persepsi sangat setuju terhadap hygiene factors umumnya memiliki respon sangat puas terhadap hygiene factors sebesar 2.6. Berdasarkan hasil Analisis Regresi Berganda bahwa hygiene factors berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pegawai. Dan berdasarkan hasil uji korelasi Gamma terdapat hubungan yang nyata dan positif hygiene factors dengan kepuasan pegawai yang terlihat dari masing-masing indikator hygiene factors. Hygiene factors memiliki pengaruh terhadap kepuasan pegawai. Dengan demikian yang menjadi fokus perbaikan bagi UT dalam hygiene factors adalah gaji, kebijakan dan administrasi instansi, hubungan interpersonal, kondisi kerja dan supervisi. karena indikator gaji memiliki hubungan yang paling kuat diantara indikator yang lain maka manajemen UT harus dapat memelihara faktor gaji ini agar dapat menimbulkan kepuasan pegawai secara berkelanjutan, dan terus memelihara faktor ini agar dikemudian hari tidak menjadi dampak negatif yang menimbulkan ketidakpuasan pegawai. Dengan kata lain, suatu sistem imbalan baik itu gaji maupun penghasilan lainnya adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan para anggota organisasi yang pada gilirannya memungkinkan organisasi memperoleh, memelihara, dan mempekerjakan sejumlah orang yang dengan berbagai sikap dan perilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan organisasi. Secara umum, pegawai UT puas dengan penghasilan yang mereka dapatkan, dan indikator gaji ini adalah salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kepuasan kerja pegawai. Tetapi perlu digaris bawahi adanya indikasi bahwa salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya ketidakpuasan terhadap faktor gaji berasal dari tunjangan kinerja. Tunjangan kinerja yang adil dan sesuai dengan kinerja aktual merupakan harapan pegawai. Tetapi terkadang harapan tidak sesuai dengan kenyataan dimana tunjangan kinerja yang diberikan