Hygiene Factors Implikasi Manajerial .1

Hygiene factors jika dikelompokkan kedalam status pegawai, maka faktor gaji memiliki hubungan yang paling kuat pada dosen, sementara hubungan interpersonal memiliki pengaruh yang paling kuat pada staf administrasi. Hal ini sejalan dengan kenyataan yang ada bahwa dosen memiliki komposisi tunjangan yang lebih besar dari staf administrasi, dan banyak pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dosen tetapi tidak dilakukan staf administrasi. Sehingga implikasi manajerial yang dapat dilakukan adalah mempertahankan faktor-faktor yang berhubungan dengan penghasilan yang didapat staf edukatif dengan lebih mengkaryakan dosen untuk dilibatkan dalam berbagai kegiatan. Untuk staf administrasi, hubungan interpersonal memiliki hubungan yang paling kuat diantara faktor yang lain, hal ini terlihat dari budaya kerja yang terbentuk, dimana adanya kekompakan staf administrasi dalam melakukan rutinitas pekerjaannya melalui dukungan dari teman, atasan maupun bantuan yang diberikan jika sedang mengalami kesulitan dalam bekerja, berbagai kegiatan-kegiatan yang sukses diselengarakan dan penyaluran hobby staf administrasi seperti pembentukan kelompok band, paduan suara, dan penyelenggaraan pentas seni lainnya, serta adanya aktifitas-aktifitas sosial lainnya seperti acara arisan, penggalangan dana sosial dan lain-lain menunjukkan bagaimana hubungan itu terbina dengan baik. Implikasi manajerial yang dapat dilakukan bagi staf administrasi adalah melakukan berbagai kegiatan baik yang dikoordinasikan oleh manajemen UT maupun inisiatif staf administrasi sendiri agar terus memelihara hubungan interpersonal yang ada, diantaranya adalah menjaga kebersamaan sebagai anggota tim melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan UT maupun kegiatan yang diselenggarakan secara pribadi oleh staf administrasi, saling membantu dan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktifitas pekerjaan, atasan tidak menganggap bawahanstaf administrasi sebagai pesuruh melainkan perlakukan sebagai rekan kerja, saling keterbukaan dalam hubungan kerja, saling pengertian antara atasan dan pegawai, pimpinan berusaha menyelami pribadi pegawai secara kekeluargaan, serta rekreasi bersama seluruh staf retreat.

5.8.3 Faktor Demografi

Berdasarkan hasil analisis crosstabs yang dilakukan pada penelitian ini untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara faktor demografi yang terdiri dari jenis kelamin, usia, masa kerja, pendidikan dan status pegawai terhadap kepuasan kerja pegawai, membuktikan bahwa faktor-faktor demografi tersebut tidak berhubungan dengan kepuasan kerja pegawai. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Herzberg bahwa faktor demografi tidak selalu terkaitberhubungan dengan kepuasan kerja pegawai Schroder, 2008. Penelitian yang dilakukan oleh Greeberg Baron pada tahun 2003, yang menghasilkan temuan bahwa pegawai tua akan lebih merasakan kepuasan daripada pegawai yang muda, orang yang lebih berpengalaman lebih puas daripada yang tidak berpengalaman, dan pria lebih puas daripada wanita. Hasibuan 2011 menyatakan bahwa umur pegawai mempengaruhi kepuasan kerja. Pegawai yang masih muda, tuntutan kepuasan kerjanya tinggi, sedangkan pegawai tua tuntutan kepuasan kerjanya rendah. Hal ini yang dapat menjadi pertimbangan UT agar tetap menjadikan faktor demografi sebagai perhatian dalam membentuk kepuasan kerja pegawai, walaupun hasil penelitian ini tidak menemukan adanya hubungan antara faktor demografi dan kepuasan kerja pegawai UT, dalam waktu yang berbeda hasil penelitian ini bisa saja berbeda, diwaktu yang berbeda tidak menutup kemungkinan faktor demografi berhubungan dengan kepuasan kerja pegawai UT, sehingga dirasakan penting untuk tetap mempertimbangkan faktor demografi ini mengingat banyaknya penelitian maupun literatur-literatur yang ada menghasilkan suatu temuan bahwa faktor demografi berhubungan dengan kepuasan kerja. Selain untuk melihat keterkaitan antara karakeristik pegawai dan tingkat kepuasannya, faktor demografi juga dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan SDM, Peluang promosi, perencanaan SDM, untuk melihat standar kemampuan SDM dan lain- lain.

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut di atas, maka secara umum dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Tingkat kepuasan kerja pegawai menunjukkan bahwa baik dosen maupun staf administrasi memiliki persepsi puas terhadap faktor-faktor motivasi yang sudah terbangun saat ini dan faktor demografi tidak berhubungan terhadap kepuasan kerja pegawai UT. 2. Motivator factors berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Bahwa semakin tinggi motivator factors pegawai, maka kepuasan pegawai akan semakin tinggi. Terdapat hubungan yang nyata dan positif antara motivator factors dan kepuasan kerja pegawai dengan korelasi tertinggi pada faktor kesempatan untuk maju. 3. Hygiene factors memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai UT. Bahwa semakin tinggi hygiene factors pegawai, maka kepuasan pegawai akan semakin tinggi. Terdapat hubungan yang nyata dan positif antara hygiene factors dan kepuasan kerja pegawai dengan korelasi tertinggi pada faktor Gaji 4. Pengaruh Herzberg Two Factors Motivation Theory yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di UT adalah motivators factors.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka secara umum dapat direkomendasikan kepada Universitas Terbuka untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut : 1. Tingkat kepuasan kerja pegawai menunjukkan bahwa baik dosen maupun staf administrasi memiliki persepsi puas terhadap faktor-faktor motivasi yang sudah terbangun saat ini sehingga dapat menjadi perhatian UT untuk memelihara dan menjaga faktor-faktor motivasi yang menimbulkan kepuasan kerja pegawai, karena dengan memelihara kepuasan ini dapat menjadi sarana bagi UT dalam rangka menciptakan produktivitas kerja yang tinggi, kedisiplinan dalam absensi dan meningkatkan loyalitas terhadap UT. Faktor-faktor demografi pada saat penelitian ini dilakukan tidak berhubungan terhadap kepuasan kerja pegawai UT, tetapi dimungkinkan diwaktu lain dapat berhubungan positif, sehingga bukan berarti diabaikan begitu saja, tetapi harus juga mendapat perhatian, sehingga dapat dilakukan penelitian lanjutan. Hal ini penting karena dibanyak perusahaan dan dinegara-negara lain hasil riset membuktikan bahwa faktor demografi berhubungan dengan kepuasan kerja. Misalnya saja faktor usia, dimana karyawan yang masih muda tuntutan kepuasan kerjanya tinggi sedangkan karyawan tua tuntutan kepuasan kerjanya relatif rendah. 2. Bahwa motivator factors berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Mengingat motivator factors adalah sesuatu yang menimbulkan ketidakpuasan kerja yang sifatnya dari dalam diri karyawan, sehingga sangat penting untuk memelihara faktor ini, dengan fokus utama pada faktor kesempatan untuk maju. Semakin besar kesempatan untuk maju diperoleh oleh pegawai maka akan semakin besar kepuasan yang dirasakan oleh pegawai dalam bekerja. Kesempatan untuk maju yang diberikan dapat berupa pengembangan SDM dan jenjang karir yang jelas dengan beberapa indikasi yaitu instansi memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualifikasi pegawai melalui pendidikan dan pelatihan secara terstruktur dan terencana dengan baik, pendidikan dan pelatihan yang diberikan sesuai dengan bidang pekerjaan, instansi memberikan kesempatan pegawai untuk mengikuti kursus-kursus yang menunjang tugas pekerjaannya, serta memberikan fasilitas yang diperlukan untuk pengembangan karir pegawai. 3. Hygiene Factors memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai UT, dimana gaji merupakan faktor yang memiliki hubungan yang relatif kuat terhadap kepuasan kerja pegawai. Oleh karena itu hal-hal yang berkaitan dengan gaji seperti penghasilan yang diterima sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, tunjangan kinerja yang sesuai dengan kinerja, dan fokus perhatian pada besarnya tunjangan kinerja yang dirasakan sama dengan pegawai lain diharapkan menjadi perhatian utama dalam pemeliharaan hygiene faktor ini karena hal ini bisa menimbulkan rasa ketidakpuasan pegawai jika pegawai merasa ada rasa ketidak adilan dalam tunjangan kinerja. 4. Pengaruh Herzberg Two Factors Motivation Theory yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di UT adalah motivators factors. Hasil penelitian menyatakan bahwa perusahaan –perusahaan yang majuberhasil adalah perusahaan yang lebih mengutamakan motivator factors daripada hygiene factors. Agar UT tetap bisa tetap mempertahankan prestasi yang telah diraihnya, motivator factors harus dijaga secara berkesinambungan, tanpa mengabaikan hygiene factors.