Analisis Regresi Linear Berganda Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

61 b. Uji heteroskedastisitas secara statistik Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji glesjer yaitu dengan tujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residualsatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang signifikan pada tingkat kekeliruan dibawah 5, mengindikasikan adanya gejala heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan di atas 5, mengindentifikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas.

G. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda Sigunakan untuk meramalkan pengaruh dua atau lebih variabel prediktor variabel bebas terhadap satu variabel kriterium variabel terikat atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas X atau lebih dengan sebuah variabel terikat Y. Y = a + b 1 X b 1 + b 2 X 2 + b 3 X b 3 + e Keterangan : Y : Kepuasan pelanggan a : Konstanta b1, b2, b3 : Koefisien regresi linier masing-masing variabel X1 : Kualitas Pelayanan X2 : Harga X3 : Lokasi 62 e : Standar kesalahan

H. Uji Hipotesis

1. Uji t Hitung dengan Uji Parsial

Uji Statistik t Pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2009:88. Rumus uji t sebagai berikut : T uji = r √n-2 √1-r 2 keterangan : t uji : t hitung r : koefisien korelasi n : Jumlah sample n-2 : derajat kebebasan Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak two tails ini berlaku ketentuan, bahwa bila harga t hitung, berada pada daerah penerimaan H O atau terletak diantara harga table, maka H O diterima dan H a di Tolak. Dengan demikian bila harg a t hitung lebih kecil atau sama dengan ≤ dari harga table maka H O di terima. Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat + atau - nya Sugiyono,2010:7. Menurut Duwi Priyanto 2010 : 69, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1 H O : β 1 = 0 63 Jika nilai Probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H O diterima atau H a ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 2 H a : β 1 ≠ 0 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H O ditolak atau H a diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

2. Uji F

Hitung Uji simultan Menurut Ghozali 2012:98, uji statistic F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung besar daripada nilai F table, maka kita menerima hipotesis alternative yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen Ghozali,2012. rumus uji f : F = R 2 N – m – 1 m 1 – R 2 Keterangan : N : Jumlah subjek 64 m : Jumlah Variabel predictor Menurut Duwi Priyatno,2010, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1 H O : β 1 = Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H O diterima atau H a ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadp variabel dependen atau terikat. 2 H a : β 1 ≠ 0 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H O ditolak atau H a diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

I. Koefisien Derminasi R

2 Koefisien determinasi Adjusted R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen dan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya yang dilihat melalui Adjusted R Square karena variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini lebih dari dua. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary b dan tertulis Adjusted R Square. Nilai R 2 sebesar 1, berarti pengaruh variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan pengaruh variabel dependen. Jika 65 nilai Adjusted R 2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan pengaruh variabel dependen Ghozali, 2009:87. J. Operasional Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari 4 Variabel indepenen X, yaitu: Shopping Lifestyle X1 , Store Atmosphere X2, dan Hedonic Shopping Value X3 , Sebaliknya, Variabel dependen Y hanya satu variabel yaitu Perilaku Pembelian Impulsif. Variabel-variabel serta indikator penelitian ini dapat dilihat dalam table dibawah ini : Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Penelitian No. Variabel Sub Variabel Indikator Skala 1. Shopping Lifestyle X1 Zablocki dan Kanter, 1976 dalam Edwin J dan Sugiharto 2010 Sikap terhadap merek 1. Merek terkenal 2. Merek terbaik dan berkualitas 3. Merek lain dengan produk yang sama sperti yang dibeli 4. Merek yang biasa dibeli O R D I N A L Pengaruh iklan 5. Menanggapi untuk membeli setiap tawaran iklan mengenai produk Kepribadian 6. Membeli model terbaru ketika melihatnya 2. Store Atmosphere X2 Berman dan Evans 2010: 509 Exterior bagian depan toko 1. Eksterior fisik termasuk tanda, pintu masuk, jendela, lampu, dan bahan kontruksi 2. Penampilan papan nama terlihat jelas 3. Pintu masuk toko 66 memudahkan keluar masuk 4. Keunikan tidak tampak kekurangan O R D I N A L Interior bagian dalam toko 5. Lantai dapat berupa semen, kayu, linoleum, dan karpet 6. Pencahayaan dan suhu toko nyaman 7. Aroma dan suara mempengaruhi suasana hati 8. Perlengkapan toko sesuai kegunaan dan ekstetika dari sebuah toko 9. Teksture dinding dapat mengangkat citra toko 10. Suhu toko dapat membuat nyaman 11. Lebar ruangan menciptakan suasana yang lebih baik 12. Personil toko ramah 13. Harga yang ditampilkan adalah bagian penting dari atmosfer 14. Kebersihan toko baik Store layout tata letak toko 15. Pengelompokan produk memudahkan pembelian 16. Pemetaan ruangan toko nyaman 17. Penataan produk individu diataur berdasarkan ukuran produk, harga, warna, merek tingkat layanan, dan minat 67 Interior Point of purchase display penamilan interior 18. Pengaturan tema atau tampilan toko membuat belanja menjadi lebih menyengkan 19. Produk tersusun rapi 20. Informasi produk tertera jelas 3. Hedonic Shopping Value X3 Babin et al 1994 dalam Eren dan Hacioglu 2012 Enjoyable 1. Menghilangkan stres 2. Mengurangi mood negatif 3. Menyenangkan diri sendiri O R D I N A L Adventure 4. Pendorong semangat 5. Berpetualang 6. Merasakan dunia yang berbeda 4. Perilaku pembelian impulsif Y1 Delbert Hawkins 2004 Pembelian impulsif pure impulse buying 1. Pembelian langsung kepada merek tertentu 2. Pembelian secara cepat akan kebutuhan O R D I N A L Pembelian impulsif karena penglaman masa lalu reminder impulse buying 3. Membutuhkan barang ketika didalam toko 4. Pembelian atas dasar pengalaman sebelumnya Pembelian impulsif karena sugesti Suggestion Impulse buying 5. Membutuhkan informasi tentang pengetahuan produk baru 6. Pembelian dipengaruhi oleh penjualan atau teman saat belanja. Pembelian impulsif karena situasi tertentu planned impulse 7. Pembelian setalah melihat dan mengetahui kondisi 68 buying Pembelian impulsif barang pengganti subtitution impulse buying 8. Pembelian karena produk yang diinginkan habis 9. Membeli jenis produk yang sama tetapi berebda mereka aau ukuran. 69 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Nama AEON Mall berasal dari Jepang, di Jepang sendiri AEON Mall sudah sangat melegenda terbukti sejak perusahaan didirikan tahun 1911 banyak melebarkan sayap di beberapa negara Asia, seperti China, India, Vietnam, Malaysia dan sekarang berada di Indonesia pada bulan Mei 2015 yang lalu. AEON Mall merupakan mal dengan konsep Jepang pertama yang hadir di Indonesia. Di negara aslinya, Jepang, AEON merupakan salah satu pusat perbelanjaan populer dan terbesar. AEON sudah mendirikan 141 mal atau 23 dari seluruh pusat perbelanjaan yang ada di sana Prastyo, 2012. AEON terdiri dari 300 perusahaan yang terlibat, terutama dalam bisnis ritel serta jasa keuangan, pengembangan pusat perbelanjaan, layanan, dan bisnis lainnya. Melalu organik menguhubungkan beragam bisnis untuk menciptakan efek sinergi yang kuat, AEON terus menghadapi tantangan untuk inovasi dan bertujuan untuk pertumbuhan lebih lanjut. Sebelumnya, sudah terlebih dahulu sukses di Indonesia AEON Credit Service Corporation Ltd melalui anak usahanya PT AEON Credit Service Indonesia pada tahun 2006, layanan kredit melalui PT AEON Credit Service Indonesia sangat berkembang dengan baik, terutama dapat membantu konsumen Indonesia untuk membeli produk-produk yang diinginkan di Giant, Carrefour, Hypermart. 70 Soichi Okazaki, CEO AEON Mall mengatakan, mal yang berdiri di atas lahan 10 hektar ini memiliki luas bangunan 125.000 m2 dan mampu menampung sekitar 190 tenant. AEON Mall BSD City, imbuh Okazaki, dibangun di bawah PT AMSL Indonesia. Dalam perusahaan ini, AEON Mall menguasai 67 saham, sementara Sinar Mas Land hanya 33 Erawan, 2013. AEON Mall adalah pengembang spesialis pusat perbelanjaan yang mengoperasikan lebih dari 200 pusat perbelanjaan di Jepang atau sekitar 60. AEON Group saat ini beroperasi di 12 negara, yaitu Jepang, Cina, Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, Filipina, India, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia, AEON Mall mendirikan bisnisnya melalui PT AEON Mall Indonesia yang mulai beroperasi pada Oktober 2012 Erawan, 2013. Kata AEON memiliki asal- usul dalam bahasa latin yang berarti “keabadian”. Keyakinan dan keinginan pelanggan adalah inti filosofi perusahaan. Di AEON, misi sebagai sebuah kelompok perusahaan adalah mendapatkan keuntungan pelanggan. Prinsip dasar AEON adalah sebagai berikut: 1. “Peace” AEON adalah kelompok perusahaan yang kegiatan usahanya berdedikasi untuk perdamaian melalui kesejahteraan. 2. “People” AEON adalah kelompok perusahaan yang menghormati martabat manusia dan nilai suatu hubungan. 3. “Community” AEON adalah kelompok perusahaan yang berakar dalam kehidupan masyarakat setempat dan didedikasikan untuk membuat kontribusi yang terus kepada masyarakat. 71

B. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden

Dokumen yang terkait

Pengaruh Fashion Involvement dan In-Store Shopping Environment terhadap Pembelian Impulsif

0 17 132

THE INFLUENCE OF SHOPPING ENVIRONMENT RESPONSES, SHOPPING LIFESTYLE, IN-STORE PROMOTION AND SERVICE QUALITY TOWARD IMPULSE BUYING (Study at Chandra Departement Store Tanjung Karang) PENGARUH RESPON LINGKUNGAN BELANJA, SHOPPING LIFESTYLE, IN-STORE PROMOTIO

5 54 85

Analisis Pengaruh Promosi Penjualan dan Store Atmosphere terhadap Shopping Emotion dan Dampaknya terhadap Impulse Buying

1 8 152

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Perilaku Hedonic Shopping, Display Product, Price Discount, Dan Positive Emotion Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif (Survei Di Centro Departement Store Solo Paragon).

0 4 11

DAFTAR PUSTAKA Analisis Pengaruh Perilaku Hedonic Shopping, Display Product, Price Discount, Dan Positive Emotion Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif (Survei Di Centro Departement Store Solo Paragon).

0 2 4

Analisa Pengaruh Hedonic Shopping Value dan Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying pada Mall Paris Van Java.

5 25 25

PERANAN HEDONIC SHOPPING VALUE DAN FASHION INVOLVEMENT TERHADAP PERILAKU IMPULSE BUYING DI MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA.

3 26 81

Kata kunci—hedonic shopping value, store atmosphere, impulsive buying, deskriptif analisis

0 2 12

PERANAN HEDONIC SHOPPING VALUE DAN FASHION INVOLVEMENT TERHADAP PERILAKU IMPULSE BUYING DI MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA SKRIPSI

0 0 12

Pengaruh Shopping Lifestyle, Hedonic Shopping Value dan Impulse Buying Behavior Konsumen Celcius Plaza Surabaya - UWKS - Library

0 0 15