16 Pendapat lain disampaikan Winkel 1996:482, prestasi belajar yang
diberikan oleh siswa, berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya sesuai dengan tujuan instruksional, menampakkan hasil belajar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001:895, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dari beberapa pendapat tentang prestasi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses
belajar mengajar yang ditunjukkan dengan angka nilai tes yang diberikan oleh guru.
4. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menginformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai Nur dalam Trianto, 2007:13.
Menurut Kerka dan Sandra 1997: 181, pendekatan yang berkembang dari pembelajaran konstruktivisme adalah bahwa pembelajaran yang terbaik
dicapai dengan menggunakan pendekatan pada hasil tangan sendiri. Peserta didik belajar dengan eksperimen dan guru tidak memberi tahu apa yang akan terjadi.
Mereka harus menemukan hasilnya secara mandiri dan mampu membuat kesimpulan http:en.wikipedia.orgwikiconstruktivism.
17 Adapun teori–teori belajar konstruktivisme yang berpengaruh besar dalam
pendidikan sain dan matematika adalah:
a. Teori Perubahan Konsep
Carey dalam Paul Suparno 1997:51-52, menguraikan adanya dua perubahan konsep, yaitu perubahan yang kuat dan perubahan yang lemah.
Peruahan konsep yang kuat terjadi bila seseorang mengadakan akomodasi terhadap konsep yang telah ia punyai ketika berhadapan dengan fenomena yang
baru. Sedangkan perubahan yang lemah terjadi bila orang tersebut hanya mengadakan asimilasi skema yang lama ketika berhadapan dengan fenomena
yang baru. Dengan dua perubahan itu pengetahuan manusia berkembang dan berubah. Untuk memungkinkan perubahan tersebut, diperlukan situasi anomali,
yakni suatu keadaan yang menciptakan ketidakseimbangan dalam pikiran manusia atau yang menantang seseorang berpikir.
b. Teori Belajar Bermakna Ausubel
Menurut Ausubel 1978 dalam Paul Suparno 1997:53-54, ada dua jenis belajar, yaitu belajar bermakna dan belajar menghafal. Belajar bermakna terjadi
bila siswa mengasimilasikan apa yang ia pelajari dengan pengetahuan yang telah ia punyai sebelumnya. Dalam proses ini pengetahuan seseorang selalu diperbarui
dan dikembangkan lewat fenomena-fenomena dan pengalaman yang baru.
c. Teori Skema
Menurut teori skema Jonassen 1993 dalam Paul Suparno 1997:55, setiap orang dalam pikirannya mempunyai macam-macam skema mengenai
macam-macam hal.Teori skema lebih menunjukkan bahwa pengetahuan kita itu
18 tersusun dalam suatu skema yang terletak dalam ingatan kita. Dalam belajar, kita
dapat menambah dan mengubah skema yang ada sehingga dapat menjadi lebih
luas dan berkembang.
5. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif