84 signifikansi interaksi kedua variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat.
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan dengan ukuran sel tak sama dan hasilnya disajikan pada Tabel 4.10, sedangkan
perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 42.
Tabel 4.10. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sumber
JK dk
RK F
obs
Fα p
Model Pembelajaran A 1202,2784
1 1202,2784 16,9876 3,84 0,05
Kreativitas Siswa B 10778,7205
2 5389,3603 76,1492 3,00 0,05
Interaksi AB 10686,8303
2 349,6939
4,9410 3,00 0,05 Galat G
10686,8303 151 70,7737
- -
- Total
23367,2171 156 -
- -
-
Dari tabel di atas tampak bahwa semua nilai F
obs
Fα, sehingga diperoleh keputusan uji H
0A
ditolak, H
0B
ditolak dan H
0AB
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI mempunyai prestasi yang berbeda.
b. Ketiga kategori kreativitas siswa tidak memberikan efek yang sama
terhadap prestasi belajar. c.
Terdapat interaksi antara pemberian model pembelajaran dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar.
2. Uji Komparasi Ganda
Dari kesimpulan analisis variansi dua jalan dengan ukuran sel tak sama di atas menunjukkan bahwa H
0A
ditolak, H
0B
ditolak dan H
0AB
ditolak, sehingga
85 perlu dicari efek signifikan uji rataan dengan uji komparasi ganda atau uji lanjut
pasca anava.Teknik yang digunakan dalam uji komparasi ganda adalah dengan metode Scheffe’.
Untuk melakukan komparasi ganda, dicari terlebih dahulu rataan masing- masing sel dan rataan marginal, yang hasilnya tampak pada Tabel 4.11.berikut:
Tabel 4.11. Rataan Masing-masing Sel dan Rataan Marginal Kreativitas Siswa
Model Pembelajaran
Tinggi Sedang Rendah
Rataan Marginal
STAD 79,28
71,79 63,49
72,14 GI
90,87 74,41
66,00 76,54
Rataan Marginal
84,51 73,16
64,82
a. Uji Komparasi Rataan Antar Baris
Dari hasil uji anava H
0A
ditolak, ini berarti bahwa siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa-siswa
yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI mempunyai prestasi belajar yang berbeda.
Dalam penelitian ini, karena variabel model pembelajaran hanya mempunyai dua nilai yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe
GI, maka tidak perlu dilakukan komparasi rataan antar baris pasca anava. Untuk mengetahui model pembelajaran mana yang dapat memberikan prestasi
belajar lebih baik, cukup melihat rataan marginalnya. Dari rataan marginal pada Tabel 4.11, yang menunjukkan bahwa rataan siswa-siswa yang diberi
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi daripada
86 rataan siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran tipe GI lebih baik prestasi belajarnya
dibandingkan dengan siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Uji Komparasi Rataan Antar Kolom
Dari hasil uji anava H
0B
ditolak, ini berarti ketiga kategori kreativitas siswa tidak memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar.
Dalam penelitian, karena variabel kreativitas siswa mempunyai tiga nilai tinggi, sedang, dan rendah, maka komparasi rataan antar kolom pasca anava
untuk melihat manakah yang secara signifikan mempunyai rataan yang berbeda. Diadakan uji lanjut untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata setiap
pasangan kolom kreativitas tinggi, sedang, dan rendah. Rangkuman komparasi rataan antar kolom disajikan pada Tabel 4.12, sedangkan perhitungan
selengkapnya disajikan pada Lampiran 43.
Tabel 4.12. Rangkuman Komparasi Rataan Antar Kolom H
F
obs
2F
0,05;2,151
p Keputusan Uji
3 .
2 .
3 .
1 .
2 .
1 .
m m
m m
m m
= =
=
49,7544 133,9410
25,7150
6,00 6,00
6,00 0,05
0,05 0,05
H ditolak
H ditolak
H ditolak
Dari tabel di atas tampak bahwa semua H ditolak, ini berarti terdapat
perbedaan rerata secara signifikan setiap pasangan kolom kreativitas tinggi,
87 sedang, dan rendah. Dari rataan marginal pada Tabel 4.11, dapat disimpulkan
sebagai berikut: 1. Rataan yang diperoleh dari siswa-siswa yang mempunyai kreativitas tinggi
berbeda secara signifikan dengan rataan yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kreativitas sedang. Karena rataan siswa-siswa yang
mempunyai kreativitas tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan rataan siswa-siswa yang mempunyai kreativitas sedang, maka diperoleh
kesimpulan bahwa siswa-siswa yang mempunyai kreativitas tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa-siswa yang
mempunyai kreativitas sedang. 2.
Rataan yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kreativitas tinggi berbeda secara signifikan dengan rataan yang diperoleh siswa-siswa yang
mempunyai kreativitas rendah. Karena rataan siswa-siswa yang mempunyai kreativitas tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan rataan
siswa-siswa yang mempunyai kreativitas rendah , maka diperoleh kesimpulan bahwa siswa-siswa yang mempunyai kreativitas tinggi lebih
baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa-siswa yang mempunyai kreativitas rendah.
3. Rataan yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kreativitas sedang
berbeda secara signifikan dengan rataan yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kreativitas rendah. Karena rataan siswa-siswa yang
mempunyai kreativitas sedang lebih tinggi dibandingkan dengan rataan siswa-siswa yang mempunyai kreativitas rendah, maka diperoleh
88 kesimpulan bahwa siswa-siswa yang mempunyai kreativitas sedang lebih
baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa-siswa yang mempunyai kreativitas rendah.
c. Uji Komparasi Rataan Antar Sel
Dari hasil uji anava H
0AB
ditolak, ini berarti terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar. Untuk melihat
manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, perlu dilakukan komparasi rataan antar sel pada baris atau kolom yang sama. Rangkuman komparasi rataan
antar sel disajikan pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Rangkuman Komparasi Rataan Antar Sel H
F
obs
5F
0,05;5,151
p Keputusan Uji
13 12
13 11
12 11
m m
m m
m m
= =
= 11,1217
43,4479 11,1217
11,0500 11,0500
11,0500 0,05
0,05 0,05
H ditolak
H ditolak
H ditolak
23 22
23 21
22 21
m m
m m
m m
= =
= 50,5628
104,7009 13,8253
11,0500 11,0500
11,0500 0,05
0,05 0,05
H ditolak
H ditolak
H ditolak
23 13
22 12
21 11
m m
m m
m m
= =
= 23,4425
1,5345 0,6598
11,0500 11,0500
11,0500 0,05
0,05 0,05
H ditolak
H tidak ditolak
H tidak ditolak
Dari tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Untuk siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, masing-masing tingkatan kreativitas yang berbeda mendapatkan rataan prestasi yang berbeda. Dengan melihat
89 rataan masing-masing sel pada Tabel 4.11. disimpulkan bahwa pada
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, mereka yang mempunyai kreativitas tinggi lebih baik prestasinya dibandingkan
dengan mereka yang mempunyai kreativitas sedang, dan mereka yang mempunyai kreativitas sedang lebih baik prestasinya dibandingkan mereka
yang mempunyai kreativitas rendah. b. Untuk siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe GI, masing-masing tingkatan kreativitas yang berbeda mendapatkan rataan prestasi yang berbeda. Dengan melihat rataan masing-
masing sel pada Tabel 4.11, dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI, mereka yang mempunyai
kreativitas tinggi lebih baik prestasinya dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kreativitas sedang, dan mereka yang mempunyai kreativitas
sedang lebih baik prestasinya dibandingkan mereka yang mempunyai kreativitas rendah.
c. Untuk siswa-siswa yang mempunyai kreativitas tinggi, mereka yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik
prestasinya dibandingkan dengan mereka yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Di sisi lain, siswa-siswa yang
mempunyai kreativitas sedang dan siswa-siswa yang mempunyai kreativitas rendah, mereka yang diberi pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan mereka yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI mendapatkan prestasi yang
90 sama. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran
kooperatif tipe GI berbeda hasilnya jika dikenakan pada anak yang mempunyai kreativitas tinggi atau model pembelajaran kooperatif tipe GI
lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD hanya apabila diberikan mereka yang mempunyai kreativitas tinggi.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data a. Hipotesis Pertama